20°

1.7K 246 4
                                    


Tolong jangan tanyakan alasan mengapa Sunghoon memberikan tawaran itu pada adik kelasnya, Jungwon. Karena Sunghoon sendiri tidak tahu. Ia tidak tahu mengapa memberikan penawaran itu. Semuanya tiba-tiba saja mengalir karena merasa tidak tega melihat Jungwon dicurangi begitu saja, apalagi setelah mendengar cerita anak itu.

Namun, sesuai dugaannya. Jungwon menolak. Sunghoon sudah tahu kemungkinan jawaban yang akan Jungwon berikan. Adik kelasnya itu sudah jelas pasti akan menolak. Ia bahkan masih ingat jawaban yang diberikan Jungwon.

"Makasih ya Kak buat tawarannya. Tapi aku enggak bakal nerima. Kakak semangat lombanya."

Ya sudah, Sunghoon juga tidak mau memaksa. Setidaknya ia sudah memberikan bantuan supaya anak itu bisa mengikuti lombanya. Karena hari ini, sudah hari ketiga festival itu dilaksanakan. Cabang olahraga yang diikutinya akan dilaksanakan hari ini dengan beberapa cabor lainnya.

"Kapan kamu turun ke arenanya, Kak?" tanya Irene.

Sesuai permintaan yang diinginkan Sunghoon, kini satu keluarga itu ada di sini untuk menonton dirinya. Suho dan Irene duduk di tempat VIP, begitupun Jungkook, kakaknya.

"Dua peserta lagi, Ma. Habis itu aku," jawab Sunghoon.

Laki-laki itu tengah merapihkan pakaiannya yang sedikit kusut. Tampilannya dibuat seperti pangeran hingga membuat kesan tampannya bertambah.

Gedung arena skating yang dipakai untuk cabang olahraga ice skating itu tampak sangat dipadati oleh banyak orang. Para peserta beserta pendampingnya, belum lagi suporter-suporter yang ikut memeriahkan acara.

Satu orang yang berada di arena sudah selesai, itu artinya Sunghoon harus segera bersiap. Karena setelah satu peserta yang kini mulai memasuki arena, saatnya ia yang masuk ke sana.

"Semangat. Jangan lupa berdoa," ucap Suho seraya memberikan tepukan ringan pada pundak anaknya.

Irene melakukan hal yang sama. Sebagai ibu, tak lupa ia memberikan beberapa kecupan ringan di kening anaknya. "Anak Mama, semangat ya, Bungsu."

Sunghoon mengangguk lalu beralih pada kakaknya. Laki-laki yang ia panggil abang itu langsung membawa tubuhnya ke dalam pelukan. Diikuti tepukan ringan ala saudara pada punggungnya.

"Jangan malu-maluin gue. Awas aja lo," ancam Jungkook.

Sunghoon terkekeh, ia tahu kakaknya itu hanya bercanda. "Kalau gue menang, kasih gue apartemen pokoknya."

"Oke, call."

Setelah itu, Sunghoon segera berjalan ke bawah guna mendekati arena. Sesampainya di sana, ia bisa melihat tiga orang yang sangat disayanginya itu bersorak memberikan semangat untuk dirinya.

Ini hal yang ia suka, keluarganya itu benar-benar selalu menuruti keinginannya.

Tak lama kemudian, namanya dipanggil. Sunghoon segera masuk ke arena dan mulai melakukan gerakan-gerakan kecil untuk awalan dan sebagai pemanasan. Semakin lama, gerak tubuhnya semakin cepat. Kakinya berayun bergesekan dengan lantai arena pun tubuhnya bergerak mengikuti iringan lagu yang menemaninya.

Sunghoon menguasai arena itu dengan sempurna, dengan luar biasa dan terlihat seperti biasanya. Hingga akhir lagu, ia membungkukkan badan sebagai ucapan terima kasih dan pertanda ia sudah selesai.

"PARK SUNGHOON!"

"PARK SUNGHOON!"

"PARK SUNGHOON!"

Suara sorakan dan riuhan tepuk tangan terdengar menggema di gedung arena yang luas. Sunghoon tersenyum lebar, ia senang di akhir lombanya, banyak orang yang mendukung dirinya.

180° • Sungwon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang