24°

1.6K 235 12
                                    


Sejak pertemuan itu, Jungwon dan Sunghoon menjadi semakin dekat. Entah itu di sekolah maupun di panti. Ya, di panti. Karena Sunghoon sudah menceritakan bagaimana ia bisa tahu ibu panti dan berakhir dirinya yang sering datang ke sana.

Jungwon jelas terkejut begitu mengetahui bahwa Sunghoon merupakan anak dari donatur terbesar di pantinya. Selama bertahun-tahun di sana, jujur saja Jungwon baru mengetahuinya. Karena ya memang hal seperti itu cukup orang-orang tertentu saja yang tahu.

Jungwon sudah kembali sehat, raganya sudah mulai kuat. Ia menjadi lebih sering tertawa dan terlihat bahagia karena merasa punya teman. Sebab, di sekolah pun tidak ada yang mau berteman dengannya, ada Haruto saja itu juga mereka tidak terlalu dekat.

"Won, anak kecil yang itu tuh umur berapa?" tanya seseorang.

Kim Sunoo, teman satu kelasnya itu mendadak dekat dengannya juga karena terbawa oleh Sunghoon. Rupanya, orang tua Sunghoon dan Sunoo rekan bisnis dan berteman dekat, itu lah mengapa mereka saling mengenal dan terlihat cukup akrab.

"Umur enam tahun. Dia itu baru dateng seminggu yang lalu, dianterin sama orang tuanya. Anaknya polos dan cuman ngangguk-ngangguk aja pas bilang orang tuanya mau pergi kerja."

Saat ini mereka tengah duduk di halaman samping panti. Sekolah kebetulan memberikan libur setelah memboyong banyak sekali piala di festival olahraga kemarin. Mereka melihat bagaimana anak-anak panti yang tidak sekolah sedang bermain.

"Kamu di sini dari umur berapa?" tanya Sunoo.

"Dari bayi."

Sunoo menoleh begitu mendengar jawaban yang diberikan Jungwon. "Dari bayi? Yang bener aja!" serunya tidak percaya.

"Masa aku bohong?" Jungwon tersenyum kecil.

"Orang tua kamu ...." Nafas Sunoo tercekat saat akan melanjutkan ucapannya.

"Aku nggak tahu mereka. Jangankan wajahnya, namanya aja aku enggak tahu," ucap Jungwon dengan pandangan yang lurus menatap ke depan.

Ingatannya berlabuh pada saat dimana ia diceritakan kilas balik mengapa bisa sampai di tempat ini oleh ibu panti. Ibu panti bilang, Jungwon datang bersama Heeseung. Saat itu Heeseung berumur tiga tahun lebih dan dirinya baru berumur delapan bulan.

Jungwon tidak tahu bagaimana rasanya menyusu pada ibu, karena yang ia tahu hanya susu dalam botol dot. Jungwon tidak tahu bagaimana rasanya ditimang ayah, karena yang ia rasa sejak kecil ditimang oleh kebanyakan perempuan yang tinggal di panti lebih dulu darinya.

Masa kecilnya tidak indah. Tapi, Jungwon belum siap ceritakan alasannya.

"Kenapa diem-dieman hey?" ucap seseorang yang baru saja datang.

Jungwon menoleh. "Haus Kak, lagi nunggu Kakak nih, mana lama lagi," ucapnya bercanda.

"Eyyyy, maaf deh antri soalnya."

Laki-laki itu, Sunghoon, memberikan satu cup minuman manis pada Sunoo dan juga Jungwon. Ketiganya memang baru saja bermain; hanya mengobrol lebih tepatnya.

Sunghoon mungkin sudah berkali-kali ke tempat ini, tapi Sunoo baru pertama kalinya. Makannya acara hari ini lebih banyak memperkenalkan anak-anak pada Sunoo yang notabenenya baru saja datang.

"Pengen punya yang kayak dia satu," ujar Sunoo dengan tangan yang menunjuk satu anak kecil yang terjatuh.

"Bilang sama orang tuamu lah," sahut Sunghoon.

Sunoo mencebik. "Sibuk kerja mereka."

"Udah lah jadi anak tunggal aja. Ngapain mau punya Adek."

"Tapi kesepian tahu!"

180° • Sungwon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang