hanya rumah

817 81 12
                                    

"PAPAAAA..."

Jeno yang sedang meminum kopi sembari melihat tetangga manisnya itu, tiba tiba menjadi tersedak karena anaknya.

"uhuk.. Apa le"

"lele mau rumah buat daegal"
Jeno menggelengkan kepalanya, chenle ini sangat bisa membuat otaknya pecah.

"papahh boleh ya boleh? Kan hanya rumah" chenle memohon sembari memeluk kaki sang papa.

"nanti saja"

"ihhh lele maunya sekarang"

Jeno tidak memperdulikannya, ia bangkit dari duduknya kemudian berjalan ke arah tetangga manisnya.

"hei bub, bisa titip chenle sebentar? Aku ada urusan sedikit"

Haechan tersenyum dengam cerah.

"tak apa! Lagipula aku kesepian. Jisung masih sekolah, yasudah lele sama mae dulu ya"

Chenle mempoutkan bibirnya.

"ih papaaaa"

Jeno kembali ke arah rumahnya dan mengambil kunci mobil.

Mobil itu kemudian melaju keluar dari pekarangan rumah.

"papah...  Hiks hweeee, papaaa jangan tinggalin lele. Lele janji akan jadi anak penurut"

Haechan menjadi panik karena tangisan chenle.

"lele cup cup papa hanya sebentar sayang"

"PAPAAA LELE MAU IKUTTT"

Tak lama jisung datang dengan motor listriknya.

"loh lele kenapa ma? "

Jisung turun dari motor listriknya kemudian menghampiri haechan dan chenle.

"hiks ka jieee"

Chenle memberontak di pelukan haechan.

"iya sayang kakak di sini"

Chenle beralih berpindah gendongan ke arah jisung.

Modus kau le.

Chenle mempoutkan bibirnya.

"papa jahat, papa tidak mau belikan lele rumah untuk daegal".

"begitukah? Baiklah nanti jika kakak ada uang lebih. Kaka belikan rumah daegal oke? "

Chenle mengangguk dengan murung.

Kruggggk

Semua terdiam.
Haechan terkekeh.

"eyy perut siapa itu? Sepertinya lapar sekali"

Chenle menyembunyikan wajahnya yang malu di bahu jisung.

"jisung, ganti baju habis itu turun dan makan oke? "

Jisung menurut, ia membawa chenle ikut serta ke dalam kamarnya.

•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°•••°

Jeno pulang dengan Tentengan di tanganya. Itu yang chenle inginkan. Ya jeno menurutinnya asal anaknya senang.

Jeno memasuki rumah haechan. Ia melihat haechan yang sedang menyiapkan makanan serta chenle dan jisung yang merecoki saja.

"chenle papa pulang"

Chenle melihat ke arah suara. Lalu berpaling kembali.

"papa jahat lele tidak mau sama papa! "

Jeno malah tertawa.

"yasudah rumah anjingnya papa kasih ke kaka jisung saja"

Mendengar kata rumah anjing chenle langsung menoleh.

"rumah daegal? MAU MAUUU"

Jeno terkekeh, ia menggendong chenle di pundaknya.

"yaudah ayo pulang kita rakit rumahnya"

Baru ingin berbalik badan, haechan tiba tiba saja menghentikannya.

"eh mas mas makan dulu. Aku udah siapin banyak makanan. Sayang banget kalo makanannya ga habiss"

Haechan mengerucutkan bibirnya membuat jeno menjadi gemas.





Cup






Di kecupnya bibir itu dengan gemas.
Jisung menutup mata chenle. Sementara haechan menahan malu karena jeno.

"toyonggg gelapp"

Semua tersadar saat chenle berteriak.

"eum, a ayo makan" haechan duduk di kursi meja makan, mengambil piring dan menyedokan nasi serta lauk untuk jeno.

"jie? "

"ambil sendiri dah gede juga" jawab haechan cuek.
jisung menggerutu akan hal itu.

Haechan menyuapkan chenle sedikit demi sedikit sampai nasi yang ada di piringnya habis. Setelahnya ia membawa piring piring kotor itu ke belakang untuk di cuci nanti.

Jeno melihat haechan dengan heran. Bahkan haechan tidak menyentuh makanan miliknya!
Astaga haechan itu memang tidak mementingkan dirinya.

Saat haechan kembali jeno langsung mengambil piring berisikan makanan haechan, mengambil sendok dan mengarahkan makanan itu ke arah haechan.

"buka mulutnya, kamu belum makan."

"aku bisa sendiri mas"

"gak, biar aku aja kamu dari tadi nyuapin chenle terus tapi kamunya ga makan sama sekali, udah cepet buka mulut"

Dengan terpaksa haechan membuka mulutnya menerima suapan demi suapan cinta dari jeno.

"nah pintar.. Sudah habis" jeno menaruh piring itu ke belakang dan kembali sembari mengusak rambut haechan dengan gemas.

"mas pulang dulu ya, kalau ada apa apa telfon saja oke? "

Haechan mengangguk dengan patuh.

Jeno keluar dari rumah haechan sembari menggendong chenle dengan jisung yang membantu membawakan barang tadi siang.

Haechan memasuki kamarnya dengan tergesa gesa dan mengunci pintunya.


Oh tidak kenapa dia bisa membayangkan itu lagi! Baiklah dia butuh barang keramat itu sekarang.




Tbc

Hehe dah berapa bulan yak? Lupaaaa maaf maaf



Hai mama | nohyuck ft jichen [hiat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang