Lalisa Manoban, langkahkan kakinya santai di koridor sekolah. Matanya tatap layar ponsel yang tampilkan akun media sosialnya. Beberapa kali kekeh keras karena sesuatu yang menurutnya lucu lewat di halaman sosial medianya.
"Lalisa Manoban!"
Dengar suara teguran, bukannya takut, Lisa malah dongakkan kepala dengan cengiran lebar yang berbentuk apik di wajahnya.
"Saya, ssaem?" Lalisa tunjuk dirinya sendiri. Ponsel canggih nya di simpan ke dalam tas.
"Kamu telat dan masih santai?" Guru yang kebetulan bertemu Lalisa berikan pertanyaan yang buat otaknya terheran-heran sejak tadi.
"Ya?"
Sepertinya berhadapan langsung dengan si pembuat onar sekolah memang selalu menguras kesabaran.
Mau tak mau sang guru harus seret Lalisa untuk ikuti langkahnya ke lapangan.
"Berdiri disini sampai jam istirahat." Lalisa yang dengar kerutkan dahinya.
"Loh? kan saya mau nimba ilmu ke kelas. Kalau saya disini nanti saya ketinggalan pelajaran."
"Banyak alasan! Kalau kamu tidak turuti perintah saya, nilai matematika kamu saya beri nilai D!" Setelah beri perintah mutlak, guru tersebut tinggalkan Lalisa yang berdiri diam di lapangan.
Lalisa ini walau pembuat onar tapi dia pasti laksanakan setiap hukuman yang diberikan oleh setiap guru yang pernah beri teguran padannya,
katanya sebagai bentuk tanggung jawab.
Beberapa menit berlalu, tapi masih ada dua jam sampai bel istirahat berbunyi. Lalisa sudah rutuki kepalanya yang mulai pusing. Bahkan pandangannya mulai memburam.
Ketika kepalanya semakin sulit diajak kompromi, bel sekolah berbunyi dengan keras. Berhasil buat dengungan panjang yang terdengar di telinga Lalisa.
Dengan cepat, gadis itu ambil langkah menjauh dari lapangan yang telah jadi tempat pengeringannya.
Bruk
Dengan pandangan yang mulai mengabur dan terlalu buru-buru, buat Lalisa tanpa sengaja menabrak seseorang.
Hampir saja pantatnya mencium permukaan dingin lantai koridor, tapi untungnya tangan seseorang yang ditabraknya berhasil merengkuh pinggangnya lebih dulu.
"Ck, jalan pakai mata!"
Tadinya Lalisa hendak minta maaf, tapi begitu suara menyebalkan yang familiar di telinganya terdengar, Lalisa pilih dongakkan kepalanya. Dapati tampang angkuh Kim Taehyung yang menatap matanya tajam.
"Bodoh, jalan itu pakai kaki." Lisa balas pelan. Sepertinya sinar matahari telah menyedot seluruh energinya.
"Jangan berpura-pura lemas begitu, Lalisa! Kau tidak akan dapat perhatian dariku. Tidak sedikitpun." Dengan tanpa perasaan, Taehyung melepaskan rengkuhan tangannya di pinggang Lalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
who is the main character? [LV]
FanficV ft Lalisa Manoban [M content] Lisa sang pembuat onar dan Taehyung yang tak tersentuh