Bab 2- Perintah Belajar

6 5 0
                                    

Pak Santo melepas kacamatanya lalu mengurut keningnya. Pusing sekali rasanya meladeni sepasang murid yang selalu saja ada harus terlibat dengannya.

"Lari kemana kalian kemarin sampai belum selesai satu pelajaran kalian sudah tidak ada di lapangan?"

"A-anu itu Pak," jawab Ghea agak tergagap.

"Cari minum Pak lalu istirahat sejenak," sahut Arhan santai dengan melipat kedua tangan di dadanya.

"Bisa saja kamu Arhan menjawabnya," ujar Pak Santo.

"Kan tadi bapak nanya yaudah saya jawab."

"Nah betul itu," timpal Ghea ikut-ikutan.

Pak Santo hanya bisa mengelus dadanya sabar. Menghadapi Arhan ataupun Ghea memang harus memiliki kesabaran extra.

"Kenapa kemarin kalian berdua lari dari hukuman? Mau ngerasain hukuman lain, iya?"

"Bukan gitu Pak. Tapi emang kemaren itu panas banget Pak, mana belum sarapan lagi kan lemes jadinya," alibi Ghea.

"Alasan saja kamu."

"Bener kok."

"Heran saya dengan kalian yang selalu saja bikin masalah."

"Gausah heran Pak, emang udah begini dari sononye," jawab Arhan.

Pak Santo mengusap kepalanya yang gundul. "Saya sampai bingung mau memberikan hukuman apalagi."

"Jangan kasih hukuman yang berat, Pak yang ringan saja. Yang berat biar ditanggung Arhan saja," kata Ghea sambil nyengir kuda.

"Iyain aja gue mah, soalnya gue anak baik."

"Kali ini saya maafkan tapi lain kali awas saja. Saya akan berikan hukuman yang saya pastikan akan membuat kalian jera. Mengerti?!"

"Mengerti Pak!" sahut Ghea. Melirik Arhan yang tidak ikut menyahut Ghea mencubit pelan paha cowok itu.

"Nyahut aja napa."

"Iya Pak," jawab Arhan pada akhirnya.

"Tapi sebagai pengganti hukuman hari ini dan bertujuan supaya kalian tidak bermalas-malasan saya akan memberikan perintah."

Ghea dan Arhan yang tadinya hendak berpamitan pergi, lantas mengurungkan niat.

"Selama dua Minggu kalian harus belajar bersama."

Ghea membelalak. "Berdua?"

Pak Santo mengangguk sebagai jawaban.

"Kok gitu sih Pak, itu sih namanya hukuman ju-"

"Tidak usah banyak komentar. Ini perintah!"

Mau tidak mau keduanya hanya menurut.

"Lagipula kalian berdua ini pintar kan, hanya bandelnya saja yang tidak ketulungan. Jadi perintah untuk belajar bersama tidak sulit bukan?"


◖⚆ᴥ⚆◗


"GHEAAA!" Pekik Nora heboh. Ia berlari ke arah Ghea.

"Eh- Ra! Tungguin gue, ish." Sonya balik memekik dan ikut berlari mengejar Nora.

"Apaan sih lo, Ra. Norak banget teriak-teriak gitu," sungut Ghea seraya menyampirkan tas di punggungnya.

"Hehehe. Btw, Lo abis dari mana? Pasti dari ruang BK, kan kan," seloroh Nora cepat.

"Dua tiga planet Pluto, udah tau banyak tanya lagi lo," balas Ghea.

ARHAN | JODOH GAADA YANG TAU |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang