' Yes'
Ghea berhasil memanjati tembok belakang sekolah ini. Tak henti-hentinya ia memuji diri sendiri karena pintarnya ia dalam hal panjat memanjat ini.
Sekarang tujuannya adalah mojok sebentar ke kantin sambil menunggu upacara selesai. Hari Senin adalah hari yang menyebalkan.
Karena terlalu buru-buru tanpa sengaja Ghea menabrak tubuh seseorang. Ralat, lebih tepatnya menabrak dada bidang seorang cowok.
Ghea sedikit menengadahkan wajahnya.
"Arhan?!"
Si cowok berdecak jengkel. "Lain kali kalau jalan liat-liat."
"Loh, kok nyalahin gue! Lo tu yang ngehalangin jalan orang," balas Ghea tak terima.
"Yee ni cewek dikasih tau malah nyolot."
"Terserah! Minggir sana gue mau lewat hush hush."
"Enak aje hush, hush. Lo kira gue kambing," sarkas Arhan.
"Barangkali. Minggir sana."
Ghea hendak mendorong tubuh Arhan namun cowok itu masih bergeming di tempat. Saat ia bergerak ke kanan dan ke kiri Arhan juga ikut-ikutan.
Ghea berdecak. Jengah sendiri.
"Mau lo apa sih? Minggir ga! Gue gamau ya kalau ntar ketauan pak gundul."
Arhan mensejajarkan wajah nya dengan Ghea . Karena tubuh Ghea yang pendek membuat ia harus menunduk, "kalau ketauan ya masuk BK, ngapain ribet."
"Enteng banget tu mulut ngomong. Lo kalau mau masuk BK ya sendiri aja gausah bawa-bawa gue. Ogah!" Ghea hendak pergi namun Arhan sudah duluan mencekal pergelangan tangannya.
"Jangan galak-galak sama gue ntar jodoh. Kan jodoh ga ada yang tau."
Bolehkah ia muntah mendengar argumen gaje itu?
"Ilfeel gue dengernya"
" Ya udah berarti-"
"HEY KALIAN!!"
OH NO!
Suara itu pasti suara Pak gundul. Kedua nya sontak menoleh bersamaan. Tuh kan, bener.
"Yang lain udah selesai upacara kalian malah asik pacaran," tegur Pak Santo- atau yang lebih dikenal dengan Pak gundul itu.
"Kita harus kabur," ujar Ghea pada Arhan yang dibalas anggukan kecil dari cowok itu.
1..
2..
3..
"Mau lari kemana kalian hah? Mau kabur? Tidak semudah itu." Sebelum sepasang anak itu lari darinya Pak Santo sudah duluan menjewer telinga Arhan dan Ghea.
"Aduh-duh sakit pak," ringis ghea memegangi kupingnya yang dijewer.
"Ampunilah murid mu yang berbakti ini," timpal Arhan diiringi suara ringisan kecil karena kupingnya yang berdenyut nyeri akibat dijewer begitu kencang.
"Berbakti dari Hongkong! Kalian berdua tidak habis-habisnya membuat masalah bagaimana dapat predikat anak berbakti, HAH!" Suara Pak Santo meninggi.
"Mianhaeyo songsaengnim," ujar Ghea dengan logat Korea -nya.
"Diem kamu Ghea! Jangan bicara bahasa alien itu ke saya," hardik Pak Santo pada Ghea yang sering menggunakan bahasa gado-gadonya.
"Bahasa Korea itu pak bukan bahasa alien. Enak aja main nistain bahasa crush saya," seloroh Ghea tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARHAN | JODOH GAADA YANG TAU |
De Todo"Jodoh ngga ada yang tau." Itulah kata yang relate dengan pasangan Arhan dan Ghea. Sepasang remaja ini adalah teman masa kecil yang terpisah sejak SD dan dipertemukan kembali ketika memasuki bangku SMA. Namun siapa sangka, hanya Arhan yang ingat aka...