"GHEEAAAAA! "
Suara teriakan yang begitu nyaring berhasil membangunkan Ghea yang masih nyaman bergelung di kasurnya. Ia tersentak dan reflek duduk.
"GHEAA BANGUNN! UDAH SIANG MASIH MOLOR SAJA KAMU."
Ghea mengusap kupingnya yang terasa panas. Mamanya ini memang heboh sekali kalau membangunkan orang tidur.
"Apaan si, Ma!"
"Apaan apaan! Itu temen kamu nunggu dibawah katanya mau ngerjain tugas kelompok." Mama Ghea yang bernama Lusia bersedekap dada menatap tajam ke arah nya.
"Hari Minggu juga buat apa bangunnya awal," jawab Ghea santai masih dalam posisi yang sama.
Lusia menarik sebelah kuping Ghea."Cepetan mandi habis itu turun kebawah. Anak gadis bukannya-"
"Duh aduh sakit Ma! Solimi banget sih sama anak sendiri," ringis Ghea seraya memegangi sebelah telinganya yang ditarik.
"Ini bukan solimi. Ini namanya pelajaran biar kamu ga gini-gini lagi."
"Iya iya, ini Ghea mau mandi kok."
Saat jeweran terlepas Ghea memegangi kupingnya yang terasa panas.
"Cepetan mandi terus siap-siap." Lusia lantas melenggang pergi keluar dari kamar anak gadisnya.
"Untung emak kalo ga udah gue pites tu lansia," gumamnya bersungut dengan muka mencebik saat dirasa mama nya tak terlihat lagi.
"NGATAIN APA KAMU KE MAMA HAH?!" Tanpa diduga Lusia masih berada di daun pintu kamar Ghea seraya berkacak pinggang. "Pites apa? Mau pites mama, hiya?"
Tak mau meladeni mama nya yang sedang mode macan on Ghea bergegas turun dari kasur dan berlari ke kamar mandi.
Lusia hanya bisa geleng-geleng menghadapi kelakuan anak gadisnya yang bar-bar nya sudah overdosis. Tak ingin teman anaknya menunggu ia lantas melangkah ke ruang tamu.
Tak butuh waktu lama untuk Ghea melakukan ritual mandinya. Setelah itu ia menuju ke lemari pakaian dan mengenakan celana training panjang dan kaos oblong sedikit kebesaran.
Dengan santainya Ghea menuruni anak tangga dan melihat siapa yang bertamu pada jam begini. Dan ternyata ....
"Arhan? Ngapain lo ke rumah gue?"
Yang ditanya malah memutar bola mata malas. Masih muda udah pikun aja ni cewe.
"Jangan bilang lo lupa kalo kita-"
"Gue inget kok ga usah diingetin tadi cuma basi basi aja."
"Basa basi bego," sahut Arhan sedikit membenarkan.
"Iya itu maksud gue." Ghea nyengir lalu beralih duduk di sofa sebelah Arhan.
"Gabut bener ya hidup lo dateng ke rumah gue jam segini. Ganggu waktu bocan gue aja ck," lanjutnya lagi.
Arhan merotasikan kedua bola matanya malas meladeni ucapan gadis ini. Kalau saja bukan karena perintah untuk belajar berdua, sekarang ini ia pasti sibuk nongki di markas.
"Udah bisa mulai kan?" Tanya Arhan, kedua tangan nya bergerak mengambil ransel di sebelahnya lalu mengeluarkan laptop dan beberapa buku.
Ghea kembali berdecak. Ia sangat malas jika harus berurusan dengan yang namanya pelajaran. Tapi ya, mau tak mau ia harus mengiyakan. Karena tadinya ia lupa membawa buku dan laptop, ia kembali ke kamarnya.
Arhan melirik sekilas saat Ghea bangkit. Saat Ghea sudah tak terlihat atensinya tertuju pada frame foto yang berada tak jauh darinya. Karena penasaran ia pun bangkit untuk melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARHAN | JODOH GAADA YANG TAU |
Random"Jodoh ngga ada yang tau." Itulah kata yang relate dengan pasangan Arhan dan Ghea. Sepasang remaja ini adalah teman masa kecil yang terpisah sejak SD dan dipertemukan kembali ketika memasuki bangku SMA. Namun siapa sangka, hanya Arhan yang ingat aka...