Jam berlalu, menit berlalu, begitu juga dengan waktu yang telah berlalu. Namun tidak dengan pikiran Mark, yang tidak berlalu dari Haechan.
Sudah beberapa jam semenjak Haechan meninggalkan ruangan-nya, setelah mengantar kopi untuk dirinya. Tapi pikiran Mark tidak pernah lepas dari Haechan.
Padahal Mark sudah melakukan berbagai hal, terutama menyibukkan dirinya sendiri, agar pikirannya tidak melulu memikirkan Haechan.
Tapi tetap saja semua usahanya sia-sia. Buktinya sedari tadi dia tidak bisa melepaskan pikirannya dari Haechan.
"Arrgghhh!" Geram Mark, mengusap wajahnya dengan kasar.
"Shit!" Maki Mark, yang langsung mengendurkan dasinya, serta membuka dua kancing atasnya. Helaan nafas frustasi menguap di setiap penjuru ruangan Mark.
Sudah 8 tahun lamanya, semenjak Haechan pergi meninggalkan dirinya, tanpa sepatah kata pun. Hanya sepucuk surat yang menjadi salam perpisahan, sekaligus selamat untuk Mark.
Haechan berjanji bahwa dirinya akan menemui Mark setelah lulus. Namun nyatanya apa? Sudah 8 tahun berlalu, dan baru hari ini Haechan kembali menemui dirinya? Dan terlebih dia kembali dengan status yang sudah berubah.
Mana katanya yang akan kembali setelah lulus? Mana katanya yang akan selalu menjaga hati, dan cintanya hanya untuk Mark? Semua hanya lah bualan semata, agar Mark semangat dalam kuliahnya.
Yup, Mark benar-benar mengikuti semua pesan Haechan. Ia semangat dalam kuliahnya agar dirinya bisa cepat lulus.
Namun, ketika ia lulus? Haechan-nya tidak ada. Tidak ada yang datang di acara kelulusan dia.
Mark juga sudah mencoba bertanya kepada para sahabat Haechan. Namun tidak ada yang mau menjawab pertanyaan Mark. Entah lah mereka itu beneran tidak tau, atau hanya pura-pura. Keluarga Haechan juga sudah pindah tanpa memberitahu Mark.
*tok tok tok* ketukan pintu ruangan Mark, sukses membuat Mark membuyarkan lamunan-nya.
"Masuk." Titah Mark, dan tak lama kemudian orang yang ada di luar pun masuk.
Mark langsung membenarkan tubuhnya, dan sedikit berdeham. "Ada apa Nona Lee?" Tanya Mark dengan nada rendahnya, menatap Haechan yang ada di hadapan-nya.
"Tuan Lee, sudah waktunya makan siang. Sebaiknya anda pergi untuk makan siang." Ujar Haechan, mengingatkan Mark.
Mark mengerutkan dahinya, dan langsung mengecek jam yang ada di tangannya. Benar! Ini sudah waktunya makan siang!
"Kau pergi saja lebih dulu. Aku masih ada berkas yang harus di selesaikan." Ucap Mark. Ia masih mengingat bahwa ada berkas yang belum ia urus, untuk satu minggu ke depan.
"Tuan Lee. Tidak baik menunda makan siang. Berkas anda bisa di selesaikan nanti. Nanti anda bisa terkena penyakit maag, kalau terlalu sering menunda makanan." Ujar Haechan, yang masih setia untuk membujuk Mark makan siang.
"Iya nanti." Ujar Mark dengan sedikit penekanan, agar Haechan mengerti mengenai ultinatum yang ia berikan.
Haechan meneguk salivahnya kasar. "Maafkan saya. Kalau begitu saya permisi." Ujar Haechan, lalu pergi meninggalkan ruangan Mark.
Mark mendecak kesal. Ia langsung mengusak surai rambutnya secara kasar, lalu pergi menyusul Haechan.
Mark tidak tau kenapa ia tidak bisa menolak perkataan Haechan. Ketika dirinya menolak, hatinya langsung merasakan sakit, akibat kalimat tolakan yang ia berikan. Seakan dia bisa merasakan sakit yang Haechan rasakan.
Mark langsung menggunakan lift khusus pemilik perusahaan. Mencari keberadaan Haechan, yang sudah lebih dulu pergi.
Sampai di lobby perusahaan, Mark langsung melangkahkan kakinya menuju kantin perusahaan. Hatinya mengatakan bahwa Haechan sedang makan di kantin perusahaan, bukan di luar perusahaan.
Sampai di kantin, Mark dapat melihat Haechan yang sedang makan di sudut ruangan kantin.
Mark yang melihat Haechan yang sedang makan, ia pun tersenyum. Haechan sangat menggemaskan ketika sedang makan. Apalagi ketika kepalanya goyang, setelah memakan makanan yang enak di lidahnya.
Haechan kalau sudah ketemu makanan yang enak, atau sedang makan? Ia tidak akan memperdulikan sekitar. Ia hanya fokus dengan makanan yang ada di hadapannya.
Mark langsung melangkahkan kakinya. Memesan makanan yang ada di kantin, lalu mulai jalan menghampiri meja Haechan.
"Bolehkah aku duduk di sini?" Tanya Mark, yang membuat Haechan menghentikan makannya, dan menatap Mark.
*uhuk uhuk* Haechan tersedak, begitu ia melihat Mark yang ada di hadapan-nya. Ia sangat terkejut melihat Mark, yang tadinya menolak untuk makan siang, tapi apa? Sekarang dia malah ada di hadapannya saat ini.
Mark yang melihat itu, ia pun langsung membantu Haechan yang tengah tersedak. Memberikan Haechan air, serta menepuk punggung belakang Haechan.
"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Mark, menatap Haechan dengan tatapan khawatir.
Haechan menganggukkan kepalanya. "Terima kasih." Ucap Haechan.
"Duduk-lah." Sambung Haechan, dan Mark pun langsung duduk di hadapan Haechan.
Mereka berdua langsung makan makanan yang ada di hadapan mereka. Tidak ada yang membuka suara satu sama lain.
Walaupun di kantin ini suasana tidak terlalu ramai, dan tidak terlalu sepi? Tetap saja hawa canggung antara Mark, dan Haechan menyelimuti satu sama lain.
Apakah ini semua karena mereka tidak bertemu selama 8 tahun lamanya? Atau karena mereka bingung mau mulai percakapan dari mana, karena mereka mempunyai banyak pertanyaan yang ingin mereka utarakan satu sama lain?
"Eum. Bagaimana kabar kamu?" Tanya Mark, membuka percakapan.
"Ah, saya baik Tuan Lee. Bagaimana dengan keadaan anda? Jika saya lihat dari keadaan anda yang sekarang, anda terlihat baik-baik saja." Seru Haechan.
Mark menatap wajah Haechan dalam diam. "Aku tidak baik-baik saja Donghyuck-ah." Gumam Mark, yang masih bisa di dengar Haechan.
"Maksud Tuan?" Tanya Haechan, memastikan pendengarannya. Apakah yang ia dengar ini nyata, atau cuma salah dengar.
"Ah tidak. Aku baik-baik saja. Seperti yang kau lihat. Aku dapat menyelesaikan studi aku. Aku dapat membuka perusahaan sendiri, dengan hasil, dan jerih payah aku sendiri, dan aku dapat meraih mimpi aku." Seru Mark.
'Kecuali mendapatkan dirimu, serta menjadikan dirimu menjadi pendamping hidup-ku.' Seru Mark, menatap Haechan dengan senyuman lirih, menahan rindu, dan rasa ingin memiliki.
Haechan yang mendengar itu pun turut bahagia. Ternyata Mark-nya berhasil dalam meraih apa yang ia inginkan. "Benarkah? Aku sangat senang mendengarnya. Aku turut bahagia atas keberhasilan yang telah kau capai. Serta kesusahan yang telah kau lalui." Seru Haechan.
"Terima kasih atas ucapan-nya. Bagaimana dengan dirimu?" Tanya Mark.
"Seperti yang kau lihat Tuan. Aku baik-baik saja." Seru Haechan, seraya menampilkan senyuman manisnya.
"Bagaimana keadaan Mama, Papa dan kedua abang-mu?" Tanya Mark.
Entah kenapa Mark tidak mau percakapan antara dirinya, dan Haechan terputus. Ia mau obrolan ini terua berlanjut, untuk meredahkan rasa rindu yang sudah terlanjur dalam.
"Haechaniee." Tegur Mark karena Haechan yang terus diam, tidak menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT TRIAL - MARKHYUCK
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKHYUCK SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PA...