Sehari setelah kembali ke Los Angeles, Haechan pun kembali ke kegiatan sehari-harinya. Bekerja di kantor milik Mark Lee.
"Sudah selesai?" Tanya Mark, yang baru saja keluar dari ruangannya, kepada Haechan.
"Proposal yang anda minta buat meeting nanti, sudah selesai." Ucap Haechan. Haechan tetap berbicara dengan bahasa formal kepada Mark di kantor. Berbeda sekali kalau mereka sedang berdua di luar kantor.
Hubungan Mark dan Haechan pun mulai membaik setelah pulang dari Los Angeles.
"Bisakah kau ikut dengan saya?" Tanya Mark.
"Kenapa Tuan? Bukankah meeting anda masih dua, atau satu jam mendatang. Lagi pula ini sudah jam makan siang. Tidak mungkin anda ada pekerjaan di jam makan siang bukan?" Tanya Haechan, menatap Mark dengan tatapan heran.
Mark yang mendengar balasan Haechan, ia pun langsung melihat sekitar, sebelum akhirnya ia mendekati wajahnya ke Haechan. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya.
"Kita makan siang bersama sayang. harus ya aku jelaskan secara rinci? Atau kau ingin semuanga tau tentang hubungan kita? Kau ingin hubungan kita go-public? Oke kalau itu mau kamu, aku akan mengatakan-nya." Ujar Mark.
"Jangan!" Cegah Haechan dengan spontan, ia langsung menahan pergerakan Mark yang ingin menjauh.
"Jangan, aku tidak menginginkan itu. Lagipula kita tidak punya hubungan apapun selain atasan, dan bawahan." Seru Haechan, memperingati Mark.
Toh perkataan yang ia lontarkan benar adanya. Hubungan antara dirinya, dan Mark itu tuh hanya sekedar atasan, dan bawahan, serta mantan kekasih.
Ya kan emang mereka belum balikkan. Mark yang belum menjadikan Haechan sebagai kekasihnya kembali. Serta Haechan yang tidak mau kembali kepada Mark, sebelum Mark memutuskan pertunangan antara dirinya dan Kim Garam.
Mark yang mendengar itu pun mendengus kasar. Ia bertekad akan memutuskan hubungan-nya dengan Kim Garam, kalau wanita itu sudah kembali dari study-nya di Jepang.
"Sabar ya sayang. Aku akan menjadikan dirimu menjadi milik aku seutuhnya. Tunggu sebentar lagi." Pinta Mark, berbisik tepat di sebelah telinga Haechan.
Mark langsung jalan lebih dulu, dan masuk ke dalam lift, di susul Haechan di belakangnya.
Haechan cuma bisa mengangguk, seraya menampilkan senyuman manisnya. Ia tidak bisa memaksa Mark. Toh ini juga salahnya yang tidak ingin menikah sehabis lulus sekolah, dan malah memilih untuk pergi meninggalkan Mark, untuk kuliah di luar negeri.
Jadi, Haechan cuma bisa menunggu Mark. Menunggu Mark mengambil tindakan yang tepat untuk kehidupan Mark. Kalau Mark lebih memilih untuk mempertahankan Kim Garam?
Terpaksa ia harus mundur, dan pergi dari kehidupan Mark lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika Mark menginginkan dia? Mark harus memutuskan hubungan serta pertunangannya dengan Kim Garam. Katakan lah Haechan munafik, dan seenaknya. Haechan tidak perduli itu.
*ting* pintu lift terbuka. Baik Mark, dan Haechan pun segera keluar dari lift. Berjalan melewati lobby, dan langsung masuk ke dalam mobil Mark, yang sudah tersedia di depan perusahaan milik Mark.
"Mau makan apa heum?" Tanya Mark, yang saat ini tengah mengusap pucuk kepala milik Haechan.
"Udon! Aku mau udon!" Seru Haechan. Tadi Haechan lihat di sosial media-nya, ada orang yang makan udon, dan itu terlihat enak sekali.
"Oke, pak tolong ke restoran Udon ya." Pinta Mark kepada supirnya.
"Apalagi jadwal aku sehabis meeting dari perusahaan LV coorporation?" Tanya Mark.
Haechan mengecek ponselnya sejenak, untuk melihat jadwal Jeno hari ini. "Tidak ada. Hanya itu jadwal meeting anda-- eh kamu maksudnya." Seru Haechan. Kadang ia suka lupa kalo Mark ngelarang ngomong selain aku-kamu kalau lagi berdua.
Iya! Mark ngelarang Haechan untuk berbicara selain pakai aku-kamu kalo lagi berdua. Kalau lagi tidak berdua sih, panggilan mereka anda-saya. Sangat formal bukan? Yup, Haechan tidak mau orang lain tau kalau mereka itu dahulu-nya sepasang kekasih.
Ya walaupun tidak ada yang memutuskan hubungan masing-masing. Jadi tidak ada istilah mantan kekasih untuk hubungan mereka berdua.
"Pulang kerja, ke apartemen aku ya?" Ucap Mark, meminta Haechan untuk pergi ke apartemen miliknya.
"Mark, aku juga punya rumah." Peringat Haechan. Pasalnya sudah dari kemarin, semenjak dia pulang dari Los Angeles, dia menginap di rumah Mark, tanpa pulang ke rumahnya.
Haechan sudah menolak kawan. Tapi Mark tetap kekeh untuk membawa Haechan ke apartemen miliknya. Jadi, mau tidak mau Haechan menuruti permintaan Mark. Mark itu keras kepala kalau menginginkan sesuatu.
"Kata siapa kamu gak punya rumah." Balas Mark acuh.
"Ya maka dari itu aku harus kembali ke rumah. Aku belum menginjak rumah aku sejak kemarin." Balas Haechan.
"Tidak usah. Kau tinggal di apartemen aku saja." Saran Mark.
"Tapi--" Ucap Haechan yang ingin mengelak. Namun Mark sudah lebih dulu mengintrupsinya.
"Aku mohon. Pindah lah ke apartemen milik aku. Aku akan membantu dirimu pindahan kalau kau mau." Pinta Mark, seraya menujukkan tatapan penuh permohonan.
Haechan ragu, tapi ia tau kalau melawan Mark itu tidak ada guna-nya. Ia pasti bakalan kalah, karena sikap keras kepala milik Mark. Jadi, mau tidak mau dirinya menyetujui idenya.
"Baiklah." Ucap Haechan, yang lebih memilih pasrah.
Mark langsung tersenyum, menunjukkan senyuman manis andalannya, begitu mendengar jawaban dari Haechan.
"Kalau gitu, nanti pulang kerja, kita pulang bersama. Biar--"
"Jangan pulang bersama." Seru Haechan, memotong ucapan Mark.
"Loh, kenapa?" Tanya Mark dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Aku tidak mau ada gosip yang beredar mengenai aku, dan kamu hanya karena pulang bersama. Jadi, biarkan aku pulang sendiri. Aku akan membereskan baju aku lebih dulu. Baru setelah itu kamu menjemput diriku." Pinta Haechan, memberikan penjelasan kepada Mark.
"Tapi Haechan-ah." Ujar Mark.
"Aku mohon. Kali ini saja kau turuti permintaan aku." Pinta Haechan, menujukkan tatapan penuh permohonan kepada Mark, agar Mark mau menuruti permintaan-nya.
Mark memandang ragu Haechan. Namun pada akhirnya dia menyetujui permintaan Haechan. Ia tidak bisa menolak, jika Haechan sudah menunjukkan mata yang penuh binar itu.
"Baiklah." Ucap Mark, yang sukses membuat Haechan berseru senang.
"Tuan, kita sudah sampai di restaurant yang tuan inginkan." Seru sang supir, yang membuat obrolan antara Haechan, dan Mark terputus. Mark, dan Haechan segera keluar dari mobilnya.
"Bapak mau ikut gak?" Tanya Haechan, mengajak supir Mark. Kan tidak sopan kalau hanya dia, dan Mark yang makan.
"Ah tidak usah non. Saya makan di tempat lain saja. Nanti saya kembali lagi ke sini untuk menjemput Tuan, dan Nona." Seru Pak supir, menolak tawaran Haechan.
"Bapak yakin?" Tanya Haechan, yang ragu atas jawaban Supir Mark.
"Iya Non." Seru pak supir.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT TRIAL - MARKHYUCK
Fiksi PenggemarCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKHYUCK SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PA...