9. First Day Live With Him

124 10 0
                                    

Seperti yang Mark katakan tadi, bahwa Haechan akan pindah ke apartemen milik Mark, selepas pulang kerja. Dan di sini lah Haechan berada, di dalam sebuah kamar apartemen milik Mark.

Awalnya Mark memaksa kepada Haechan untuk menaruh barang bawaannya ke kamar utama. Kamar milik Mark. Mark ingin mereka tidur bersama dalam satu kamar. Bukan hanya tidur bersama, ia ingin Haechan menaruh semua barangnya di dalam kamar miliknya.

Namun Haechan menolak, Haechan masih tau batas, dan aturan di dalam hubungan. Mereka bukan sepasang kekasih, apalagi suami istri.

Belum saatnya untuk mereka tinggal di dalam satu kamar layaknya pasangan suami istri. Ya walaupun mereka sudah melakukan hubungan itu di luar ikatan pernikahan, namun tetap saja Haechan tidak mau untuk tinggal di dalam satu kamar hanya berdua.

Butuh perjuangan untuk Haechan, agar Mark membolehkannya untuk tidur di kamar terpisah. Kalian tau sendiri keras kepalanya seorang Mark Lee.

Tapi akhirnya Haechan berhasil membujuk Mark dengan berbagai macam alasan dan rayuan.

Hfffttt, sangat melelahkan bagi Haechan untuk meluluhkan hati Mark. Ya tapi walaupun begitu, Haechan senang karena berhasil meluluhkan hati Mark.

"Kau sudah selesai?" Tanya Mark, yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya.

"Hm, baru saja selesai." Sahut Haechan, yang saat ini sudah duduk di atas ranjang, baru selesai memasukkan bajunya ke dalam lemari, plus menata barangnya ke tempat yang seharusnya.

Perlahan tapi pasti, Mark mulai mendekati Haechan, dan duduk di samping Haechan, dengan tangan yang merangkul pinggang Haechan. Sungguh, tubuh Haechan sangat pas di dalam pelukkan-nya.

"Sangat lelah hm?" Tanya Mark dengan nada rendahnya, sukses membuat bulu kuduk Haechan berdiri.

"Hm." Balas Haechan dengan gugup. Entah kenapa atmosfer yang ada di dalam ruangan ini sungguh mencengkram.

Perlahan tapi pasti, tangan Mark sudah masuk ke dalam baju Haechan. Mengusap tubuh Haechan secara perlahan, membuat pandangan sang empuh meremang.

Awalnya hanya mengusap di sekitaran pinggang belakang Haechan, ia pun perlahan berubah. Membuat Haechan semakin meremang, dan melenguh karena ulah Mark.

Sedangkan Mark? Ia hanya tersenyum senang, ketika Haechan menikmati sentuhannya saat ini.

"I need you." Bisik seduktif yang Mark ucapkan, tepat di samping telinga Haechan. Ia juga menjilat telinga Haechan, setelah membisakan kalimat itu.

"Eung~~~ Mark Lee~~~" Ucapan yang Haechan ucapkan, sukses membuat libido Mark naik.

Sepertinya, malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua. Mungkin untuk merayakan hari pertamanya Haechan tinggal di sini?

---

Jam 10 pagi dini hari, Haechan telah terbangun dari tidurnya. Rasa lapar yang datang secara tiba-tiba, membuat Haechan terbangun.

Ia bangun dari tidurnya, Haechan langsung mengambil baju barunya yang ada di dalam lemari. Tidak mungkin kan kalau Haechan memakai baju bekas pergumulan tadi.

Setelah memakai pakaiannya, Haechan langsung keluar dari kamarnya, seraya mengikat rambut panjangnya secara asal, yang terpenting terikat.

Melangkahkan kakinya ke dapur apartemen Mark. Tangannya membuka kulkas yang ada di sana, guna melihat isi yang ada di dalam kulkas.

Netra Haechan membelalak, ketika ia melihat isi kulkas Mark yang hanya terisi mie instan, beberapa botol minuman keras, dan juga air putih. Hanya itu, tidak ada yang lain selain itu.

Helaan nafas sukses Haechan layangkan begitu melihat isi kulkas Mark. Apakah Mark memakan mie instan setiap hari? Pola hidup Mark benar-benar tidak sehat, kalau sampai Mark memakan mie instan setiap hari.

Tangannya pun terulur untuk mengambil 2 buah mie instan. Bukan! Haechan tidak makan 2 buah mie instan sekaligus. Ia membuat 2 karena satunya untuk Mark. Yup, dia berencana juga untuk membuatkan Mark mie.

Sebenarnya sih Haechan tidak terbiasa makan mie di pagi hari. Namun apa boleh buat? Hanya ini yang Mark punya. Terlebih saat ini perutnya sudah berteriak lapar. Cacing di perutnya sudah berteriak untuk minta di beri asupan.

Jadi, mau tidak mau Haechan memasak mie instan, untuk sarapan di pagi hari. Tangannya mulai mengisi air di dalam panci berukuran sedang, yang telah ia ambil.

Lalu meletakkan panci itu di atas kompor, menyalakan api dengan ukuran sedang, lalu memasukkan 2 buah mie instan ke dalamnya. Tidak menunggu air mendidih terlebih dahulu, baru memasukkannya. Menurutnya, itu akan memakan waktu lama. Dan Haechan tidak bisa menunggu itu.

Setelah 3 menit lamanya, mie pun matang. Haechan langsung menaruh mie ke dalam piring yang telah ia sediakan.

Tepat setelah Haechan menaruh piring ke atas meja makan, Mark pun datang dengan baju yang sudah rapih.

"Kau masak apa?" Tanya Mark, yang sukses membuat Haechan kesal bukan main.

"Memangnya ada bahan palagi yang ada di kulkas kamu selain mie instan?" Balas Haechan, yang langsung di balas kekehan oleh Mark.

Mark langsung ikut duduk di hadapan Haechan, memakan mie instan miliknya.

"Kau sudah mandi?" Pertanyaan bodoh keluar dari mulut Haechan, guna memastikan kalau Mark benar-benar sudah mandi atau belum? Padahal ia sudah melihat kalau Mark sudah sangat rapih. Kemungkinan dia sudah mandi.

"Hm sudah. Kau sudah mandi?" Jawab Mark, lalu bertanya kembali kepada Haechan.

"Apakah kau tidak lihat kalau wajah aku masih buluk? Kenapa malah bertanya sih." Racau Haechan yang kesal akan pertanyaan Mark.

"Loh, aku kira kamu sudah mandi. Wajah kamu sangat cantik pagi ini." Seru Mark.

Haechan hanya bisa memutarkan kedua bola matanya malas, begitu ia mendengar ucapan Mark. "Ya ya ya. Terima kasih atas gombalan kamu." Seru Haechan malas. Berbeda dengan hatinya yang sudah tidak karuan, atas gombalan Mark, yang menurutnya sangat klasik.

Setelah selesai menyelesaikan suapan terakhirnya, Haechan pun beranjak dari duduknya.

"Kau yang cuci piringnya ya." Seru Haechan, yang ingin bergegas ke dalam kamarnya untuk mandi, namun tertahan karena Mark yang menahan pergelangan tangannya, lalu menarik Haechan, membuat Haechan jatuh ke dalam pangkuan Mark.

"Mark, bisa gak sih gak usah tiba-tiba seperti ini? Kau menganggetkan aku! Bagaimana kalau aku jatuh?!" Rutuk Haechan yang terkejut atas tindakan Mark.

"Ya kalo jatuh, aku akan siap menangkap kamu agar kau tidak jatuh." Seru Mark.

"Ck! Terserah kamu. Lepaskan aku, aku ingin mandi." Pinta Haechan.

Namun bukannya malah melepaskan Haechan, Mark malah mengangkat Haechan, dan mendudukkan Haechan ala Koala, lalu memakan kembali mie instan buatan Haechan.

"Yak! Mark Lee! Kau tidak mendengar ucapan aku?! Aku ingin mandi!" Ucap Haechan sekali lagi, memperingatkan Mark.

"Aku tau, tapi kau harus temani aku makan dulu. Aku tidak akan melepaskan kamu, sebelum makanan aku habis." Seru Mark, yang sukses membuat Haechan menghela nafas geram.

NOT TRIAL - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang