4. Since When, You and Her?

188 11 0
                                    

"Eung~~~" Haechan bergumam, seraya membuka matanya.

Haechan meringis, merasakan sakit di bagian kepalanya. Memegangi kepalanya, seraya menatap sekitar.

"Eoh, di mana ini? Kenapa aku tidak mengingat apapun?" Gumam Haechan, sampai tatapan-nya jatuh kepada orang yang ada di sampingnya.

Tentu saja Haechan membelalak kaget,  ketika dirinya melihat Mark yang ada di sampingnya, yang sedang memeluk dirinya dengan keadaan shirtless.

Haechan yang melihat itu, spontan mengecek pakaiannya, yang ternyata masih memakai pakaian yang sama. Sama seperti tadi malam yang ia kenakan.

Helaan nafas lega menyeruak, begitu dirinya melihat bahwa pakaian yang ia pakai, masih sama seperti kemarin.

Ia langsung tersenyum, begitu dirinya melihat Mark yang tengah tertidur pulas. Persis seperti bayi yang sedang tertidur.

Haechan awalnya kaget, ketika melihat tangan Mark yang memeluk tubuhnya layaknya guling. Namun Haechan tidak ada niatan untuk menggeser, atau bahkan memindahkan tangan Mark dari tubuhnya. Malahan ia ingin melanjutkan tidur kembali, agar pelukkan ini berlangsung lama.

Jujur saja, Haechan sangat-sangat menyukai pelukkan ini. Dengan pelukkan ini, rasa rindu Haechan yang mendalam kepada Mark pun terobati. Ya walaupun tidak berlangsung lama.

"I miss you." Seru Haechan, sebelum pergi melanjutkan tidurnya kembali.

---

Beberapa jam kemudian, Haechan pun bangun dari tidurnya. Menggeliat pelan, dan merasakan bahwa tidak ada orang di sampingnya.

Perlahan Haechan pun membuka matanya, netranya mulai menyesuaikan dengan cahaya ruangan.

Indra penciumannya mulai mencium wangi yang sangat enak. Rasa laparnya mulai memasukki perutnya, begitu indra penciumannya menangkap wangi masakan yang sangat enak.

Perlahan, ia mulai beranjak dari ranjang-nya. Ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Mark.

Yup, setelah ia bangun lalu tidur lagi, ia langsung menyadari kalau dirinya sedang berada di kamar hotel milik Mark.

Entah lah, Haechan juga tidak tau bagaimana bisa ia ada di ruang kamar Mark. Ia tidak ingat kejadian tadi malam.

Yang ia ingat bekas kejadian tadi malam adalah, ia tengah menjalani meeting penting. Lalu setelahnya, ia menghadiri party, karena Mark berhasil menggaet investor terkenal untuk perusahaan-nya. Meminum beberapa wine, lalu ia tidak ingat lagi setelah itu. Tiba-tiba dirinya sudah ada di ruangan Mark. Hanya itu yang dirinya ingat.

Sampai di dapur, Haechan dapat melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Ia sampai tidak bisa memalingkan pandangannya dari Mark yang tengah memasak, dengan kemeja yang agak berantakan, dua kancing di atas kemeja-nya terbuka, serta lengan bajunya yang di gulung sampai memperlihatkan lengan tangannya.

'Kenapa dia tampan sekali walaupun ia hanya sedang memasak?' Gumam Haechan, yang menjerit dalam hatinya, begitu melihat pemandangan gratis, yang sangat bagus untuk matanya.

"Kau sudah bangun?" Seru Mark, yang sukses membuat Haechan terperanjat kaget.

Haechan langsung mengusap dadanya, karena detak jantungnya yang berdetak lebih kencang. Bukan hanya itu, ia juga meringis karena ketahuan sedang mengintip Mark.

"Kau sedang memasak untuk dirimu?" Tanya Haechan, perlahan tapi pasti ia mulai menghampiri Mark.

"Tidak. Aku juga memasak untuk dirimu." Seru Mark.

"Bagaimana? Apakah kau tidur dengan nyenyak?" Tanya Mark, seraya memasukkan nasi goreng buatannya ke dalam piring.

"Sangat nyenyak. Hotel yang kau pesan sangat-sangat bagus." Seru Haechan.

"By the way, maafkan aku karena udah lancang tidur di kasur punya kamu." Sambung Haechan.

"Tidak apa-apa. Aku yang membawa kamu kemari kok." Seru Mark, lalu menaruh nasi goreng itu ke atas meja makan. Satu untuk dirinya dan satu untuk Haechan.

Haechan sedikit terkejut dengan penuturan Mark. Jadi, Mark sengaja menaruhnya ke dalam kamar hotelnya?

"Benarkah? Kenapa aku tidak mengingat apapun?" Tanya Haechan, yang berusaha bersikap se-normal mungkin.

"Bagaimana bisa kau ingat, sedangkan saat itu kau sudah mabuk berat." Jawab Mark, mengambil air minum di dalam kulkas, beserta dua buah gelas untuk dirinya, dan Haechan minum.

Haechan meringis. Seharusnya ia tidak usah minum, dan menerima tawaran para petinggi lainnya. Pasalnya kadar alkohol Haechan itu gak terlalu tinggi. Bahkan Haechan bisa mabuk, begitu  dirinya meminum 7 buah gelas minuman keras.

"Makan-lah." Seru Mark, mengintrupsi Haechan yang ingin bertanya kembali.

Haechan pun mulai duduk di hadapan Mark, dan memakan masakan Mark. "Terima kasih." Ucap Haechan, sebelum ia memakan masakan Mark. Mereka pun mulai makan dengan hikmat.

"Eung, apakah aku melakukan hal aneh tadi malam?" Tanya Haechan . Ia takut kalau dirinya melakukan tindakan bodoh di depan Mark.

"Kau mencium aku." Sahut Mark, tanpa beban apapun ketika mengucapkan kalimat itu.

Berbeda dengan Haechan yang langsung tersedak, begitu ia ingin meminum minuman-nya. Baru saja Mark ingin menolong Haechan, Haechan sudah merasa lebih baik.

"Lalu apa yang kau lakukan?" Tanya Haechan, yang merutuki kebodohannya sendiri.

Ia benar-benar tidak ingat kejadian tadi malam. Jadi hanya ucapan Mark yang ia percaya saat ini.

"Aku mencium dirimu kembali." Balas Mark, yang sukses membuat Haechan terkejut lagi.

"Ka-kau?" Tanya Haechan dengan tatapan tak percaya.

Mark menganggukkan kepalanya, memberhentikan makannya, dan menatap Hechan. "Tentu saja. Kau pikir siapa yang akan mencium dirimu selain aku?" Tanya Mark.

Haechan langsung menggelengkan kepalanya. "Ah tidak. Kau tidak apa-apa mengenai hal itu?" Cicit Haechan, yang masih bisa di dengar oleh Mark.

"Bukan-kah pertanyaan itu seharusnya untuk dirimu?" Tanya Mark, dengan sedikit menggeram kesal. Bahkan saat ini Haechan telah menggenggam alat kedua makan-nya, sampai buku jarinya memutih.

"Aku?" Tanya Haechan yang bingung dengan ucapan Mark.

"Heum, bukankah seharusnya pertanyaan itu untuk dirimu? Kau tidak apa-apa telah mencium diriku? Kau-kan sudah mempunyai kekasih." Seru Mark yang sedikit kesal, membicarakan kekasih Haechan.

Haechan yang mendengar itu pun langsung mengatupkan mulutnya. "Ah gitu." Seru Haechan. Ia tidak berani melanjutkan ucapannya lagi.

"Sejak kapan?" Tanya Mark, meremat sendok, dan garpunya dengan sangat keras.

"Sejak kapan apanya?" Tanya Haechan, yang masih tidak tau kalau saat ini Mark tengah menahan amarahnya, yang sedikit lagi meledak.

"Kau mempunyai kekasih?" Tanya Mark.

"Ah ketika aku berada di sana." Seru Haechan.

"Sudah berapa tahun kau menjalin hubungan dengan dirinya?" Tanya Mark.

"Lumayan lama." Jawab Haechan, yang masih asyik dengan makanan-nya. Tanpa Haechan sadari kalau saat ini wajah Mark sudah memerah karena kesal.

"Kalau kau? Sejak kapan? Sudah berapa tahun hubungan-mu dengan Kim Garam?" Tanya Haechan, menghentikan makannya lalu menatap Mark.

Mark terhentak kaget begitu mendengar ucapan Haechan. Haechan sudah tau mengenai Garam? Sejak kapan?

"Aku lihat di berita kalau kau, dan dia sudah bertunangan. Kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" Sambung Haschan, menatap Mark dengan senyumannya.

NOT TRIAL - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang