Umik yang melihatmu pergi menuju taman belakang pun mengikutiku. Aku duduk di salah satu kursi taman dengan tangisan yang pecah.
Umik datang dan memelukku. Lalu bertanya apa yang mereka lakukan.
"Apa yang mereka lakukan hingga membuatmu nangis seperti ini Aisyah? " Tanya unik
"Gus Kinan akan menceraikan aku umik" Jawabku dengan tangisan.
"Apakah demi perempuan itu? " Tanya unik lagi dan hanya dibalas anggukan olehku.
"Tadi mereka juga sempet datang kerumah abah dan umik. Mereka meminta abah dan umik untuk merestui mereka. Tapi abah dan umik menolak. Dan akhirnya mereka marah dan datang kesini" Jelas umik.
"Kamu yang sabar ya sayang. Kalaupun kamu berpisah sama Kinan kamu akan tetap jadi menantu umik. Sampai akhir hidup umik" Ucap umik.
"Umik jangan berbicara seperti itu" Ucapku tidak suka dengan ucapan umik yang terkahir.
"Maaf sayang" Ucap umik yang sudah keluar air matanya.
Dua jam aku dan umik berada di taman. Tamu pun sudah pergi sejak satu jam yang lalu. Abah dan umik hanya bisa pasrah.
***
Satu bulan telah berlalu. Saat ini aku belum berniat meneruskan pendidikan ku. Aku disibukkan dengan urusan kantor. Gus Kinan sudah pergi dari rumah dan sudah mengajukan surat perceraian.
Tepat jam 12.00 datang seorang kurir mengantarkan surat pernyataan cerai. Aku menandatanganinya. Lalu memberikannya kembali pada kurir.
Aku kembali masuk kedalam rumah. Mengambil ponsel didalam kamar. Lalu menuju balkon.
Aku menelfon mamahku. Memberi tahu bahwa aku sudah resmi berpisah dengan gus Kinan.
"Assalamu'alaikum mah hikss... " Ucapku ditelfon sambil terisak.
"... "
"Aku gapapa mah"
"Aku dan mas Kinan sudah resmi berpisah hiks... "
"... "
"Mamah ga perlu minta maaf hiks... Ma-mama gak salah... "
"... "
"Iya mah"
"Ais tutup dulu ya telfonnya"
"... "
"Waalaikumsalam mah"
TUTTT
Sambungan tertutup. Aku ditelfon sekertaris ku untuk segera datang kekantor pusat untuk menandatangani berkas yang harus cepat ditanda tangani.
Aku melaksanakan sholat dhuhur setelah mendapatkan telfon tersebut. Setelah selesai sholat, aku mengganti pakaianku dengan gamis berwarna lilac dan hijab berwarna cream.
Aku mengendarai mobil sendiri. Yang baru beberapa hari ini aku beli.
Sampai dikantor, aku langsung masuk kedalam ruangan ku. Menandatangani beberapa berkas.
Pukul 17.00 aku masih berada dikantor. Berdiri didepan kaca. Melihat berapa indahnya kota lewat kaca yang menjadi pembatas antara luar dan dalam, dalam kata lain tembok.
Aku mendengar suara ketukan pintu. Aku menengok dan mempersilahkan ia masuk.
"Masuk" Ucapku
Masuk lah seorang wanita dengan pakaian yang longgar. Dia sekertaris ku Felly.
"Ada apa?" Tanyaku pada Felly
"Itu bos kantor cabang yang di kota Jakarta kondisinya sedang sangat buruk. Banyak pekerja yang ingin mengundurkan diri kata seorang manager yang memberinya pekerjaan terlalu menumpuk" Ucapnya menjelaskan