[ Part_13 ]
•
•
•
*****
Jia berdiri di depan kaca dengan wajahnya yang berseri-seri. Berputar - putar layaknya seorang putri yang tengah berdansa. Untuk kesekian kalinya dirinya melihat penampilannya dari atas sampe bawah. Kalian tau, apa yang membuatnya bahagia?
Malam ini Jia akan bertemu Aidan! Tentu saja membuat gadis itu sangat bahagia, ia sudah merindukan baby Lion nya.
Jia dengan pakaian anggun dan feminimnya, dan tentu saja itu pemberian Aidan. Rok atas lutut berwarna hitam, kaos berwarna putih dengan balutan kemeja crop berwarna hitam lengan pendek. Jam tangan merek cartier yang beberapa hari lalu baru ia beli. Tas dan sepatu converse berwarna putih, juga balutan make up tipis dengan rambut yang digerai indah. Menambah kesan bagi yang melihatnya. Cantik dan aura mahalnya.
Jia bergegas meninggalkan rumahnya. Ayahnya belum pulang karna baru jam 7, biasanya Adnan akan lembur dan pulang setengah 9.
Jia menghampiri ojek yang sempat ia pesan tengah menunggunya.
Motor matic itu melesat meninggalkan pekarangan rumah Jia. Sepanjang jalan Jia tersenyum membayangkan hal romantis apa yang akan di berikan Yuan padanya.Namun, satu hal yang jelas dia akan memeluk Aidan setibanya, dan meminta maaf walau pun disini ia tidak tau menahu tentang asingnya hubungan mereka.
Jia celingukan mengedarkan segala pandangannya ke segala arah saat ia tiba di tempat tujuannya untuk mencari Aidan. Di bawah cahaya remang - remang di pinggir sana Jia bisa melihat jelas bahwa itu adalah Aidan.
"Aidan! Aku kangen banget sama kamu!" teriak Jia berlari sambil merentangkan tangannya ke arah Aidan yang kini sudah berbalik dan melihatnya.
"Stop!" Aidann mengarahkan tangannya ke arah Jia agar gadis itu tak maju.
"Hah? Maksud kamu?"
"Jangan maju lagi, Ji. Kamu diem di sana,"
"Kamu gak kangen, sama aku?" tanya Jia dengan wajah polosnya. "Liat. Aku udah cantik, 'kan? Aku pake baju pemberian kamu loh," lanjutnya sambil berputar di depan Aidan.
"Ji. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." terang Aidan. "Kamu maju tiga langkah dan diem disana." titah Aidan.
Jia hanya menuruti sambil melangkahkan kakinya sesuai yang Aidan inginkan.
"Ji. Aku mau minta ma--"
"Enggak Aidan. Seharusnya aku yang minta maaf, walau pun aku gak tau kenapa hubungan kita jadi gini. Tapi aku gak mau egois Dan, aku gak marah sama sekali. Aku ngerti kenapa kamu gak nolongin aku pas pingsan. Aku sayang banget sama kamu, aku gak mau sesuatu terjadi buat hubungan kit---"
"Aku mau putus, Jia." potong Aidan dengan satu tarikan nafas.
Jia meremas ujung roknya hingga kusut. Perasaan tidak enak mulai mengganjal di hatinya.
"Kamu jangan becanda deh. Gak lucu, ah," Jia tertawa palsu. "Kamu boong, 'kan, sayang?" tanya Jia dengan mata berkaca - kaca.
"Aku serius Ji. Aku mau putus sama kamu, aku mau akhiri hubungan ini."
"Tapi kenapa Aidan?! Kasih aku alesan. Katanya kamu sayang sama aku, katanya kamu gak mau putus sama aku! Kamu udah janji gak bakal ninggalin aku! Mana janji kamu?!" tangis Jia pecah malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
29 Day's With My Twins (ON GOING)
Teen FictionSEDANG DALAM REVISI! Beberapa nama diganti, dan di revisi ulang untuk memperbaiki tanda baca untuk kenyamanan para pembaca. Terima kasih. **** Jangan lupa follow Start :140722 End :