Dia bukan pencuri biasa
Dia datang dan pergi selayaknya hantu tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.
Mengambil sesuatu yang bermakna tak terkilas oleh mereka yang tak memilikinya.
_______________________________________________________
Kali ini para...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah desa yang terletak di dekat perbatasan Kota Wanju-Gun dan Kota Jeonju-Si, terdapat sebuah misteri mengenai pencurian misterius yang pelakunya selalu meninggalkan sebuah pesan atau kode rahasia di sebuah cermin menggunakan darah para korban. Namun, anehnya di tubuh para korban tidak terdapat luka apapun.
Barang yang dicuri pun hanyalah sebuah barang yang tidak bernilai apa-apa di mata masyarakat. Namun, memiliki arti tersendiri bagi para korban.
Para korban yang semuanya adalah wanita janda tidak terlalu memperdulikan kejadian pencurian tersebut. Karena menurut mereka, selama mereka tidak kenapa-kenapa, mereka tidak akan ambil pusing mengenai masalah tersebut.
Terlebih lagi banyak warga di sana yang tidak suka dengan kinerja para aparat kepolisian yang selalu menganggap sepele apapun tindak kriminal yang terjadi di desa mereka. Hal itu pula membuat para warga tidak ingin berurusan dengan para polisi.
Namun, ada seorang wanita dari korban pencurian yang diam-diam telah melaporkan kasus tersebut pada pihak polisi. Wanita tersebut melaporkan hal itu karena terus merasa resah sebab barang yang telah dicuri adalah barang yang sangat berarti baginya.
Para polisi dan seorang detektif yang turun menangani kasus tersebut tidak menemukan petunjuk apapun. Karena semua bukti yang mereka temukan selalu mengarah pada para korban.
Aneh. Itulah hal utama yang sang detektif pikirkan saat menyelidiki kasus tersebut.
Pada tanggal 31 Januari, dua hari setelah aksi pencurian terakhir terjadi, ada seorang wanita yang mengatakan bahwa dia melihat sosok pencuri tersebut. Namun, setelah wanita tersebut menjelaskan, sang detektif justru merasa seprti sedang dipermainkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
