06. Pria Asing

820 40 1
                                    

Clara baru saja bermimpi jika ia sedang berciuman dengan Aldrian di padang rumput yang begitu sejuk. Tentu tidak bisa dijelaskan bagaimana perasaan Clara, bahagia bukan main! Clara harap ia tidak bangun dalam mimpi indahnya itu, namun suara ponsel sialan yang ternyata miliknya benar-benar merusak momen mimpi indah Clara.

"Sial. Sial!" Dia berdecak kesal dengan terbangun begitu terkejutnya. Segera Clara mencari letak ponselnya yang ia temukan di kaki ranjang. Sejak kapan ia menyimpan ponselnya di bawah ranjang? Apakah begitu lelahnya Clara hingga tidak sempat untuk merapikan barangnya?

Begitu ia berpikir sejenak, dan disusul saat matanya melirik pakaian yang ternyata juga bergabung denhan ponselnya di bawah ranjang saja. Oh, jadi Clara pun meletakan pakaiannya sembarang ya tadi malam? Bahkan ia tak mengingatnya. Tetapi sejak kapan membuka pakaian memangnya? Dan kenapa harus ada celana dalam dan juga bra miliknya juga di sana—

Seketika Clara melotot hebat. Bukan karena ia mengingat sesuatu yang membuatnya melepas pakaian dan menaruhnya sembarangan. Tetapi, suara gerakan yang mana berasal dari belakangnya, membuat Clara meyakinkan sesuatu jika tadi malam ia tidak lah tidur seorang diri, melainkan bersama orang lain.

Lalu dengan gerakan pelan, Clara memutar kepalanya ke belakang, memastikan jika tidak ada orang yang juga menempati ranjang itu, Clara sangat berharap jika ia tidur seorang diri! Namun naasnya, Clara malah menemukan sosok pria yang masih bergabung dalam alam mimpinya, kini tidur dengan melapisi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Gila. Dia benar-benar tidur bersama seorang pria tadi malam!

Apakah mereka juga sempat berhubungan badan?

Kalau begitu jawabannya akan Clara temukan sebentar lagi usai menyadari jika keadaan dirinya saat ini pun sedang tanpa busana sehelai pun. Jangan ditanya bagaimana keadaan pria asing di sebelahnya itu, karena Clara pun telah melihat pakaian khas milik pria juga ikut tercecer bersama pakaian miliknya di atas karpet.

Mungkin Clara bisa berteriak saat ini juga. Tetapi, hal itu rupanya bukan ide bagus di mana akan membangunkan pria yang tidak ia kenal itu dan kemungkinan Clara akan mendapatkan masalah besar. Dia memang sedang frustasi saat ini, selain karena Aldrian ditambah dengan kebodohannya semakin membuat Clara hampir gila saja.

Jadi, apa yang harus Clara lakukan? Apakah pergi tanpa suara adalah suatu hal yang bagus? Kalau memang begitu, Clara akan melakukan itu. Toh, ia harap pria di sampingnya itu tidak akan pernah mengenal wajahnya lagi lain waktu dan Clara pun bersumpah untuk tidak datang ke tempat ini lagi! Sialan, ia benar-benar terjebak di tempat terkutuk itu!

Usai memakai pakaiannya dengan gerakan ajaib, yang mana sama sekali tidak menimbulkan suara, Clara pun bergegas untuk keluar dari kamar yang semalam ia tempati bersama si asing tersebut. Tetapi sebelum benar-benar keluar, Clara malah berhenti karena memikirkan sesuatu yang seketika membuatnya menepuk dahi.

"Sial! Aku melupakan sesuatu yang penting!"

***

Clara dengan tampilan yang ia pastikan telah sempurna walau dengan proses yang begitu buru-buru, segera menghampiri Meira yang mana telah menunggunya selama dua jam lebih.

"Jangan minta maaf padaku karena aku sudah dendam akibat keterlambatanmu ini!"  Wanita itu telah berdumel karena muak menunggu Clara yang terlambat. See? Akibatnya mereka telat menonton film yang harusnya diputar satu jam yang lalu.

"Aku tahu aku salah, tapi untuk kali ini mohon maklumi aku dan dengarkan apa yang aku alami tadi malam." Clara tidak peduli jika Meira akan marahnya padanya karena ia terlambat, tetapi ia memiliki sesuatu hal lebih penting daripada meminta maaf, yah mengenai kejadian tadi malam tentunya. Apakah Meira harus tahu itu? Ya itu harus! Karena Clara samgat membutuhkan seseorang yang memberikan solusi saat ini.

Not A Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang