Hari pembuktian

37 6 6
                                    

"Terimakasih tuhan, inilah awal rencana, jalan yang kau berikan untukku menyelesaikan masalahku:)"

                           *****

Celine dibuat heran karena Jeva menghentikan laju motornya didepan sebuah rumah bercat biru dan pagar putih.

"Mending to the point ah! Mau lo apa?" Celine bertanya seraya turun dari motor.

"Niat gue baik,kok!"

"Mana ada penjahat baik!"

"Cel! Gue bawa Lo kesini sebenarnya karna disuruh orang!"

"Ini pasti akal-akalan Lo ajah,kan! Bullshit!"

Jeva diam sebentar mengatur sistem kesabarannya. "Sekarang Lo masuk kerumah itu! Didalam ada seseorang yang lagi nungguin!"

Selesai berbicara demikian spontan Jeva mendapatkan tatapan penuh curiga dari Celine.

"Gue gak bohong!" Tegas Jeva.

"Siapa juga yang bilang kamu bohong!"

"Ya....kan Lo sukanya negatif thinking ke gue!"

"Ya udah, Jev! Gue masuk!" Final Celine segera melesat memasuki pagar sebelum semakin lama berdebat dengan Jeva. Mungkin jika mereka terus beradu argument selesai nya akan besok pagi.

Celine mematung didepan rumah, bersamaan dengan bubarnya jejeran motor Jeva dan teman-temannya, menyisakan Celine dalam kesunyian.

"Cel! Kemana ajah dari tadi? Lama banget!"

Celine terkejut melihat seseorang muncul dari pintu rumah. "Angka?"

"Buruan....!!!!" Angka mendesak, melambaikan tangan pada Celine untuk mendekatinya. Celine menurut, membuntuti Angka memasuki rumah itu.

"Angka! Ini kamu masuk rumah siapa? Jangan bilang kamu mau maling?!!!"

Angkasa menoleh pada Celine, "Jangan berisik! Ini tuh rumah Maudy, kita kesini buat cari bukti kalo emang dia yang salah!" Ujar Angka memberi paham maksudnya dirumah ini pada Celine. Cewek itu mengangguk mantap.

"Lalu? Kita akan kemana?"

Angka melesat menaiki tangga menuju kamar Maudy.

Saat ini, cowok itu hendak membuka pintu kamarnya. Semoga saja tidak terkunci.

"Angkasa!"

Angkasa menoleh"kenapa?"

"Kamu yakin dengan apa yang bakalan kamu lakuin?" Ragu Celine menatap cemas seolah-olah akan takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Seratus persen YAKIN! Rumah ini kosong, gak ada satupun yang tinggal di sini. Maudy tinggal sama Anggareksa, sementara orang tuanya aku gak tau kemana!" Jelas Angkasa meyakinkan.

Semoga rencana untuk mencari bukti ini aman dan membuahkan hasil yang diinginkan untuk dijadikan bukti di pengadilan.

Ceklek!

Yes! Pintu kamarnya tidak terkunci, merekapun lanjut melangkah pelan memasuki kamar.

Gelap dan pengap, itulah yang keduanya rasakan ketika tiba didalam.

Tek!

Lampu dinyalakan oleh Angka. Cowok itu lalu melangkah ke sekeliling kamar, pun dengan Celine.

"Aku yakin, di rumah ini pasti ada bukti tentang pembunuhan yang Maudy lakuin," ucap Angkasa melangkah cepat mencari-cari bukti yang mungkin tersembunyi.

Celine beberapa kali menutup hidung karna bau busuk terus menerobos Indra penciumannya. "Astaga..! Maudy jorok banget ya! Kamarnya kotor banget,gini..! Hihhhh..."

Anggareksa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang