Angkasa Brahma Wijaya

62 21 23
                                    


Happy reading 🥰💘😊😊

  Suasana di pemakaman.
Celine tetap terdiam didekat kelima makam yang sejajar. Meski semuanya sudah pulang Celine tetap berdiam disitu, berat meninggalkan mereka semuanya.

Cepet pulang neng, malaikat Munkar dan Nakir mau kesana. Ah elah...

Hari ini cuaca mendung, sangat mendukung perasaan saat ini benar-benar hancur.

Tuhan...Hamba ingin ikhlas tapi manusia kenapa sulit sekali untuk ikhlas. Batin Celine begitu menyedihkan.

Air mata Celine tidak berhenti mengalir, rasanya tidak percaya dia akan hidup sebatang Kara tanpa keluarga.

Byuuurrrr....

Hujan turun dengan derasnya seketika mengguyur tubuh Celine.

"Please... Celine gak bisa pulang ke rumah Tampa kalian!!" Ujar Celine pada kelima makam didepannya.

Hidupnya begitu rapuh dan hancur. Coba kalian pikirkan bagaimana hidup sebatang kara.

Tampa Celine sadari, seorang pria tengah memperhatikannya dari kejauhan.

                   ****

"Woy!!! Belajar terus Lo kerjaannya!!" Lyon datang-datang menepak kepala Anggareksa dan duduk di dekatnya.

"Daripada terus bodoh kaya Lo?"

"Ya ampun bang, perkataannya tidak menguatkan saya!!" Lebay Lyon.

"Gak usah alay!!" Ketus Anggareksa.

Lyon nyengir kuda dan beberapa saat setelahnya ia mendadak heboh.

"GAAAA.... ANGGA!! LO  TAU GAK??"

Spontan Anggareksa menoleh pada Lyon dengan tatapan tajam.

"Hehehehe, tatapannya bang, takut saya. Nasib punya anggota kaya lu, bukan takut sama bosnya malah bosnya yang dibuat takut," beo Lyon terdengar mengganggu Aktivitas Anggareksa.

Anggareksa tak menyahuti membuat Lyon geregetan sendiri. Mencak-mencak dia Kayak di diemin pacar aja.

"Tau gak-----"

"Kagak!"

"BELUM SELESAI NGOMONG!!" Lyon kesal. Berbicara dengan Anggareksa selalu membuatnya kesal emai.

"Semua siswi di SMA ini tuh lagi berduka cita, masak Lo kagak sih?" Tanya Lyon memulai pembicaraan yang serius.

"Berduka cita gimana maksudnya??" Tanya Anggareksa dengan kening berkerut.

"Lo gak tau? Ini lagi viral banget di sosmed, semenjak kematian Abang Lo si Angka, semua siswi pada loyo, pada sakit hati, pada galau, jadi sad girl semua siswi di sekolah kita." Papar Lyon.

"Padahal kan, Angka bukan siapa-siapa mereka. Gak kebayang gue gimana kalo mereka pada jadi istrinya Angka" Lyon geleng-geleng kepala.

"Gue lebih berduka cita daripada mereka" ujar Anggareksa.

Lyon menatap wajah Anggareksa penuh selidik. "Tapi kelihatan Lo damai-damai aja,deh!"

"Menurut Lo! Nyatanya gue gak damai-damai aja" Jelas Anggareksa.
"Yang lainnya kemana?" Tanya Anggareksa mulai menggantikan topik pembicaraan.

"Mereka berdua lagi pamer diri di lapangan basket! Biasa, jomblo kan gitu! Promosi diri biar laku. Hahahaha" Lyon tertawa kencang dengan perkataannya sendiri.

"Ya kali promosi!! Mereka gak semurah itu kali, malahan siswi disini tuh yang banyak murahan!!" Ujar Anggareksa membuat takjub Lyon.

Dengan sigap Lyon mengeluarkan handphonenya.

Anggareksa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang