Jihyo terus menangis saat Dion di makamkan. Dia tak percaya jika anak laki-laki nya itu pergi begitu cepat.
Setelah pulang, Clara menatap marah pada foto kakaknya itu, "kamu mengingkari janji!" Desis Clara.
"Mana anak laki-laki kalian yang sering kalian banggakan?" Pekik Clara.
"Jangan seperti itu, Nak!" Andrew memperingati.
"Kalian terlalu membanggakan Dion! Sampai kalian lupa, jika kalian memiliki anak perempuan!" Clara terdengar lirih.
Clara berlari menuju kamar. Tangis nya pecah, Clara kecewa pada Dion, dan orang tuanya! Gadis itu tidak ingin lagi tinggal di rumah ini, dia sudah muak.
"Aku akan pergi!" Clara mengemasi semua barang-barang nya.
Clara menunggu ayah dan ibunya pergi dari rumah. Setelah di rasa sepi, Clara mengambil beberapa lembar uang dari dompet ibunya, untuk ongkos pergi ke Incheon.
Clara menaiki sebuah bus, kali ini Clara akan pergi ke rumah neneknya. Nenek yang sangat menyayangi nya, sudah lama juga Clara tidak berkunjung ke desa tempat nenek nya tinggal.
Perjalanan dari Seoul ke Incheon membutuhkan waktu satu jam lebih. Clara menggunakan waktu itu untuk tidur sejenak. Clara tertidur cukup lama, dirinya sampai di bangunkan oleh sopir bus tersebut.
"Terimakasih, pak!" Clara membungkukkan tubuhnya, setelah membayar ongkos.
Clara berjalan kaki dari terminal bus menuju kampung terpencil. Cukup jauh, namun Clara sudah terbiasa dengan itu. Clara akan tinggal bersama nenek nya untuk beberapa saat ini. Dia tak ingin bekerja membantu orang tuanya, karena dia benar-benar tak mendapatkan apapun dari hasil kerja keras nya.
"Nenek?!" Seru Clara, saat dia melihat sang nenek sedang menjahit pakaian.
"Clara? Cucu ku?" Nenek menyambut sang cucu dengan pelukan hangat nya.
"Aku rindu, nenek!" Clara membalas pelukan itu dengan erat.
"Nenek lebih merindukan mu, Clara!" Wajah Clara diberi kecupan oleh nenek.
"Tumben sekali kamu kemari, ada apa? Kenapa kamu membawa banyak barang?" Tanya nenek, heran.
"Kak Dion meninggal, dan aku pergi dari rumah," Jelas Yoona.
"Dion meninggal?" Tanya sang nenek tak percaya.
Clara mengangguk. Pantas saja nenek nya ini tidak tahu, lagi pula siapa yang akan memberi tahu nenek nya ini?
"Lalu kenapa kamu malah ke rumah nenek? Harusnya kamu menemani orang tua mu yang sedang berduka!" Tegas nenek.
"Nenek, aku lelah. Boleh aku istirahat?" Clara tak menjawab perkataan nenek nya tadi, dia memilih untuk tidur di kamar.
Nenek nya ini memang sudah tua. Dia hanya hidup sendiri di kampung. Nenek bekerja menjual sawi dengan cara berkeliling. Meski hanya mendapat uang sedikit, sang nenek tetap semangat bekerja.
"Istirahat lah, Clara. Nanti malam nenek akan membuatkan kimchi kesukaan mu!" Ujar nenek.
Clara hanya mengangguk. Di sini koneksi internet cukup lambat, karena rumah nenek nya jauh dari pusat kota, apalagi rumah nya berada di dekat bukit. Jadi percuma jika Clara membawa ponsel ke rumah nenek nya.
~
Hari-hari Clara jalani dengan membantu nenek nya berjualan. Sampai dua tahun lamanya Clara tinggal di rumah nenek nya itu, dan belum juga kembali ke rumah orang tua nya.
Siang ini Clara pergi ke atas bukit, karena jaringan di sana cukup kencang. Saat Clara membuka ponsel, sang ibu tiba-tiba menghubungi nya.
"[Pulanglah! Apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan? Rumah kita akan di sita, jika kita belum juga membayar.]" Sosor Jihyo, saat panggilan nya terhubung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Or Manager
RomanceClara, Wanita pengangguran yang selalu mengeluh tentang kehidupan nya. Clara, harus cepat mendapatkan pekerjaan, karena orang tuanya memiliki hutang pada seorang rentenir. Jika Clara tidak segera melunasi hutang orang tua nya, dia akan kehilangan r...