7: Kating anying

124 15 0
                                    

.

.

.

    AKHIRNYA  Rosie berhasil meraih salah satu impiannya, yaitu memasuki Universitas A, setelah segala janji manis, dan kontrak asuransi hidup demi ketenangan jiwa para antek-anteknya.

Ya, jadi setelah mereka makan kemarin Rosie kembali membujuk para temannya yang juga anak buahnya a.k.a Jisoo, Jennie, Lisa, June, Jeka, Eunis. Dengan janji-janji berupa;

1. Ke mana-mana diantar jemput
2. Gak boleh pulang sampai malam
3. Ijin kalau mau pergi
4. Lapor lokasi
5. Punya temen baru harus di approve dulu.

    Rosie sempat protes sebenarnya, karena.. yaa dia merasa bukan anak kecil lagi sampai harus ketat banget peraturannya, meskipun ini demi kebaikan dirinya sendiri.. Kalau makin lama malah jadi terkekang, nggak punya privasi apalagi dengan kebebasan. Ya tapi mau bagaimana lagi? Dia yang ngeyel ingin kuliah, ya dia yang harus menerima konsekuensinya juga.

Dan pada pagi hari ini di kediaman rumah Bapak Tabi a.k.a Bapaknya June, Rosie yang sudah cantik, wangi dan rambut yang dikuncir kuda, sedang menikmati sarapan dengan secangkir susu coklat hangat.

Disebelahnya ada June yang hanya mengenakan kaos oblong hitam dan boxer batman kesayanganya.
" Dek gimana, nanti ikut PKKMB kampus?"

"Ya iyalah mas, kan aku maba."
Jawab Rosie sambil mengunyah nasgor buatan bunda bomi.

"Mending gausah ikut acara pembukaan itu deh. Langsung masuk pas ada matkul aja. Gimana?"

"Ogah! Nanti malah makin ribet, kalau adek diminta keliling cari tanda tangan kating gimana? Lagian kan Rosie pengen ngerasain ramenya acara itu!"
Rosie mengerutkan dahinya, membayangkan jika dirinya tidak mengikuti acara pembukaan dan malah keliling minta tanda tangan kating yang nggak dia kenal sama sekali. Malu banget sampe urat nadi.

"Iya-iya yaudah! Gausah ngegas gitu kelesss~"

"Mas sih ngeselin." (•ˋ _ ˊ•)

"Ya kan maksud mas baikk, biar nanti nggak kecapean ikut acara gituan.."
June kekeh membela diri.

"Ya tapi kan—"

"Heh, makan aja ga bisa diem! Pagi-pagi udah adu cangkem kenapa sih?"
Bapak Tabi teriak, menuruni tangga dengan menggunakan sarung warior warna hijau.

"Cih, kamu tuh nggak diajak yah!"
June bales sewot ke si bapak. Dengan ekspresi wajah bak banci perempatan.

"Ealah, cah gendeng."
Bapak Tabi hanya bisa menggelengkan kepala, pasrah akan sikap anak jaman sekarang. Apalagi anaknya yang macam tidak disekolahkan.

.

.

.

    Setelah adu bacot pagi hari, akhirnya Rosie dapat sampai di kampusnya dengan tepat, selamat, meski rada kumat. Ya habis gara-gara diajak tubir sama June pagi ini, dia jadi lupa waktu. Yang harusnya sampai kampus jam 7, dia jam 7 malah masih scroll tiktok. Akhirnya mengebutlah Rosie dengan moge kesayangannya, dan sampailah di kampus pukul 07.17

"Hufftt.. Hah hah.. Njir hampir telat. Wkwkkw itu tadi bapak-bapak helm-nya kebalik ngakak banget!"
Sempet-sempetnya Rosie ngelawak.

    Ya sebenarnya nggak.
Rosie itu nervous karena takut telat untuk pembukaan acaranya. Bisa-bisa ketangkep anggota BEM kampus terus disuruh buat barisan sendiri, bisa malu dia. Ya akhirnya untuk mengalihkan pikiran biar nggak tambah nervous, Rosie memutar ingatan tentang semua kejadian lucu pagi ini.

   Contohnya tadi, bapak-bapak yang naik motor supri pakai helm kebalik, jadi jidat kinclong nya tersentrong hangatnya sinar matahari. ᕕ( ᐛ )ᕗ

    Sangking sibuk ngakak gaje di depan gerbang, Rosie sampai nggak sadar sedang ditatap sama kating dan maba lain di dalam lapangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

| 𝙒𝘼𝙉𝙉𝘼 𝙆𝙉𝙊𝙒 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang