CHAPTER 1

250 13 3
                                    

"Kecerobohan mengisyaratkan awal dari kehidupan yang tak diinginkan."

❝ DIMENSI ARLO

Rea mengamati penampilannya di depan cermin besar. Mini dress ketat berwarna hitam dengan belahan dada yang terlihat jelas melekat sempurna di tubuhnya. Gadis itu tersenyum puas akan penampilannya yang sudah dianggap perfect. Ia sangat bangga memiliki lekukan tubuh ideal yang menonjolkan beberapa bagian.

 Ia sangat bangga memiliki lekukan tubuh ideal yang menonjolkan beberapa bagian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pintu terbuka membuat Rea mengalihkan pandangannya. Tampak kedua temannya berdiri di depan pintu dengan penampilan yang sudah rapi dan memukau. Tak heran jika outfit yang digunakan seksi semua karena tujuan mereka malam ini adalah ke salah satu club ternama di kota ini.

"Woahh, you look so pretty, baby," puji salah satu temannya yang memakai dress warna putih, dia bernama Valerie Shen Waller.

Ava Danielle, teman Rea yang satunya menatap Rea dari atas hingga ke bawah dengan mulut menganga lebar. Dia sungguh tidak bisa berkata-kata melihat betapa seksi temannya itu.

Rea memutar bola matanya malas melihat tatapan Danielle yang seperti menelanjangi dirinya. "Stop it, Elle! Jangan natap gue kaya orang mesum, gue nggak minat sama cewek."

"Seriously?! Secara nggak langsung lo ngatain gue lesbian!" sungut Danielle tak terima.

"Yang dibilang Rea bener, tatapan lo mesum banget. Gue jadi ragu lanjut temenan sama lo," tutur Valerie sambil membenarkan tatanan rambutnya.

"Sialan!" umpat Danielle membuat keduanya tertawa kecil.

❝ DIMENSI ARLO ❞

Menit telah berlalu, kini Rea dan kedua temannya telah berada di area club. Tampak cahaya neon berkelap-kelip, memberikan semburat warna-warni pada wajah-wajah yang bergerak di gelapnya suasana. Dentuman musik keras memenuhi ruangan, orang-orang bergerak mengikuti irama, tertawa, berteriak, menikmati malam yang seolah tiada habisnya. Terlebih lagi asap mesin kabut mengisi ruangan, menambah kesan misteri dan kegembiraan.

"Turun nggak?" tanya Valerie kepada Rea.

Rea meneguk setengah gelas wine yang disuguhkan oleh bartender, lalu mengamati keadaan sekitar. "Ah, gue males desak-desakan."

Tiba-tiba Danielle datang entah darimana sambil senyum-senyum sendiri. Ia pun ikut duduk di samping Rea yang tengah menatap dirinya aneh. Rea dan Valerie saling bertatapan, kemudian menggelengkan kepalanya bersamaan.

Karena penasaran, Valerie insiatif bertanya, "Kenapa lo? Mau diboking orang?"

Danielle mendelik, menatap Valerie dengan tajam.

DIMENSI ARLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang