Prolog

793 33 2
                                    

.

.
⚠️
Mengandung spoiler dari Divorce. Bagi pembaca Divorce yang tidak menyukai spoiler silakan menekan tombol kembali.
.
Anyeong...
Bxb tolong lihat tag terlebih dahulu kalau gak sesuai, nagajuseyoooo

.

.
Happy reading
Enjoy:)
.

.

Kehidupan tidak melulu tentang bagaimana kita bisa bahagia, tetapi bagaimana kita bisa belajar tentang menerima dan merasakan berbagai rasa yang ada di kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan tidak melulu tentang bagaimana kita bisa bahagia, tetapi bagaimana kita bisa belajar tentang menerima dan merasakan berbagai rasa yang ada di kehidupan. Seperti kita harus mencoba rasanya sedih sebelum mengerti apa itu kebahagiaan.

-Anonim

.

Pagi ini Renjun nekat untuk pergi ke supermarket sendirian. Menghabiskan waktunya berlama-lama memilih bahan makanan sampai matahari naik dan bersinar cerah.

Dering telepon di saku mantelnya juga ia abaikan. Setelah tadi malam ia bertengkar lagi dengan Babanya tentang masalah yang sama. dia jadi malas untuk bertemu sosok babanya itu.

"Hwang Injun? Masih ingat padaku?" Renjun berhenti ia kesusahan membawa kantong belanjaannya dan bertemu dengan seseorang yang mengaku mengenalnya. ia mengerjapkan mata berusaha untuk menginggat fitur wajah di depannya.

"Sepertinya lupa yah, aku Nana kita pernah berteman saat kau ke Jepang. Padahal aku mencarimu kesana kemari bahkan aku mencari beasiswa ke China agar bisa bertemu lagi denganmu".

Renjun membulatkan matanya belanjaan yang awalnya memang sudah ingin terjatuh meluncur bebas dari kedua tangan Renjun. "Ya ampun Nana, Na Jaemin kan yah? masih kerabat Baba? Wah tidak menyangka kau disini bagaimana bisa?".

Na Jaemin tersenyum lebar ia menundukkan tubuhnya untuk membantu Renjun memasukkan bahan makanan yang dibelinya di supermarket. "Aku mendapat kabar bahwa kau berada di China dari Hyunjin".

Renjun mengernyitkan dahinya saat mendengar nama sahabatnya di sebut. "Wah bagaimana bisa Hyunjin tidak bercerita apapun padaku?".

Na Jaemin terkekeh membawa satu kantong plastik untuk membantu Renjun yang tampak kesulitan. " ceritanya panjang aku dan Hyunjin sepasang kekasih dan ternyata Hyunjin mengenalmu, anehnya lagi kita bertemu di sini sebelum Hyunjin mau mempertemukanmu padaku".

Jaemin tersenyum sepanjang perjalanan menuju rumah Renjun. Ia merasa senang saat bertemu kembali dengan Renjun yang sempat ia cari kabarnya dan menghilang begitu saja. "Kau tau Renjun~aa ada banyak hal yang aku sesali, kenapa aku tidak bertemu denganmu di awal perkuliahan".

Renjun tersenyum tipis kehilangan kepercayaan dirinya saat Na Jaemin seperti begitu mengaguminya, Renjun yang sekarang bukan lagi Renjun yang baik hati seperti dulu. Ah tidak, seharusnya Renjun selalu percaya terhadap dirinya sendiri itu kata dokter yang selalu menemani terapinya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang