CHAPTER :01 《ADOPSI》

44 4 1
                                    

"Kamu pakai baju ini" Ucap Ibu ku melempar kan gaun putih padaku

"Kamu pakai baju ini" Ucap Ibu ku melempar kan gaun putih padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayangkan saja itu gaun putih nya

"Apa ini?" Tanya Nadira

"Kenapa? Kenapa aku harus memakai gaun ini ibu? bukankah ibu tak pernah sekalipun membelikan ku gaun? mengapa ibu membelikan ku gaun sekarang?, ahh sudahlah kulepas saja gaun ini" Ucap Nadira dengan penuh nampak polos nya

"Apa kau mau kupukul?" Ucap ibu Nadira yaa memang aku dari kecil sejak usia ku 4 tahun ayah dan ibuku sudah sering memukul, Menampar bahkan memukul ku menggunakan tali aku sudah biasa dengan ini semua

"Apakah kita akan menjenguk Kannaya?" Tanya ku pada ibu

"Ahh kau tak usah banyak bicara, cukup kenakan saja gaun itu" Ucap ibu dan hanya ku beri anggukan

Akupun keluar dari kamar aku melewati kamar ibuku ku lihat ayah ku yang sedang menelepon seseorang karna pintu yang sedikit terbuka dan juga ayah ku tak sengaja menyalakan speeaker jadi ku dengar segala nya, Tapi aku masih tak tau arti pembicaraan ayah ku pada seseorang di balik telfon itu

'Apa kau sudah mempersiapkan Nadira dengan gaun yang ku beri?'
'Ahh kau tenang saja aku sudah mempersiapkan nya dari kemarin, sesaat ku menandatangani surat itu'
'Apa kau yakin aku bisa mengadopsi anak mu Nadira?'
'Tentu, dengan jaminan uang di depan mata!'
'Urusan kecil'
'Baiklah'

'Apa itu Adopsi? aku baru dengar kata kata itu tapi mengapa, disitu ada namaku yang di sebut'-Batin Nadira, yaa walau usia ku sudah 10 tahun aku jarang melakukan pergaulan hingga membuat ku tak mengenal bahasa bahasa yang asing bagiku

"Ahh sudah lah, mungkin saja itu hal yang tak penting aku sampai lupa apa tujuan ku kesini tadi" Ucap ku dan mulai berjalan ke arah ruang tamu Nadira pun duduk di sofa panjang memakan camilan dan menonton film kartun kesukaan nya

"Bwahahaha" Tawa ria Nadira hanya cara ini yang bisa sedikit membuat nya senang

"Nadira" Ucap pria paruh baya bersuara serak itu

"I-iya ayah?" Tanya Nadira

"Bersihkan semua kekacauan ini!!" Tegas Ayah Nadira

"I-iya ayah" Gugup Nadira membuang bungkus camilan yang sudah habis di atas meja dan ia masih memegang sebungkus camilan di tangan nya yakni masih ada setengah dari bungkus yang ada, Saat ia melihat ayah nya sudah pergi lekas ia duduk dan melanjutkan aktivitas nya memakan camilan nya

Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu dan segera Ibu membawa Nadira masuk ke ruang tengah ayah pun membuka kan pintu untuk tamu mereka Ibu merapikan gaun Nadira yang ada bekas bubuk/bumbu camilan yang lekas tadi di makan Nadira

Ada 2 pria tinggi memakai jas hitam,celana hitam dan juga sepatu hitam atau acesories lainnya yakni berwarna hitam Cowo mamba :V  masing masing membawa 2 koper ternyata pria itu sedang mengawal 1 pria dan 1 perempuan seperti nya sepasang suami istri dan dari keluarga ternama karna ku lihat dari kaca jendela ku yang berwarna hitam itu ayah ku sangat menghormati nya ntah mengapa.... .

"Dimana anak mu?" Tanya pria itu

"Sebentar, aku akan memanggilkan nya" Ucap Ayah ku

Cast One:

"Apakah Nadira sudah siap?" Tanya ayah ku pada Ibu ku

"Tentu" Jawab Ibu ku

"Ayah akan membawa ku kemana?" Tanya Nadira

"Ayah akan memperkenalkan mu pada teman ayah kau jangan nakal" Tegas ayah mengajak ku keruang tamu

"Hai gadis cantik" Ucap pria yakni di akui teman ayah ku dan aku hanya tersenyum manis

"Bagaimana kabar mu sayang?" Tanya wanita yakni istri teman ayah ku

"Baik" Jawab Nadira

"Bagus sekali" Senang wanita itu memeluk ku dari belakang

"Apa kau sudah memikirkan nya matang matang sebelum memberi keputusan? karna aku tak mau jika harus kembali kesini lagi!" Ucap teman ayahku

"Tentu aku sudah memikirkan nya, dan aku menyetujui nya" Ucap Ayah ku

"Baiklah kau tanda tangan lah di kertas ini" Ucap teman ayah ku, dan ayah ku pun langsung mengambil dan menandatangani kertas itu

"Baiklah ini 4 koper duit yang sudah ku janjikan" Ucap teman ayah ku memberikan 4 koper itu

"Apa boleh kubawa sekarang?" Tanya teman ayahku

'Apa yang akan di bawa oleh nya? apakah ayah atau Ibu menjual sesuatu tapi kurasa ayah dan Ibu tak mempunyai dagangan yang akan di jual apakah ayah akan menjual? salah satu barang di rumah ini? atau menjual apa? sepeda ku? mainan ku? atau menjual Gembul kucing ku?'-Batin ku mulai curiga

"Apakah kau mau ikut dengan ku gadis kecil" Ucap Wanita itu

"Kemana?" Tanya ku

"Aku akan mengajak mu jalan jalan, dan membelikan mu segala hal yang kau inginkan" Ucap wanita itu

"Tapi apakah tante akan mengantar ku kembali kesini?" Tanya ku dengan nampak polos

"Tidak"

Deg

Apa ini? Tidak? lalu aku akan tinggal dimana?

"Apa maksud tante?" Tanya ku

"Kau akan menjadi anak ku dan tinggal dirumah ku gadis kecil" Ucap Wanita itu menatap ku sangat dalam

"B-bagaimana bisa? aku hanya akan menjadi anak Ibu dan ayah ku saja" Tangis ku mulai pecah aku mendekati ayah dan ibuku namun Ibu ku malah mendorong ku dan berkata

"Kau bukan anak ku, Pergi lah kau dari sini" Ucap Ibu ku mendorong ku

"Hikss hikss aku tak mau pergi hiksss ayahh ibu hiksss" Tangis Nadira

"Sini sayang" Ucap Pria itu mendekati ku namun aku malah semakin menjauh dari nya

"Aku tak mau pergi hikss" Ucap ku, Tanpa basa basi pria itu menggendong ku dan langsung memasukan ku kedalam mobil mewah di tengah tengah pria dan wanita tadi

"Hikss hikss apakah aku tak akan bertemu hikss kanaya lagi?" isak ku tetap menangi

"Udah jangan nangis terus nanti kamu sakit" Ucap wanita itu seraya memeluk Nadira

"Apa kau sudah makan sayang?" Tanya pria paruh baya itu dan hanya di jawab gelengan oleh Nadira

"Apa kau mau Spageti?" tanya pria paruh baya itu dan hanya di jawab gelengan lagi

"Bagaimana dengan pizza? atau chicken?" Tanya nya lagi dan hanya ku beri gelengan

"Berhenti!" Tegas pria paruh baya itu pada supir ia turun di depan tokoh ice cream ternama di jakarta ia membeli ice cream beragam rasa dalam 1 cup jumbo dan harga nya 45 ribu Aice sultan :V
Dengan beragam toping di atas nya

"Daripada kau geleng kepala saja mending makan ini pantas cuaca panas papa tau bahwa kau sedang haus karna gerah di dalam mobil, apa ingin ac di nyalakan?" tanya pria paruh baya itu karna ia takut jika Nadira akan mual di jalan karna tak tawar dengan ac

"Tidak aku tidak mau ac di nyalakan, terimakasih atas ice cream nya" Ucap Nadira mengambil cup itu dan mulai memakan nya jika urusan ice cream maaf tapi Dira tak bisa menolak nya karna itu makanan fav nya dari kecil

"Baiklah berhentilah menangis dan makan ice mu" Ucap pria itu

Bersambung-























Typo bertebaran wajib vote sebelum membaca!!🔥🔫
Gak usah banyak bacot kalau mau baca klik aja bintang nya susah amat!!

🐳💞『D』『a』『i』『l』『Y』💞🐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang