Kakel's 11

11 4 0
                                    

Instagram : j2h.ofc

Shasa duduk seorang diri di tribun lapangan basket sekolah, dia tidak tahan duduk berdiam diri di dalam kelas dengan keadaan sedang perang dingin bersama Vana, jadi gadis itu memutuskan untuk melangkah keluar kelas dan berakhir di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shasa duduk seorang diri di tribun lapangan basket sekolah, dia tidak tahan duduk berdiam diri di dalam kelas dengan keadaan sedang perang dingin bersama Vana, jadi gadis itu memutuskan untuk melangkah keluar kelas dan berakhir di sini.

"Hiks hiks" Tiba-tiba saja gadis itu terisak pelan, menutup wajahnya menggunakan kedua tangan kejadian di rumah sakit kembali teringat membuat tangis gadis itu semakin pecah.

"Hiks hiks bego hiks bego!" Shasa memukul kepalanya sendiri menggunakan tangan dengan air mata bercucuran.

"Harus nya hiks lo ngga gitu , lo bikin sahabat lo sendiri hiks sakit hati cuma karena cowok hiks hiks" Ucapan gadis itu tersendat-sendat seiring dengan tangisan yang semakin menjadi.

"Heyy Cac-, Yaallah kenapaa?" Entah kenapa Narendra bisa tiba-tiba muncul dan langsung berjongkok di hadapan gadis itu, Shasa menggeleng keras masih sibuk menangis, Narendra tidak bisa menyembunyikan wajah paniknya.

"Ca atur nafas Ca,  Jangan gini" Narenda mengusap kedua lutut Shasa, membantu merilekskan keadaan gadis itu.

"Takut hiks hiks" Narendra masih setia berjongkok memandang gadis itu begitu lembut, Shasa balik menatap kearah Narendra bukannya berhenti tangisnya malah semakin pecah, membuat Narendra duduk dikursi sebelah Shasa sebelum menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"It's okey, cemburu itu manusiawi, tapi kalo di pikir sih lo emang salah yah, naruh curiga kayak begitu sama Vana dimana dia itu sahabat lo sendiri" Narendra mengusap lembut rambut gadis yang ada dalam rengkuhannya.

"Takut kak, gimana kalo Vana gak mau temenan sama gue lagi?" Mendengar ucapan gadis itu Narendra melepaskan pelukan, merundukkan badannya agar sejajar dengan wajah Shasa.

"Mikir kayak gitu? Boleh, Tapi yakin Vana bakalan pergi? Dia cuma masih butuh waktu buat lupain kejadian waktu Ca, dia masih berusaha supaya gak nyakitin perasaan lo, tau sendiri kan karakter dia kayak gimana, siapa tau dia salah ngomong dan malah berimbas ke persahabatan kalian, bukannya baikan malah tambah runyam" Dengan suara lembut dan senyuman tulus Narendra berbicara sembari mengusap sisa air mata di wajah Shasa yang sudah agak tenang.

"Gitu yah?" Narendra mengangguk mantap kemudian kembali berdiri tegak, membuat Shasa mendongak kepala guna menatap pemuda itu.

"Iyaa Caca gitu, udah nangisnya, mukanya sampai merah" Narendra terkekeh sambil mengusap pelan wajah Shasa, membuat gadis itu bersemu.

"Makasih Kak, nanti gue coba minta maaf lagi" Ucap Shasa dengan senyuman membuat Narendra kembali mengangguk dengan senyuman.

"Nah gitu dong senyum, kan cantik kalo gini" Ucapnya lagi membuat Shasa ingin melebur rasanya.

"Ko bisa liat gue disini?"

"Kebetulan lewat abis dari ruang osis, awalnya gue kira bukan lo, jadi nyamperin aja buat mastiin" Ucapan pria itu membuat Shasa menggaguk paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakel'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang