2012
Dua garis merah itu masih menimbulkan syok luar biasa bagi Sakura. Tubuhnya lemas dan dari pagi dia tidak merasa mampu untuk melakukan apapun.
Air mata membuat wajahnya yang cantik menjadi basah dan berantakan. Begitupula rambu merah mudanya yang selalu rapi kini berubah menjadi acak-acakan.
Sampai saat ini hanya dia sendiri yang tahu kabar mengejutkan ini. Tidak seorang pun selain dirinya yang mengetahui apa yang telah terjadi. Bahkan Sasuke yang seharusnya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas hadirnya nyawa kecil yang kini sedang tumbuh di dalam perutnya.
Butuh hampir satu jam kemudian bagi Sakura untuk dapat menenangkan diri dan menelpon sang kekasih. Dia menghela nafas panjang berkali-kali selagi menunggu panggilannya diangkat oleh Sasuke.
Pada dering panggilan kelima, telponnya diangkat dan suara Sasuke yang rendah dan dalam menyapanya.
"Hai, sayang. Ada apa? Merindukanku huh?" Goda Sasuke seperti biasa.
Jika tidak terjadi apapun saat itu, mungkin Sakura akan langsung menjawab sapaan riang Sasuke dengan nada manja lalu bertanya apa yang sedang dia lakukan. Namun kali ini, Sakura tidak punya waktu untuk itu. Dia hanya ingin segera mengatakan apa yang kini tengah disembunyikannya dari orang lain pada Sasuke agar mereka bisa segera menemukan jalan keluar bersama.
"Kau dimana sekarang? Apa bisa aku ke tempatmu?"
"Aku baru pulang dari mengurus kuliah untuk semester besok. Kau juga sudah menyelesaikan semua pendaftaran kuliahmukan? Aku tidak sabar bisa satu kampus denganmu. Kalau kau mau ke apartemen sekarang, silakan saja. Aku menunggumu."
Tidak ada nada khawatir atau penasaran dari Sasuke. Mungkin dia belum bisa mencium gelagat aneh Sakura kini.
"Baiklah, aku ke sana." Cepat, Sakura langsung memutus panggilan mereka tanpa mengucapkan kata pamit lebih dulu.
Tanpa pikir panjang lagi dia turun dari tempat tidur lalu memasukkan dua buah testpack ke dalam kotaknya lalu memasukkan kotak itu ke dalam tasnya. Dia membenarkan sedikit penampilannya yang kacau balau karena tidak ingin membuat khawatir keluarganya jika melihatnya saat keluar kamar nanti.
Langkahnya mantap menemui Sasuke. Dia percaya kalau kekasihnya adalah laki-laki yang bertanggung jawab dan mereka pasti bisa melalui ini semua.
***
Testpack itu jatuh dari tangan Sasuke ke lantai hingga menimbulkan suara kecil. Matanya membelalak terbuka seperti begitu tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya.
"Kau tidak sedang bercanda kan?" Tanyanya pada Sakura yang sekarang sedang menangis terisak di atas tempat tidur Sasuke sambil membenamkan wajahnya pada kedua tangannya.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Sakura. Hanya anggukan kepalanya yang lemah sebagai jawabannya sebelum akhirnya dia mengangkat wajah dan memandang Sasuke dengan air mata berlinang di pelupuk mata.
"Bagaimana bisa? Kita hanya melakukannya sekali." Lirih Sasuke. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan apa yang dia dan Sakura lakukan kala itu akan berakhir seperti ini.
"Aku tidak tahu..." Tenaga Sakura seperti sudah terkuras habis hari itu. Dia kebanyakan menangis dan kepalanya penuh dengan penyesalan yang terlambat.
Sasuke berjalan mondar-mandir dengan tangan berada di pinggang lalu kemudian salah satu tangannya mengacak rambut hitamnya. Dia tampak tengah berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love✔️
RomansaAda alasan kenapa seseorang tetap tinggal, dan selalu ada alasan kenapa memutuskan pergi. *** Sakura punya kehidupan yang sempurna di usia remaja. Dia punya keluarga yang sempurna, teman-teman yang baik, dan kekasih yang luar biasa. Sayangnya tida...