Hello, My Crush

584 86 0
                                    

Rasanya darahku membeku, jantungku berpacu cepat dan badanku serasa sulit digerakkan persis orang sakit.
Suara bising nan riuh di sekitarku teredam sebab sosoknyalah yang kini membangkitkan seluruh afeksiku padanya. Dulu--hingga hari ini. Tetap dan tak pernah berubah.

Napasku kembali kala seorang bocah 5 tahun menarik-narik lenganku dengan tidak sabaran.
"Nee-chan! Aku sudah dijemput, ayo antar aku keluar," rengekannya membuatku tersadar.
Bocah kecil itu menarikku dengan semangat menuju gerbang hitam dimana disana sudah banyak berkerumun para penjemput menanti.

Di sanalah dia, berdiri tegap sambil menelepon seseorang.
Dia, crush ku saat SMA, si maniak ramen Namikaze Naruto.







Disclaimer ~ Masashi Kishimoto
.
.
Warning: AU, OOC, Typo, Just share my imagination
Rate : T









Masih jam pertama tapi kelas sangat berisik. Semua gara-gara Haruna, gadis berambut cokelat penggosip itu datang ke kelas dengan tergesa sehabis mencuri dengar di ruang guru. Dia bersuara dengan heboh bakalan ada siswa baru yang datang dari luar negeri. Aku tidak mendengar dengan jelas, Inggris atau barangkali Amerika. Pokoknya luar negeri.

Kutebak, dia pasti anak yang bermasalah atau semacamnya. Jika tidak, buat apa pindah saat awal semester di tahun kedua?

Kelas mendadak hening dalam sekejap manakala terlihat bayangan Kakashi-sensei, wali kelas kami yang berjalan kelewat santai menuju kelas.
Dan--ya ampun, sekelompok anak perempuan malah sudah curi start duluan melihat dari jendela kelas anak lelaki yang mengikuti Kakashi-sensei.
Sudah bisa dipastikan siswa baru itu sepertinya akan sekelas dengan kami hingga kelulusan kelak.

Anak itu berdiri di depan kelas sambil memperkenalkan dirinya dengan lantang dan penuh semangat. Ia terkesan ceria dan easy going. Tipikal anak lelaki yang menurutku seperti magnet penarik kaum perempuan, namun juga teman menyenangkan untuk sesama anak lelaki.

Namanya Namikaze Naruto, berasal dari kota Pasadena, California. Tempat di mana matahari bersinar cerah dan udara selalu hangat. Badannya jangkung berisi, tidak gemuk pula tidak kurus. Anggap saja proporsi badannya pas, cocok untuk dipeluk. Haha, ngawur.
Kulitnya eksotis dengan mata biru terang serta rambut pirang spiky, khas bule. Hanya saja, makanan kesukaannya sangat Jepang sekali, Ramen.
Dan fakta menarik selanjutnya, dia ternyata mahir berbahasa Jepang karena ibunya warga asli Jepang yang menikah ke Amerika.

Tepat di depanku, bangku yang semula kosong akhirnya terisi oleh Naruto.
Tak ayal, hal itu membuatku sedikit gugup dan merasa akan banyak keramaian di sekitarku mulai sekarang.

Benar 'kan firasatku?

Jam istirahat belum mulai, namun sudah banyak yang mengerumuni bangkunya untuk sekadar berkenalan

Jujur aku merasa gugup dengan situasi saat ini. Aku, tidak pernah terbiasa dengan keramaian dan sejenisnya.
Anak perempuan bergerombol menanyakan hobi, kesukannya, sementara anak lelaki lebih suka menanyakan olahraga favoritnya hingga menawarkan masuk klub yang sama.

Bel istirahat berbunyi nyaring membuatku lega luar biasa. Aku berdiri sambil menggeser bangkuku pelan. Sial, suara decitannya menarik perhatian semua orang begitu juga dengan siswa pindahan itu. Ia menatapku dengan intens.
Rasa malu dan gugup menyergapku dengan cepat.

"Abaikan dia, anak aneh itu, teruskan perkataanmu yang tadi, ramen seperti apa yang kau sukai?" celetuk salah satu anak perempuan untuk menarik kembali perhatiannya. Seperti biasa, mengabaikan kehadiranku yang tak pernah nampak.
Mereka pun melanjutkan sesi interogasi dengan Naruto. Sementara aku melangkah keluar dari kelas secepat yang aku bisa.



NaruHina Universe : Their  Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang