Keesokan harinya ...
Sesuai hasil pembagian tugas sebelumnya, Mark dan Jeno bertugas memahami medan serta jalanan yang akan menjadi jalur pihak penyelundup menuju dermaga. Mereka berencana mencegat kendaraan yang mengangkut uang di tengah jalan, karena resiko ketahuan nya lebih kecil jika mereka harus menunggu di dermaga.
Dan seperti biasa, kedua anggota termuda Jisung dan Chenle tugas mereka masih sama, yaitu mengurusi masalah persenjataan dan amunisi. Dan tugas Renjun adalah mengawasi Jaemin. Maksudnya jika ada perubahan yang tiba-tiba, ia bisa mengubah rencana saat itu juga.
Selain memahami medan, Mark dan Jeno juga mempersiapkan kendaraan yang akan mereka gunakan. Memeriksa kesiapan mobil, sudah layak atau belum untuk melancarkan aksi mereka.
Mark dan semua anggotanya memperhitungkan semuanya dengan sangat matang. Karena selama ini kegagalan tidak pernah ada dikamus kehidupan mereka berenam. Apalagi misi mereka kali ini bersangkutan dengan salah satu anggota mereka, sudah dipastikan setiap orang akan bersungguh-sungguh untuk menyelamatkan anggotanya.
Jeno menghampiri ketuanya yang duduk di sofa, lelaki itu lebih sering melamun setelah mengetahui tentang penculikan Donghyuck.
"Donghyuck pasti bisa bertahan" ucap Jeno seakan mengetahui isi kepala ketuanya.
Sebagai tanggapan Mark menghela nafasnya dengan kasar, lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa "Ya, semoga saja"
Berkecimpung dalam dunia gelap membuat Mark paham jika kehidupan ini sangatlah keras. Entahlah, Mark tidak tahu. Kalau pun Donghyuck bisa bertahan pasti keadaannya akan jauh dari kata baik-baik saja.
"Tidak ada perubahan?"
Tanpa mengalihkan perhatiannya semua yang ada disitu tahu jika Mark sedang bertanya pada Jaemin.
"Sepertinya tidak ada perubahan, waktunya masih tetap besok" Jaemin menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya dengan menatap ketuanya meyakinkan.
"Strategi Renjun hyung tidak mungkin gagal" puji Jisung mengakui kemampuan orang tertua kedua dalam kelompok mereka setelah ketuanya.
"Tapi ada apa dengan wajah mu Renjun hyung? Seperti ada yang sedang kau pikirkan" Chenle bertanya ragu setelah menyadari gelagat orang yang dia maksud.
Bukannya menjawab pertanyaan Chenle, Renjun justru memusatkan perhatiannya pada sang ketua. Mata keduanya beradu cukup lama, seolah sedang membaca pikiran satu sama lain.
Namun pada akhirnya Renjun lebih memilih untuk menyerah. Tanpa memutus kontak mata dengan sang ketua, Renjun buka suara.
"Mark hyung, bisa kita bicara. Hanya kita berdua" ucapnya dengan sorot mata serius, membalas tatapan tajam sang ketua tanpa rasa gentar.
****
Hari H penyelundupan ...
Mark sudah berada di posisinya, dengan tangan membawa handie talkie ia mengawasi sekitarnya. Sekitar 15 menit berlalu, akhirnya ia melihat mobil yang menjadi target perampokan mereka saat ini.
"Target mendekat. Bersiap di posisi masing-masing" perintahnya pada seluruh anggota menggunakan HT di tangannya.
Di balik layar Jaemin memantau sistem navigasi, membuat target mereka seakan-akan tersesat meskipun dengan cara transparan. Alhasil di tengah jalan mobil penyelundup tersebut tidak melewati jalan yang seharusnya mereka lewati, dan justru melewati jalur yang sudah di siapkan oleh kelompok Mark yang jauh dari kata ramai. Jaemin sudah mengaturnya dengan sedemikan rupa.
"Jeno, hadang mereka sekarang. Jisung kau jangan melupakan suntikan nya" perintah Mark pada keduanya yang bertugas menghadang target mereka dari depan.
"Perintah dimengerti" jawab Jeno lalu ia keluar dari tempat persembunyiannya. Tidak lupa dia dan Jisung menutup setengah wajahnya dengan kain, sehingga yang terlihat hanya bagian mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot || Markhyuck || [Completed]
FanfictionPREKUEL : SEMICOLON Very Short Story WARNING!!! BXB, VIOLENCE, DRUNK, MENTION OF DRUGS, BLOOD, BAHASA KASAR. Yang tidak nyaman sama yang aku sebutkan di atas, jangan baca ya. Menjadi buronan adalah hal biasa bagi mereka. Bersenang-senang dengan cara...