Mark terlonjak dari posisinya saat ini yang sedang duduk. Bahkan anggota lain juga ikut tersentak mendapati perilaku Mark yang baru saja. Apalagi Mark bangun dengan nafas tersengal dengan buliran keringat membasahi wajahnya.
Mark mengamati sekitarnya dengan raut wajah cemas.
"Mark hyung ada apa?" Chenle bertanya dengan raut wajah ingin tahunya.
Tidak langsung menjawab, Mark masih memproses apa yang baru saja ia alami.
Mimpi buruk? Dia baru saja mimpi buruk dan rasanya sangat nyata sekali.
Mark menatap anggotanya satu persatu dengan cukup lama. Semuanya masih terlihat baik-baik saja tanpa luka sedikitpun. Pandangannya jatuh cukup lama pada Jisung dan Chenle.
Didalam mimpinya kedua anggota termuda itu tumbang. Jisung mendapat luka sangat parah, sementara Chenle … Mark mengingat dengan jelas raut takut serta tatapan putus asa anggota termudanya itu.
"Ada apa Mark hyung?" Jisung yang merasa diperhatikan dengan intens oleh ketuanya pun bertanya. Ia tidak mengerti maksud dari tatapan ketuanya.
"Tidak. Tidak ada" jawab Mark sekenanya lalu mengusap wajahnya yang basah dengan keringat.
"Mimpi buruk?" Jeno buka suara setelah mendapati sikap ketuanya.
"Ya"
Setelah memberi jawaban singkat Mark beranjak dari tempatnya. Langkah kakinya membawa menuju kamar mandi. Mark mencuci wajahnya agar terlihat lebih segar. Dari pada berkumpul dengan anggotanya, Mark lebih memilih untuk menenangkan pikiran dan perasaannya di ruangan pribadi miliknya.
Sepertinya dia terlalu memikirkan perkataan Renjun saat itu.
Mark duduk dengan tangan saling bertaut, lalu menghela nafasnya dengan berat beberapa kali. Mark mengambil kalung yang berada di dalam bajunya.
Mengamati kalung pemberian kekasihnya dengan lamat-lamat. Entahlah, mimpinya seakan mengingatkan nya agar lebih berhati-hati dalam bertindak nanti ketika menebus Donghyuck.
Setelah mengamati liontin salibnya, Mark menggenggam liontin tersebut sembari memejamkan matanya. Berdoa jika apa yang dia mimpikan baru saja tidak terjadi dan tidak akan pernah terjadi.
Deja vu.
Mark seakan merasa deja vu atas sikapnya sendiri, tapi bedanya ia sudah memiliki gambaran apa yang akan terjadi kedepannya. Kemungkinan terburuk atas apa yang terjadi ketika mereka melakukan transaksi dengan penculik Donghyuck. Meskipun ia sendiri juga tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi kedepannya.
Mark membuka matanya dan kembali menatap lamat-lamat kalung berliontin salib di tangannya.
"Mark hyung, ayo berangkat" Jeno masuk dan membuyarkan lamunan Mark.
Mendengar suara Jeno, Mark mengecup kalung salib tersebut. Meyakini ucapan Donghyuck ketika lelaki itu memberinya kalung sebagai hadiah hari jadi mereka, Jika Tuhan akan memberkati setiap langkah mereka. Mark memasukan kalungnya kembali kedalam baju, lalu berjalan menyusul Jeno yang sudah meninggalkan tempatnya.
Begitu berada di ruang utama markas, Mark mengamati satu persatu anggotanya. Ia berdehem untuk menarik perhatian seluruh anggotanya.
"Kita harus hati-hati. Seberapa licik mereka, kita tidak tahu" ucap Mark dengan suara tenangnya, namun sorot matanya penuh dengan keseriusan.
Semua yang mendengar perkataan Mark mengangguk mengerti.
"Waspada pada sekitar, dan jangan bergerak secara gegabah. Jangan lupa untuk saling melindungi" Mark bicara sekali lagi masih dengan ketenangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot || Markhyuck || [Completed]
FanfictionPREKUEL : SEMICOLON Very Short Story WARNING!!! BXB, VIOLENCE, DRUNK, MENTION OF DRUGS, BLOOD, BAHASA KASAR. Yang tidak nyaman sama yang aku sebutkan di atas, jangan baca ya. Menjadi buronan adalah hal biasa bagi mereka. Bersenang-senang dengan cara...