Seorang Pria

54 3 0
                                    

Hello there!

Aku tidak banyak berekspektasi sama work ini tapi njir nggak nyangka bakal ada yang baca. Sejauh ini udah leboh dari cukup mengingat aku kurang mempersiapan buku ini

Terima kasih banyak yaa
Mungkim ini bakal jadi anime au pertama dan terakhir. Mungkin

Karena sebetulnya aku ada siapin beberapa au anime tapi masih ragu. Hehe....

Semoga au gepeng ini dapat dinikmati yaa. Meskipun sama sekali tidak nyata tapi yaa semoga ada sedikit yang bisa kita pelajari sama-sama
karena aku juga masih belajar
masih amatir soal tulis menulis

jadi maaf banget kalau ini ga sesuai sama penulisan cerita yang baik dan benar. Yang penting semoga bisa tetap dinikmati dan membuat nyaman.

Rencananya aku mau buat ini jadi sfw aja. Tapi gatau sih kedepannya nanti gimana
Hehe

 Tapi gatau sih kedepannya nanti gimanaHehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌵

"Gaara-sama, saya tidak akan menikah."

"Kenapa?"

"Saya hanya tidak akan menikah, Gaara-sama."

Percakapan mereka semalam berakhir begitu saja. Pernyataan Miara untuk tidak menikah lebih seperti penolakan untuk Gaara. Wanita itu tidak tertrik menjalani hubungan yang rumit, apalagi yang mengikat kebebasannya. Mungkin Gaara menyerah saja.

"Selamat pagi," sapaan serak disampingnya membuat Gaara tersenyum. Meskipun bukan pertama kalinya mereka tidur bersama, rasanya tetap sama bahagia seperti saat pertama kali mereka melakukannya. "Ada apa Gaara-sama, sesuatu mengganggu anda?"

Gaara tidak menjawabnya. Ia membiarkan tetap berbaring dengan posisi miring kemudian menyusuri wajah kekasihnya dengan telunjuknya. "Dengan sisa waktu ini, bisakah kau ikut bersamaku ke desa?"

"Aku tidak ingin ke Suna."

Tangan Gaara meraih tubuh Miara, ia memindahkan wanita itu dengan begitu mudah keatas dirinya. Dengan posisi ini, Gaara jadi bisa sepenuhnya menguasai Miara. "Sekali saja?"

"Gaara-sama—"

"Tolong ya" Gaara menuntun tangan Miara menyentuh pipinya. "Sekali ini saja, aku takan meminta apa-apa lagi setelahnya."

Ini pertama kalinya Miara merasa begitu bersalah mengatakan kata-kata kasar dengan cara yang tidak sopan. Penolakannya yang telak tak bercelah. Mungkin selama ini ia sudah bersikap buruk sampai membuat Gaara memohon dengan begitu lembut. Dan sesuatu seperti terjadi pula padanya. Untuk pertama kalinya Miara berdebar begitu kencang sedekat ini dengan Gara, mereka bahkan seperti tanpa jarak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Infiltrate the Kazekages's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang