1. Kerinduan

32 4 0
                                    

Hembusan angin membawa gadis cantik berusia 17 tahun itu tenggelam ke dalam mimpi yang indah, sembari mendengarkan alunan musik lewat  earphone nya. Dibawah pohon yang amat rindang beralaskan rumput hijau berhasil membuat seorang Kinara Adorellia tertidur begitu nyenyak.

"Kinara..."

" Hei"

Panggil seseorang, kinara sedikit terusik dan mendengar samar - samar seseorang memanggil namanya halus. Kinara membuka matanya dan melihat sang kakak sudah duduk disamping dirinya, dia tertidur sangat pulas disini

"kak Gibran..." dengan suara khas bangun tidur

gibran tersenyum " kenapa tidur disini hm?" sambil membelai lembut surai kinara.

"Disini terlalu tenang kak sampai kinara ketiduran" sahut lembutnya

gibran hanya tersenyum "kalau gitu kita pulang sekarang ya "

Kinara mengangguk dan memasukkan semua barang nya ke dalam tas bersiap - siap untuk pulang. Kinara mengambil nafas sebentar, perasaan gundah dan sesak nya datang lagi.

Gibran dapat melihat itu dari raut wajah adik nya "ada kakak disini" meyakinkan kinara. Kinara tersenyum kecil, kemudian mereka berjalan menuju mobil.

Di dalam perjalanan, kinara bercerita tentang bagaimana hari ini. Tidak seperti biasanya, hari ini dirinya sedikit bersemangat dan selalu tersenyum senang dalam menceritakan harinya. Gibran ikut senang, namun dia sangat penasaran bagaimana bisa adiknya ini tiba - tiba menjadi sangat ceria.

"Yakin cuma itu aja ceritanya?" pancing gibran agar Kinara mau bercerita lebih dalam.

Kinara hanya tersenyum malu, memang tidak seperti biasanya. Hari ini dia memang lebih bersemangat.

"Kinara malu mau cerita ke kakak" ucap Kinara malu - malu.

"Kinara yakin ngga mau cerita ke kakak, pasti ada sesuatu yang buat kinara senang hari ini" ucap Gibran sembari terus menyetir namun juga fokus dengan Kinara

kinara menarik nafas dan menghembuskan nya, mungkin dia memang harus bercerita sekaligus menanyakan pendapat gibran.

Kinara tersenyum dan membayangkan kejadian di atap sekolah tadi, "kak gibran pernah nggak suka sama seseorang" tanya kinara

Gibran  mengerutkan alisnya sambil menahan senyum "kamu lagi suka sama orang?" ucap gibran sedikit tidak percaya

kinara menunduk dan menggeleng
"Kinara nggak tau kak" tersenyum malu. Gibran menghentikan mobil nya di lampu merah, dan bisa lebih fokus pada kinara

"Jadi sekarang adik kakak udah bisa suka sama cowo nih?" goda gibran sambil terkekeh

"kayaknya karna dia ganteng makanya nara suka liatin dia kak" ujar kinara sambil terkekeh

"jadi selama ini kakak kamu kurang ganteng hm?"

kinara menggeleng cepat "kakak ganteng kok serius"

gibran hanya terkekeh. Dia tersenyum bahagia kala baru kali ini setelah sekian lama bisa melihat adik nya tersenyum senang seperti tadi. Jika dia bisa meminta, dia ingin Kinara selalu tersenyum bahagia seperti tadi. Apapun akan dilakukan nya, bila perlu dia akan membantu kinara untuk dekat dengan sosok lelaki yang di sukai adiknya itu.

Sampailah mobil mereka di sebuah pekarangan rumah yang amat megah dan mewah. Pekarangan nya begitu luas, dengan rumput hijau dan lampu - lampu hias berjejer di sepanjang taman nya. Gibran memarkirkan mobilnya di jejeran mobil - mobil itu.

"Ayo turun" ujar gibran

kinara diam sejenak, dan mengangguk kecil, kemudian turun dari mobil. Gibran menggandeng tangan kinara dan masuk ke dalam rumah mewah itu.

Menginjakan kaki di rumah ini selalu membuat hati kinara sesak. Kinara berhenti berjalan membuat gibran juga berhenti.

"Ada Karin kak" ujar kinara

gibran memandang kinara sendu, sampai akhirnya menggangguk dan mengerti, dirinya tidak bisa terlalu dekat dengan kinara di dalam rumah ini.

Kinara tersenyum kecil, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Hal pertama yang ia lihat adalah, pemandangan yang amat bahagia dimana saudarinya Karina sedang makan bersama begitu bahagia dengan ayah, ibu, dan kedua kakak nya yang lain. Dia membayangkan bagaimana jika ia menjadi karina disana? Pasti sangat bahagia.

Kinara menarik nafas dan tersenyum, jika karina bahagia maka dia juga harus bahagia.

kinara kembali melangkahkan kaki nya dan berusaha supaya tidak terjadi apa - apa dengan dirinya.

"Kinara udah pulang?" ujar lembut wanita paruh baya yang mungkin berusia 47 tahun

kinara tersenyum lembut

"Ayo makan dul__"

"kean udah ma, mau naik keatas" memotong

kinara memandang sayu seorang yang baru saja berdiri dari kursinya. Dia adalah Keano alendra. Kakak kandung kinara yang kedua. Kinara hanya berdiri sambil terus memandangi keano yang selalu menjauhinya dan tidak menyukai keberadaan dirinya dirumah ini.

Seperginya keano, kinara berkata "nara udah makan kok ma, Kinara langsung ke kamar aja" ujar nya tidak ingin membuat kacau makan siang bahagia mereka.

"Tap__"

"sudah lah rani, biarkan saja toh dia sudah makan" ujar Endra, papa kinara, rani hanya memandangi punggung kinara yang sudah beranjak pergi dari hadapannya.

Sean alendra, kakak pertama Kinara tidak berekspresi apapun, dia menganggap tidak penting jika menyangkut dengan kinara.

*****
Di sisi lain, kinara membuka lemas pintu kamarnya. Kinara mengunci kamar dan bersandar pada pintu. Kinara menutup mata sejenak, perlakuan tadi selalu ia dapatkan di dalam rumah ini. Di jauhi, di abaikan hanya mama Rani dan kakak nya Gibran yang peduli padanya di dalam rumah ini.

Kinara mengambil sebuah bingkai foto, dimana terdapat foto seorang wanita cantik di dalam nya " Bunda.." lirihnya

" kinara rindu..." Serak dan ingin menangis

Kerinduan yang sangat lama ia pendam, bagaimana bisa dia sangat jahat. Sosok ibu seperti Rani tidak bisa mengobati rasa rindunya terhadap bunda nya. Apakah dia jahat? Apakah dia berbohong kepada dirinya sendiri dan mama Rani?

"mama Rani baik bunda, mama rani selalu bela nara disini, tapi hati kinara tetap kosong bunda...." Menangis perlahan

"sampai kapan mereka seperti ini bunda hiks hiks"

 

Kerinduan adalah suatu hal yang amat sangat menyakitkan. Obat apa yang bisa menyembuhkan, jika luka yang dibuatnya begitu lebar seperti ini? dan jawaban apa yang harus diberikan kepada hati jika duka ini menyelam begitu dalam?

~Kinara Adorellia

Diarynara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang