SAAT itu Mikasa ditugaskan untuk turun langsung ke lokasi perang. Kepala medis sudah berdiskusi bersama Komandan militer bahwa mereka sepakat untuk menurunkan pasukan medis ke lapangan untuk mencari korban perang. Tidak semua yang dikirim, hanya sebagian anggota medis yang memiliki pengalaman dengan perang saja yang ditugaskan dan Mikasa salah satu dari mereka.
Barat Siganshina sedang di landa serangan bom oleh negeri seberang. Sekitar tiga bom rudal ditembakkan untuk meluluhlantakan tepian barat Shiganshina. Perang ini selalu memakan korban dan mendesak militer untuk bergerak cepat untuk mengatasinya.
Berbekal pengalaman kesudahan yang pernah ia alami, Mikasa mencari korban perang sebisanya menggunakan kuda. Dia berpencar dari pasukan dengan berbekal baju medis yang sudah dimodifikasi untuk pejuang perang. Pandangannya teredar mencari subjek yang bisa ia selamatkan.
Namun, nampaknya tak satu pun orang ia jumpai di daerah bawah perbukitan. Lantas Mikasa memutuskan membawa kudanya untuk menaiki perbukitan hijau. Kaki kudanya menghentak rumput hijau yang mulai hangus akibat bakaran ledakan bom.
Sesampainya di atas, kedua mata milik Mikasa membelak saat dirinya melihat kaki seseorang tergeletak di balik sebuah pohon besar di atas bukit. Ia pacu kudanya segera untuk menghampiri korban perang tersebut. Memberi isyarat kepada kudanya untuk tidak pergi, wanita bersurai sepundak itu beranjak turun.
Ia berlari kecil menghampiri korban perang yang ia jumpai dan detik itu juga dirinya dibuat terkejut. Mikasa menemukan Eren sebagai korban perang.
***
Tiga bulan rupanya sudah berlalu sejak invasi bom di barat Shiganshina. Kini keadaan Shiganshina belum kunjung membaik dan para pejuang perang dipulangkan untuk beberapa waktu (mereka akan kembali dikirim entah kapan, semua keputusan ada di pemimpin Militer). Mikasa yang menjadi bagian dari pejuang perang pun turut pulang ke kampung halamannya.
Dalam perang sangat mustahil tak memakan korban. Korban yang tewas tak terhitung jumlahnya begitu juga dengan jumlah korban luka-luka. Bahkan jendral yang dikenal tak akan pernah terluka saat perang justru mengalami kondisi paling kritis.
Jendral Zeke, begitulah orang-orang menyebut nama pria berjanggut pirang yang masih muda itu. Anak sulung dari Keluarga Jeager yang amat terpandang di kota Shiganshina. Saat ini Jendral Zeke sedang menjalani operasi dan ayahnya lah yang akan memimpin jalannya operasi.
Sepulang dari lokasi perang tak membuat Mikasa langsung beristirahat. Sebagai bagian dari medis dirinya harus bersiaga di rumah sakit karena mesti membantu dokter menangani korban-korban perang.
Hanya saja, saat Mikasa sedang mondar mandir di koridor dengan membawa beberapa kepentingan operasi, Grisha menghentikan dirinya dan meminta Mikasa untuk menjaga Eren.
Grisha tahu jika Carla akan ikut pergi ke ruang operasi dan meninggalkan Eren. Eren pun tidak akan tinggal diam di ruangannya dan Grisha tidak mau anak bungsunya itu kembali terluka di masa pemulihannya. Di tengah kepanikan, maaf sekali jika Grisha mengambil tindakan egois untuk menyita waktu bertugas Mikasa demi menjaga Eren.
Kini di sinilah Mikasa berakhir. Di ruang inap Eren Jeager. Nama Eren tak pernah asing untuk di dengar di Shiganshina, bahkan penjuru negeri Paradise. Mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan studi akhirnya. Mahasiswa terkemuka yang dua tahun lalu berhasil menemukan vaksin untuk membasmi virus yang mewabah di negeri Paradise.
Kendati demikian, meski semua orang ingat dengan Eren, tetapi Eren terlihat tidak ingat dengan dirinya. Mikasa terkejut dengan itu, sungguh.
"Apa tuan tidak ingat apa pun sebelum koma?" Mikasa bertanya dan Eren bergeleng. "Sepertinya Anda hilang ingatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐍𝐂𝐇𝐀𝐍𝐓𝐄𝐃 || Eremika ✔︎
FanfictionDari Eren untuk Mikasa dan dari Mikasa untuk Eren. Balas budi 2000 tahun yang lalu berhasil membawa sepasang insan pada kehidupan baru. .・。.・゜✭・.・✫・゜・。. 千卂卩-3 |Seluruh karakter Attack on Titan adalah milik 𝗛𝗮𝗷𝗶𝗺𝗲 𝗜𝘀𝗮𝘆𝗮𝗺𝗮|.