KEDUA manik mata biru itu menatap kosong pada langit-langit kamarnya. Lantai kamar yang terasa dingin terlihat berantakan karena begitu banyak buku-buku tebal yang berserakan. Lemari di hadapan pemuda bermanik biru langit ini benar-benar kosong tanpa buku sedikit pun. Nafas dihirup lalu dihembuskan dengan gusar. Sudah berjam-jam Armin menyibukkan diri dengan buku-buku sejarah yang ia miliki.
"Untuk Eldia dan Paradise ...." Armin bergumam, mencoba kembali mengingat pembicaraan menegangkan antara dirinya bersama Eren dan Mikasa tadi malam. "Sepasang insan ... syal merah ... Eren dan Mikasa ...."
Akhirnya kepala tertunduk dalam dengan kedua tangan yang siap mengacak surai pirangnya. Armin tidak bisa tenang untuk apa yang ia alami kini. Mungkin orang waras di luar sana akan menganggap jika cerita Eren dan Mikasa yang mendapatkan penglihatan mengenai sepasang insan tersebut adalah halusinasi semata. Namun, untuk Armin yang tidak pernah meragukan kedua sahabatnya menganggap ini adalah masalah serius.
Dirinya harus membantu Eren dan Mikasa untuk menemukan maksud dari penglihatan yang mereka terima selama ini.
"Eren bilang, penglihatan yang ia alami seperti penglihatan masa lalu," ucap Armin pelan. "Mikasa bilang, orang di dalam penglihatannya mirip dengan dirinya dan Eren." Kedua mata berhenti mengerjap kemudian kepala kembali terangkat.
Manik mata bergulir ke arah tumpukan buku tebal yang berserakan. "Aku sudah membaca dan mengingat pelajaran sejarah Negeri Paradise. Namun, tidak satu pun dari materi sejarah tersebut yang menyinggung Eldia."
Hening. Armin terdiam mencoba mencari tahu. Dirinya sudah membaca begitu banyak buku sejarah tentang negeri tempat tinggalnya ini. Akan tetapi, tidak satu pun ia temukan jawaban yang bisa membuatnya tenang.
Jika orang lain berada di posisi Armin mungkin mereka akan menyerah dan mencoba mengabaikan hal ini. Namun, ini adalah Armin. Dia punya segudang cara untuk mendapatkan apa yang ia perlukan.
***
Perpustakaan distrik Shiganshina sedang tidak ramai pengunjung. Hanya ada beberapa pelajar dan Mahasiswa yang terlihat duduk di meja baca dengan fokus pada buku masing-masing. Kedua kaki jenjang Eren terus melangkah di lorong-lorong buku sejarah dengan mata yang melirik ke sana kemari.
Dari hasil diskusi semalam bersama Armin dan Mikasa, mereka setuju untuk mencari tahu maksud dari penglihatan yang didapat. Armin berspekulasi jika penglihatan yang dirinya dapat memiliki hubungan dengan sejarah atau masa lalu Paradise. Maka dari itu Eren datang kemari. Ia datang atas saran Grisha yang mengatakan jika perpustakaan ini memiliki stok buku sejarah yang lengkap.
Menilik sana, menilik sini, akhirnya langkah Eren terhenti di ujung lorong yang berhadapan dengan jendela besar. Lorong buku ini terang temaram dengan lampu petromak bewarna kuning keemasan. Eren menatap jendela besar yang mengizinkan cahaya dari luar untuk masuk. Di depan sana terlihat pemukiman warga yang padat.
Sejenak ia menghela nafas lalu berbalik badan hadap kiri. Matanya kembali fokus mencari buku yang ia butuhkan. Sekitar 10 menit Eren berkecimpung dengan puluhan buku di dalam satu rak, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke meja baca yang kosong dengan beberapa buku tebal di tangannya.
Membaca buku setebal ini bukanlah hal yang susah untuk Eren. Buku pertama yang Eren baca berjudul Sejarah Paradise. Judul buku ini terkesan umum dan saat Eren membacanya, dirinya tidak menemukan apa pun yang dapat mengungkapkan maksud dari penglihatannya.
Buku pertama Eren tutup dan dirinya lanjut ke buku yang kedua. Namun, hasilnya tetap sama. Tidak ada yang berhasil membuat rasa penasaran Eren terjawab. Hal tersebut terus berlanjut hingga buku-buku yang Eren bawa habis dibaca. Semuanya tidak ada yang berhasil menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐍𝐂𝐇𝐀𝐍𝐓𝐄𝐃 || Eremika ✔︎
FanfictionDari Eren untuk Mikasa dan dari Mikasa untuk Eren. Balas budi 2000 tahun yang lalu berhasil membawa sepasang insan pada kehidupan baru. .・。.・゜✭・.・✫・゜・。. 千卂卩-3 |Seluruh karakter Attack on Titan adalah milik 𝗛𝗮𝗷𝗶𝗺𝗲 𝗜𝘀𝗮𝘆𝗮𝗺𝗮|.