3

911 102 5
                                    

.













.













.

Keesokan harinya, Sakura menatap dirinya didepan cermin. Ia kembali berpenampilan seperti Sakura biasanya. Sakura melakukan peregangan, jujur ia tidur kurang nyenyak. Tubuhnya sedikit pegal-pegal mungkin karena posisi tidur yang salah. Sementara Sasuke tampak pagi ini sedang berseri-seri. Apa karena Ino telah kembali? Memikirkannya saja membuat Sakura panas. Ia sungguh tak rela Suaminya memikirkan Wanita lain.

Sakura melihat Sasuke yang sudah duduk dimeja makan, Sasuke tampak melihat kearahnya. Namun hanya sekilas. Sakura menghela napas.

"Maaf membuatmu yang harus memasak, aku bangun kesiangan," sesal Sakura, tadi ia memang bangun sedikit lebih lambat dari biasanya.

"Tak apa," sahut Sasuke seadanya. "Kaa-san tadi menghubungi ku dia bilang merindukan menantu kesayangannya," ujar Sasuke, Sakura terkekeh mendengarnya. "Kau harus mengunjunginya hari ini."

Sakura mengangguk, ia juga sudah merindukan ibu mertuanya. Meski seminggu yang lalu mereka telah bertemu. "Tapi bagaimana dengan bertemu Ino-san?" Tanya Sakura sedikit berpikir. Sakura baru ingat ia ada janji dengan Ino-----orang yang paling tidak ingin ia temui.

"Setelah bertemu Ino aku bisa mengantarmu kerumah Kaa-san."

Sakura mengangguk menyetujui keputusan Sasuke, walaupun ia tidak suka. Karena otomatis Sasuke akan berpaspasan dengan Ino.

"Aku suka kau yang seperti ini."

Wajah Sakura memerah mendengar pujian Sasuke, jantungnya berdetak kencang. Sasuke terkekeh melihat respon Sakura, terlalu mudah baper. Pikir Sasuke.

Percayalah saat ini Sasuke seperti sedang memberikan Sakura harapan untuk terus mempertahankan perasaan bertepuk sebelah tangan itu. Harapan yang bisa saja menjatuhkan atau malah sebaliknya.

.



.

Sasuke mengantar Sakura tepat didepan Cafe mewah yang selalu didatangi orang kelas menengah dan kelas atas. Sasuke tidak ikut masuk, karena ia akan bertemu dengan teman-temannya. Tapi ia meminta Sakura untuk menghubunginya saat mau pulang nanti. Tentu saja Sakura menyetujui nya dengan senang hati, karena dengan begitu Sasuke tidak akan bertemu Ino. Bukankah dewi keberuntungan sedang berpihak padanya.

Entah itu benar atau tidak.

Sakura menatap Cafe itu sesaat kemudian masuk kedalam, ini pertama kalinya ia ke Cafe ini. Karena ia punya Cafe langganan. Selera Yamanaka Ino memang oke.

Setelah menelusuri isi Cafe, akhirnya Sakura menemukan keberadaan Ino akibat kejelian matanya. Ia mendekat kemudian mengambil posisi. Seperti dugaannya, Ino menyambutnya dengan senyum menawannya.

"Kau tepat waktu Sakura-san."

Sakura mencoba seramah mungkin dengan membalas senyum Wanita didepannya.

"Kita basa-basi saja dulu," kekeh Ino. "Untuk ukuran Wanita bukankah suka berbasa-basi," cakap Ino anggun. Sakura hanya mengangguk untuk menanggapinya. Agar tak canggung, Sakura memesan beberapa Kue manis dan Milk Tea.

Akhirnya pesanannya tiba, dengan mata berbinar Sakura menatap pesanannya. Karena tidak ada yang membuka percakapan diantara keduanya, tak tanggung-tanggung Sakura mulai mengemut kue rasa stroberi lebih dulu. Sakura makan dengan lahap, karena dia apa adanya. Sakura tidak menyadari Ino sejak tadi memperhatikan nya.

Me Or First Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang