02-Masa itu

21 2 0
                                    

“Pagi, Nabila ….”

Nabil yang saat itu tengah menscroll tiktok, melihat-lihat potongan video pertandingan voli sontak menurunkan ponselnya dan menghela napas kesal. Dipanggil Nabila selalu menjadi hal paling menyebalkan di telinganya.

Melihat respons Nabil, Zidan sang penyapa pun terkikik puas. “Ututu … mana muka kesalnya?” godanya sambil menyentuh dagu Nabil.

“Amit-amit!” seru Nabil seraya menepis tangan Zidan. Zidan lebih terkikik lagi. Ia duduk di sebelah Nabil. “Tahu nggak?—”

“Nggak!” potong Nabil.

“Tadi pagi—”

“Dan nggak mau tahu.”

“Gue dengar kabar—”

Nabil menoleh kasar. “Gue nggak mau tahu! Masih aja cerita.”

“Katanya—”

Naudzubillah!” seru Nabil lagi seraya memalingkan wajah dari Zidan.

Zidan tertawa, lalu melanjutkan ceritanya meski Nabil tidak mengizinkannya. “Setter SMAN 1 dapat penghargaan lagi,” katanya to the point.

Spontan Nabil menoleh. “Lagi?”

“Menarik, kan, informasi dari gue?” Zidan menaikkan alis sombong.

“Penghargaan apa lagi?”

“Mangkanya kalau orang mau kasih informasi, tuh, jangan asal nggak—”

“PENGHARGAAN APA?!—”

BEST SETTER OTAS 2022! PUAS?!”

Kedua alis Nabil sontak bertaut. OTAS merupakan Olahraga Tahunan Antar Sekolah yang selalu diadakan rutin setiap pertengahan tahun. Sejak OTAS 2020, atau tepatnya kelas 1 SMA, penghargaan best setter selalu diraih oleh setter SMA Negeri 1 Jakarta. Sudah menduduki tahun ketiga, penghargaan itu masih saja tidak terlepas darinya.

Menyadari perubahan raut Nabil, Zidan menggerakkan badan dan sedikit mendekat ke arah sahabatnya itu. “Lo di bawah Jonathan sedikiiit aja,” katanya seraya mendekatkan ibu jari dan telunjuknya, menggambarkan kecilnya perbedaan kehebatan keduanya.

“Sedikit juga gue tetap di bawah.”

Zidan menjauhkan badan. “Jelek lo kalau lagi pesimis.”

Berbeda dengan teman-temannya di klub voli, Nabil lebih serius menekuni hobinya ini. Jadi, tidak heran kalau ia merasa sedih kalah dari yang lain. Meski klub voli di sekolahnya tidak bisa dianggap remeh karena beberapa kali menjadi juara, tetapi penghargaan best setter tetap dimenangkan sekolah lain. Padahal, setter merupakan otak di dalam tim, seseorang yang harus mengatur serangan, semuanya harus dipikirkan oleh setter melalui umpannya. Nabil menghela napas kecil, setiap mengingat Jonathan semangatnya selalu drop.

Tak lama, seseorang lewat di sampingnya. Nabil yang tengah melamun itu menoleh sekilas, dan kembali menoleh saat sadar bahwa yang datang adalah, “Qiran?”

Shenna menoleh. Meski tampak biasa saja, sebenarnya Shenna terkejut dengan keberadaan Nabil di kelasnya. Dia … di kelas ini juga?

Nabil berdiri dan menghampiri Shenna. “Lo di kelas ini?”

Shenna menelan salivanya lalu bergerak untuk duduk, tepat di bangku paling belakang di samping bangku Nabil. Nabil mengikutinya dengan duduk di sebelah Shenna, sebelah kanan. Sementara, Zidan langsung geleng-geleng kepala. “Padahal sebelumnya lagi galau,” katanya.

“Lo beneran di kelas ini, Ran?” tanya Nabil lagi, matanya tak teralihkan dari Shenna yang justru menatap ke depan.

“Shenna,” judes Shenna.

PROMISESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang