Who is she?

19 4 0
                                    



Pagi ini tidur Rachel terganggu karena suara berisik yang entah dari mana. Rachel kesal lalu menyibak selimut yang menutupi dirinya.

Ia pergi mencari sumber suara tersebut, dan ternyata berasal dari dapur, penasaran ia langsung masuk ke sana.

Duk.. Duk.. Duk..

Suara apa itu??


Matanya yang masih sayu melotot kaget ketika ia melihat Helda sang pengasuh nenek memotong daging yang merupakan tubuh manusia.

Aaaakhhh......!!!!!

Gadis itu berlari ketakutan, mencari seseorang untuk minta perlindungan. Saat hampir keluar dari rumah ia menabrak seseorang, ketika ia melihat siapa yang di tabrak gadis itu terkejut bukan main.

"Ada apa? Kau kelihatan ketakutan sekali"

"K..kau" gadis itu tidak mempercayai apa yang ia lihat, ia menoleh kebelakang lalu menoleh lagi ke orang itu.

"Bukankah kau berada di dapur?"

Dia tersenyum, "Bagaimana bisa, aku baru saja pulang dari pasar beli daging ini" ujarnya sambil menunjukkan beberapa belanjaannya.

Orang yang di tabrak Rachel itu ternyata Helda. Tapi... Bagaimana bisa? Gadis itu sangat jelas melihat Helda berada di dapur memotong daging manusia.

"Lebih baik kau bersihkan dirimu, lalu sarapan"

Wanita itu pergi ke arah dapur. Rachel yang masih di tempatnya segera menuju ke kamar mandi.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Victor berjalan mengitari ladang gandum milik mendiang kakeknya dan juga berkeliaran di sekitar kebun buah. Keluarganya memang terkenal dengan berbagai usaha pertaniannya.

Tidak heran jika keluarga mereka memang keluarga yang cukup berada. Selama ini pemuda itu hanya di ajari cara berbisinis di kota di perusahaan milik sang ayah.

Tapi kini ia harus belajar tentang bisnis pertanian dan meneruskan usaha kekuarga yang sudah turun temurun.

Cukup bikin sakit kepala untuk belajar, namun perlahan Victor harus bisa menguasainya.

Puas melihat kebun dan ladang ia kembali kerumah pertanian. Dan kebetulan ia melihat Helda sudah berada disana.

"Hmm bagaimana harimu? Apa ada yang sudah kau ketahui dari usaha pertanian ini?"

"Bukan urusanmu, ini milik keluarga saya sudah tentu saya bisa melakukannya. Ada perlu apa anda kemari?"

"Hanya ingin memberitahu sarapan pagi sudah siap"

Wanita itu pergi setelah menyampaikan pesannya. Victor menatap lekat ke arah wanita itu, ia penasaran siapa sesosok wanita itu, auranya begitu misteri membuat siapa saja jadi penasaran.

Pagi hening menyapa keluarga kecil itu yang duduk manis di meja makan, mecicipi hidangan pagi ini.

Tak ada kalimat telontarkan, menyantap dengan tenang mengiring suasana.

"Haruskah kita membawa nenek ke rumah sakit di kota?" kalimat pertama yang akhirnya terucap dari adik perempuan.

Victor berhenti, dan menatapnya lekat "Sangat tidak mungkin membawanya dengan kondisi seperti itu, kau pikir jarak ke kota dari desa itu dekat?"

Gadis itu tidak bersuara lagi, ia melanjutkan sarapannya. Si bungsu hanya mengamati drama yang di depannya, ia segera mengakhiri sarapannya dan pergi.

Ia berjalan menuju kamarnya melintasi kamar sang nenek, namun matanya menangkap sesuatu yang menarik.

Pintu kamar yang sedikit terbuka, ia mengintip di baliknya, Helda sedang berada di dalam memberikan beberapa sesuatu ke dalam mulut sang nenek.

Sambil melontarkan kata kata, pelan namun seperti berbisik, apa yang ia lakukan?

Segera ia ingin masuk tetapi...

"Leon"

Ia menoleh ke belakang dan mendapati wanita itu menatapnya, ia terkejut lalu menoleh lagi ke dalam kamar kali ini ia lebih terkejut lagi karena Helda sudah berada di depan pintu kamar nenek.

Ia kembali menoleh lagi dan ternyata tidak ada orang sama sekali.

"Apa yang kau lakukan di depan kamar nenek?"

Leon terpaku melihat sesosok di depannya.

"Tidak ada" jawaban singkat yang keluar dari mulutnya.

Pemuda tampan itu pergi, dan Helda masih menatapnya hingga ia jauh. Kakinya berjalan namun pikirannya melayang, baru sehari saja tinggal di sini tapi ia sudah merasakan hawa lain di rumah ini.

Terutama sosok Helda.

Wanita paruh baya yang misterius, belum di ketahui dari mana asalnya, bagaimana ia bisa tinggal di sini.

Tapi sesuatu hal kembali memfokuskan pikirannya, benda apa yang ia masukan ke dalam mulut neneknya?

***

Kala cuaca hari ini tampaknya mulai menunjukkan kesedihan, segumpalan hitam segera akan menutupi langit biru.

Gadis cantik itu melihat di balik jendela kamar, rasa bosan sangat mengguncang hatinya, berbeda suasana yang di rasakan saat berada di rumah sendiri.

Tak mau membuang waktu ia keluar dari kamarnya.

Setiap kali ia keluar dari kamarnya, Rachel selalu merasa merinding melihat lorong kecil sepanjang menuju kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap kali ia keluar dari kamarnya, Rachel selalu merasa merinding melihat lorong kecil sepanjang menuju kamarnya. Iya di rumah tua itu terdapat lorong panjang dengan 5 ruangan yang berjejer.

Ruang pertama adalah kamar neneknya, lalu kedua milik ayah mereka waktu masih bersama orang tuanya, yang kini sudah di tempati oleh Victor, ketiga milik gadis itu dan keempat di tempat Leon.

Sementara ruang kelima berada tepat di ujung lorong sebagai jalan buntunya.

Rachel berjalan dengan pelan, sambil melihat pemandangan luar dari jendela, hening keadaan terasa tenang di hatinya.

Bayangan samar melintas di depannya, gadis itu tersadar dan mengikuti arah pergi bayangan itu. Ia penasaran siapa yang baru saja lewat.

Namun begitu sampai di ruang pertama, ia mendengar suara rintihan kecil dari kamar sang nenek. Ketika pintu terbuka ia matanya membesar kala melihat seorang wanita tua sedang sesak nafas.

Nenek!!!!

Triangle EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang