20

24 0 0
                                    

"Do you want some? Here. Accompany me" kata Isak.

Isak menawarkan gelas berisi wine kepada Eliana. Eliana hanya memandang gelas tersebut lalu kembali menatap mata Isak.

"I'm sorry I don't drink." kata Eliana.

"Yeah, right. You don't drink. How sad that you cannot accompany me in drinking as well." ucap Isak sambil bermain dengan gelas wine tersebut. Wajahnya juga sedikit kemerahan.

"Let me help you to the room. It's not good to drink a lot."

Eliana memapah tubuh besar Isak. Lengan Isak diletakkan di atas bahunya.

"This world seems to hate me."

"They despise me."

"I... I..."

Isak kelihatan membebel seorang diri, suaranya dipenuhi keputusasaan. Eliana hanya mendengar apa yang diperkatakan oleh Isak. Bau alkohol yang melekat pada badan Isak sangat kuat. Eliana kemudian mengganti pakaian Isak dengan pakaian baru.

Isak sudah tidak sadarkan diri lagi akibat mabuk. Namun, wajahnya terlihat begitu tersiksa bahkan dalam tidurnya yang tidak tenang. Eliana merasa iba melihatnya. Saat dia merapikan pakaian Isak, dia tak bisa mengabaikan ekspresi Isak yang penuh dengan kesedihan yang mendalam.

Dalam diam, Eliana merasakan beban emosional yang membayangi Isak. Dia merenung sejenak, berusaha memahami betapa sulitnya kehidupan Isak. 

Sambil memandang Isak yang terlelap, Eliana menggenggam tangannya erat. Meskipun Isak tengah terbuai dalam mabuknya, Eliana merasakan seakan-akan dia juga merasakan kepedihan dan kehilangan yang sama.

Dalam kesunyian malam, Eliana merasa Isak seperti kapal yang terombang-ambing di lautan gelap, mencari arah yang hilang.

Pada keesokkannya, Eliana pergi ke kerja seperti biasa. Isla menyapanya sambil mengambil tempat duduknya, menepuk-nepuk tangannya seakan-akan baru teringat sesuatu.

Isla kemudian mengeluarkan telefonnya. Dia mencari sesuatu di dalam telefonnya lalu menunjukkan sesuatu kepada Eliana.

"Isn't this your husband?" tanya Isla, menunjukkan gambar tersebut kepada Eliana.

Eliana yang sejak tadi sibuk menaip, menoleh ke arah Isla. Dia melihat gambar yang ditunjukkan kepadanya.

"I think so," jawab Eliana dengan sedikit ketidakpastian, mengamati gambar tersebut dari sudut pandang yang kurang jelas.

"He's hanging out with another girl... Didn't you see this?" ujar Isla, memperbesar gambar tersebut.

Gambar tersebut dengan jelas menunjukkan seorang lelaki dan seorang perempuan sedang menikmati makanan bersama di sebuah restoran. Perhatian Eliana tertuju pada perempuan tersebut. Dia teringat kembali bahwa gadis itu adalah Sophia.

"Oh, Eliana, I'm sorry if this is uncomfortable for you," kata Isla, mencuba mengungkapkan rasa simpatinya.

"That was his friend," jawab Eliana setelah mendengar Isla mengungkapkan kata maaf kepadanya. Mereka berdua hanyalah suami isteri di atas kertas, jadi tidak ada hubungan serius di antara dia dan Isak. Cuma Isla tidak mengetahui tentang hal ini.

"You knew her?"

"Hmm. Dia pernah datang ke rumah," jawab Eliana pendek.

"Why do I feel this girl doesn't seem to look like a friend to me?" ujar Isla sambil mengecilkan matanya memikirkan identiti perempuan yang berada di dalam gambar tersebut. Isak merupakan sosok yang ternama dan juga orang terkenal. Pasti ada orang yang cuba untuk mendekatinya.

Dia adalah ...Where stories live. Discover now