🦅3

11 2 0
                                    

Hola kaliaann!💜

Apa kabar? Bahagia selalu ya.💜 Yang sudah, ya sudah aja. Jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati kalau itu buat kalian ngerasa nggak enak dan nggak nyaman.

Kalau hal baik, sih... Boleh banget dong buat dikenang!

Pernah nggak sih, salting sendiri ketika ingat hal-hal baik, lucu, romantis—yang pernah kalian lakukan, keluarga, atau yang pasangan kalian lakukan?

Coba dong, ceritain di komenan maaakk pengen tau😝

Enjoy Reading and hope u like!💜

GAVINARLETA | Chapter 3

Kehadiran kamu itu awal pintaku pada Tuhan.

*
*
*

Kamar mewah dengan dominan warna putih itu selalu terlihat bersih dan rapi setiap kali Arleta menginjakkan kakinya di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamar mewah dengan dominan warna putih itu selalu terlihat bersih dan rapi setiap kali Arleta menginjakkan kakinya di sana. Pegawai di rumahnya tak mungkin membiarkan dirinya repot-repot mengerjakan ini itu sendiri. Dengan gaji setara satu unit motor perbulannya, bagi Arleta wajar saja jika mereka menjadi pesuruhnya.

Dirinya jadi memikirkan kembali perintah Bu Cat untuk membersihkan gudang belakang sekolah, jangan kan bersih-bersih gudang sekolah atau pun kamar. Pegang sapu aja gue nggak pernah.

Leta membanting dirinya di atas tempat tidur kualitas terbagus yang ia punya. Rasa pening selalu ia rasakan setiap kali pulang ke rumah ini. Apa ia harus meminta navya membelikannya rumah yang baru?

"Nona sudah pulang?" Seorang wanita dewasa dengan pakaian formal rapi menghampiri dirinya ke kamar.

"Hmm, yaa. Satu hari cabut nggak akan buat aku terkena masalah kan, Navya?" ujarnya masih merasa nyaman di tempat tidur.

Navya, orang yang bertugas melayani Arleta itu berjongkok melepas sepatu anak majikannya. "Tidak akan, jika masalah itu datang dari guru Nona. Tapi, mungkin Nona akan dalam masalah jika Tuan muda Adiwijaya Pramana mengetahuinya."

"Dan tentunya, Nyonya juga." lanjut Navya.

"Mama nggak akan tau, kalau kamu nggak kasih tau. Jadi jangan beritahu Mama, ya." pinta Arleta. "Navya, kepala aku sedikit pening. Sepertinya butuh suasana rumah yang baru. Aku ingin tinggal di penthouse gedung hotel terbaru milik Adiwijaya Group."

Navya mengangguk patuh. "Akan segera saya urus keperluannya, Nona."

See, Arleta selalu mudah mendapatkan apa yang ia mau. Tanpa perlu bersusah payah seperti kebanyakan orang di luar sana. Hanya saja, Arleta tak pernah mau bersyukur, baginya semua kekayaan ini tidak ada artinya jika dirinya masih saja merasa kekosongan.

GAVINARLETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang