Seoul, 29 Juni 2020
Turbulensi ringan di dalam bus yang Seohyun tumpangi membuatnya langsung tersadar. Gadis itu mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya setelah tertidur selama perjalanan.
Ia hampir terlonjak kaget saat mengira jika halte tempatnya berhenti sudah terlewat, namun tak sampai dua detik, Seohyun sudah mengembuskan napas lega setelah mengetahui jika masih ada waktu lima menit sebelum sampai ke halte tujuannya.
Gadis pemilik rambut cokelat keemasan layaknya karakter putri Disney-Rapunzel itu mengambil payung lipat miliknya yang ia simpan di dalam tas, lalu kembali melihat ke luar jendela yang tengah menampilkan suasana hujan lebat.
Sejak beberapa hari yang lalu dan mungkin sampai pertengahan bulan Juli nanti, Korea memang tengah dilanda musim penghujan dengan curah yang cukup tinggi. Sehingga membuat banyak orang membekal payung atau jas hujan untuk dikenakan sewaktu-waktu.
Begitu bus berhenti di halte yang Seohyun tuju, gadis itu segera keluar dari sana. Ia sempat diam di halte selama beberapa menit untuk memastikan apakah ada notifikasi penting di ponselnya atau tidak.
Menghela napas pelan, Seohyun tampaknya harus buru-buru pergi ke tempat tujuannya. Hari ini ia ada acara makan malam bersama keluarga rekan ayahnya. Menurut Seohyun, ini rencananya sangatlah tiba-tiba sekali. Seohyun yang tengah asyik berada di panti jompo pun harus segera pulang karena perintah sang ibu.
Hujan mulai reda sedikit demi sedikit, pun dengan suasana yang seakan cepat berganti dari sore ke malam. Saat Seohyun melihat jam di tangan kirinya, rupanya sudah menunjukkan pukul enam sore, ia akan terlambat setengah jam jika tidak langsung mendapat taksi.
Sambil berjalan dengan payung yang masih melindungi di bagian atas, Seohyun berharap taksi yang ia tunggu bisa datang dalam waktu cepat. Sebab ayahnya mungkin akan sedikit kecewa karena Seohyun tidak datang tepat waktu, maklum saja, ayah Seohyun adalah tipe manusia paling disiplin, pun dengan ibunya.
Seakan Dewi Fortuna tengah berpihak, taksi yang Seohyun harapkan akhirnya terlihat juga. Ia segera menghentikan kendaraan tersebut dan masuk ke dalam setelah memastikan jika payung miliknya terlipat sempurna.
"Flores'O Restaurant, Ahjussi," kata Seohyun.
"Baik, Nona."
Perjalanan pun kembali Seohyun lakukan, kini ia harus menempuh waktu kurang lebih dua puluh menit untuk bisa sampai di restoran tersebut.
●●●
Sesampainya Seohyun di sana, ia langsung disambut oleh dua orang pria dan satu orang wanita yang ia ketahui merupakan pelayan di restoran ini. Mereka menyambut Seohyun dan mengarahkan Seohyun untuk mengikuti ketiganya.
"Nona Seo, Nyonya Maria sudah berpesan pada saya agar Anda berganti pakaian terlebih dahulu. Saya sudah menyiapkan pakaiannya," kata pelayan wanita tersebut.
Seohyun membasahi bibirnya, pakaian yang dikenakannya memang kurang pantas jika harus digunakan di acara seperti ini. Lihat saja, ia hanya mengenakan sebuah kaos kebesaran berwarna biru tua, dipadukan celana pendek berwarna putih, dan sneakers dengan warna senada seperti celananya. Jangan lupakan tas gendong kesayangan yang selalu Seohyun bawa jika ia bepergian.
"Tidak apa, akan memakan waktu lama jika aku berganti pakaian terlebih dahulu," tolak Seohyun.
Penolakannya jelas membuat ketiga pelayan tersebut sedikit khawatir, mereka takut dianggap tidak becus dalam menjalankan tugas, padahal hanya meminta Seohyun berganti pakaian.
"Tapi, Nona, saya takut Nyonya Maria marah."
"Ahaha, Eommaku tidak akan marah, tenang saja."
Pelayan itu pun pasrah, sambil terus berdoa dalam hati semoga apa yang dikatakan Seohyun itu benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Lullaby
FanfictionTanpa diduga, Kyuhyun menyatukan kening mereka. Dengan mata terpejam, Kyuhyun bisa merasakan embusan napas Seohyun yang berusaha gadis itu tahan. "Kau demam," ucap Kyuhyun, yang kemudian kembali memberi jarak. "A-aku tidak apa-apa. Bisa Kyuhyun-ssi...