Saat Tian sedang melakukan pengecekan terhadap pasiennya, tiba-tiba terdengar suara sirine ambulance. Sontak semua tenaga medis, termasuk Tian dengan cepat menghampiri ambulance tersebut.
POV Tian
Aku dengan cepat berlari ke arah ambulance tersebut, dan dilihatnya seorang perempuan cantik yang telah berlumuran darah di sekujur tubuhnya. Entah kenapa hatiku benar benar khawatir dan sakit melihatnya.
"Pak kenapa perempuan ini?" Tanyaku kepada petugas ambulance
"Ini dokter, perempuan ini merupakan korban kecelakaan. Menurut saksi, wanita ini terlihat dalam keadaan yang sangat kacau kemudian terlihat sangat ketakutan dan terburu-buru, hingga akhirnya perempuan ini tertabrak oleh mobil saat menyebrang. Ini dokter data medis keadaan pasien" jawab petugas tersebut.
"Baik, ayo langsung bawa ke UGD! ". Ucapku.
Perempuan itu pun dibawa langsung menuju UGD.
"Nad, tolong gunting". Ucapku kepada suster Nadia
Betapa kagetnya aku melihat semua luka disekujur tubuh perempuan ini, mulai dari banyaknya lebam, dan sayatan yang entah akibat apa sampai luka benturan dikepalanya yang saya pikir itu akibat kecelakaan yang ia alami.
POV Tian END
Tian dengan sangat hati-hati dan telaten melakukan tindakan kepada perempuan yang sampai sekarang identitasnya belum diketahui itu.
"Hufttt" helaan nafas terdengar dari Tian seraya menyelesaikan perawatan kepada perempuan yang sampai sekarang belum sadarkan diri itu.
"Nad, ini sudah selesai. Langsung pindahkan keruang perawatan VVIP, saya yang akan tanggung semua biaya perawatannya". Ucap Tian kepada suster.
"Baik dokter". Jawab suster Nadia.
Dokter Tian pun meninggalkan ruangan UGD tersebut, dan dilanjutkan bersih-bersih. Perempuan itu pun saat inu telah berada di ruang perawatan VVIP.
POV Tian
Aku masuk ruang perawatan perempuan itu dengan hati-hati. Aku mendekati ranjangnya dan melihat wajah teduhnya yang tertidur dengan bekas luka yang tidak menghilangkan wajah cantiknya.
"Heii kamu, ayo bangun. Kenapa kamu sebenarnya, ada aku disini kamu bisa cerita semuanya denganku" Ucapku sambil menggenggam tangannya
Aku memutuskan untuk duduk sebentar di sebelah ranjangnya, sambil mengecek beberapa file lewat poselku. Di tengah-tengah fokusku tiba-tiba terdengar suara dari arah perempuan itu.
"Eunghhh.."
Aku sontak berdiri menundukan tubuhku untuk melihat keadaannya.
"Hei, kamu sudah sadar?" Tanyaku padanya sambil mengelus lembut tangannya
Dia pun dengan pelan menjerapkan matanya beberapa kali untuk akhirnya benar-benar tersadar dan melihat kearah ku. Namun tiba-tiba dia berteriak.
"Aaaarghhhhkkk, pergiii!!! Lepassss!!! Jangan sentuh akuu! Ampunnnn ampunnnn, Tolonggggg hiksss hiksss" teriaknya sambil menangis membuatku kaget.
"Hei heii, jangan takut kamu aman disini ini di rumah sakit, dan aku dokter yang akan merawatmu di sini. Kamu aman, tenang yaa.." aku mencoba menenangkannya.
"Oh Tuhan, kasihan sekali dia sepertinya peristiwa ini akan menjadi trauma baginya" batinku
"Hikss hiksss, ampunn. Tolongg hikss" dia masih menangis dengan suara yang lebih pelan.
Entah keberanian darimana aku membawanya kedalam pelukanku. Dengan lembut ku tengangkan dia yang masih menangis dengan badan yg bergetar. Beberapa menit kemudian tidak ada suara tangisan lagi, sekarang malah terdengar dengkuran halus darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Medicine
FanficKisah seorang gadis yang bertemu dengan lelaki penyelamat hidupnya