[05] Hilang Kabar; Ochi Sakit

11 1 0
                                    

Pagi ini, Renjana dibuat kalang kabut oleh Akmal. Ponsel Akmal yang tak dapat dihubungi, dan tiba-tiba seorang bapak ojol sudah berada di depan rumahnya.

Sekarang, jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit. Artinya gerbang sekolah akan ditutup 15 menit lagi. Sedangkan jarak kompleks perumahan yang ia tempati dengan sekolah dapat memakan waktu 10 menitan, jika menggunakan motor berkecepatan sedang.

Bahkan ketika 15 menit yang lalu, pukul 07.30 tepatnya, Renjana sempat ditawarkan untuk berangkat bersama ayahnya. Namun ia menolak, takut jika Akmal datang ke rumah. Bertepatan dengan sang ayah yang berangkat meninggalkan rumah, ada sebuah pesan masuk dari Akmal. Ia memberikan pesan kepada Renjana jika hari ini tidak bisa berangkat ke sekolah bersama, karena ada sesuatu masalah kecil.

"Betul dengan neng Renjana?"

"Iya betul pak. Tapi mohon maaf, saya belum memesan ojol sama sekali pak hari ini."

"Ini tadi saya dapet orderan neng, namanya A' Akmal, disuruh jemput temennya sesuai alamat neng," jelas bapak ojol itu yang terlihat menggeserkan layar ponselnya menggunakan jari telunjuk dengan sedikit memberikan jarak pandangnya dengan ponsel, untuk melihat apakah nama pemesan sesuai apa yang beliau ucapkan.

"Kalau boleh tahu, bapak tahu Akmalnya kenapa ya pak?"

"Waduh, saya kurang tahu neng, saya cuma ambil orderan ini aja, terus tadi dikasih pesen gitu sama A' Akmalnya."

"Ohh begitu ya pak. Ya sudah pak mari berangkat sekarang."

"Oke neng, siap berangkat!" ucap bapak ojol sembari memberikan helm kepada Renjana.

Dalam perjalanan menuju sekolah Renjana semakin dibuat bingung dan khawatir. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada Akmal? Tiba-tiba sekali hari ini, ia memberikan pesan kepada Renjana jika tidak bisa berangkat ke sekolah bersama karena sedikit ada masalah.

Padahal, semalam masih terlihat baik-baik saja ketika mereka berdua belajar bersama. Namun, masalah apa yang sedang terjadi pada Akmal? Bahkan pagi ini, rumah Akmal juga terlihat lebih sepi dari biasanya.

.

Sampai saat ini ketika jam sekolah sudah selesai, Akmal tak kunjung juga ada kabar. Ponselnya juga belum bisa dihubungi. Kini, Renjana sudah berada dalam perjalanan untuk pulang. Seorang pria yang duduk di bangku kemudi samping Renjana ikut bingung dengan sikap anak gadisnya. Tumben sekali ia meminta untuk dijemput. Ketika memasuki mobil pun, gadis itu hanya mencium punggung tangan sang ayah dengan tersenyum kecil ketika bertemu pandang. Selepasnya gadis itu hanya diam membisu.

"Ada apa sih? Kok diem-diem bae, ayah dikacangin nih ceritanya?"

Renjana hanya menoleh ke arah ayahnya lalu tersenyum yang diikuti gelengan kepalanya.

"Ada masalah apa sih anak ayah yang paling cantik? Sampe ayahnya didiemin gini?"

"Nggak ada apa-apa kok, yah."

"Kamu lagi ada masalah sama Akmal? Kok tumben minta ayah buat jemput?"

"Akmal hari ini nggak masuk," jawab Renjana sembari menoleh kearah ayahnya.

"Loh tumben banget, emang Akmal kenapa kok nggak masuk? Oh iya, terus tadi pagi kamu berangkat sama siapa? Kamu jalan kaki? Tadi ayah tawarin berangkat bareng nggak mau sih."

"Ihh satu-satu dulu ayahhh!"

"Hahaha iya-iya maaf ya, jadi gimana?"

"Jana enggak tahu kenapa Akmal nggak masuk, tadi waktu baru aja ayah berangkat ada chat dari Akmal kalau dia nggak bisa berangkat bareng, ada sedikit masalah katanya," Renjana menjeda perkataannya untuk mengambil napas. "Tadi habis dapet chat dari Akmal ada bapak ojol yang dateng, katanya sih Akmal yang pesenin. Ya udah Jana naik ojol tadi, sekarang Akmal juga belum bisa dihubungin. Akmal nggak bakal kenapa-kenapa kan, yah?" lanjut Renjana yang diakhiri pertanyaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Undefined RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang