Sam's
"Gimana? Diterima?" tanya gue pas malem-malem ke Ernest.
Ernest pasang tampang sedih. Gue, sebagai kakak, malu punya adek kayak gini. Yang udah ganteng, cool abis, tapi sayang adek gue suka makan permen.
"Jelas diterima!! Wwhhooaaa!! Tanpa coklat, lagi." teriak Ernest.
"Ma brroohhhhh!" bales gue. Lalu tos-tos-an ala brotherhood.
"Ada apa sih?" tanya mama. Biasa dah mama mah, kepo terus.
"Gapapa kok ma." sergah adek gue dengan cepat.
"Ma! Masukin Sam ke kost-an kalo ga mau ngasih tau!" kata papa, suaranya dikerasin.
"Ga mau papaaaaa!"
***
"Siapa sih nama pacar baru lu itu?" tanya gue ke adek gue di jam 10 malem ini, di atas atap.
"Fanie." jawab adek gue.
"Oh.. Langgeng yak." kata gue.
Hening. Kita sama-sama menikmati bulan purnama di malam kedua ini. Demi apa pun, malam ini enak banget. Apalagi kalo ada Alex... Lagi ngapain lu sekarang, Lex?
Dingin. Malam ini dingin. Gue mengeratkan tangan gue yang memeluk kaki gue.
Ngantuk banget dah gue. Karena kepala gue udah capek buat ngeliat-liat dari atas atap, gue nyenderin kepala gue ke bahu adek gue. Trus gue nutup mata.
***
Anjir terang banget...
Gue buka mata perlahan-lahan. Mata gue langsung disambut bulatnya dan terangnya sinar mentari.
Bangsat Ernest.
Harusnya, sebagai adek yang baik, berbakti, dan hormat kepada kakaknya, dia tuh pindahin gue ke tempat tidur kek. Ini malah GUE DITINGGAL DI ATAP.
Gue yang masih lemes, langsung merangkak ke jendela. Trus masuk ke kamar lewat jendela. Mungkin kalo papa liat aksi gue-tidur-di-atap ini pasti langsung masukin gue ke kost-an khusus putra, bukan putri :')
Kepala gue pusing banget.
"Mama..." panggil gue ke mama. Dengan langkah gontai, gue langsung jalan keluar kamar menuju meja makan. Pasti mereka lagi sarapan.
"Mamaaa.." panggil gue dan langsung duduk di kursi makan. Temennya meja makan. Mama, papa, dan (tumben banget) ada Ernest sarapan bareng, tapi tanpa gue.
MASUKIN AJA AKU KE KOST-AN PAPAAAA.. MASUKIIIINNN!!! KALAU BEGINI CARANYA, MENDINGAN AKU KE JEPANG KETEMU MIYABI! Ga usah deh, ada jupe.
Ernest sih jarang sarapan bareng. Dia tuh suka cepet-cepet berangkat. Katanya sih mau nyontek PR gitu. Dan begonya, alasan itu diterima sama mama gue.
"Kenapa Sam?" tanya mak gue.
"Pala aku pusing. Aku ga masuk kuliah, ya ma."
"Kenapa? Coba sini." mama khawatir.
Mama menaruh sendok makannya di piring lalu menyentuh dahi gue. "Panas." gumam mak gue.
"Sam demam?" tanya papa. Tumben my dad ini perhatian sama gueee.
"Iya, pa." bales mak gue.
"Jelas lah demam. Dia kedinginan tadi malem. Aku tinggalin di---" omongan Ernest terpotong sama pelototan gue.
Tau sendiri kan, kalo papa sama mama bisa tau, gue bakalan di kost-an dan selamat tinggal.... Huwawuauwuauwauw!
"Aku tinggalin di kamarnya dia." lanjut Ernest. Gue tersenyum sambil mengangguk, mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Him
Teen FictionQuotes itu mengatakan "Perempuan dan laki-laki tidak akan pernah bisa bersahabat untuk waktu yang lama." Kennia Axelen Sam, atau yang biasa dipanggil Sam, tidak mengerti apa yang dimaksud quotes tersebut. Sementara, si manis--Alexander Rico Pratama...
