Gue Cabe?

383 7 1
                                    

Sam's

Kebayang deh kata-kata tante apa tuh namanya, Vena ya? Kayak nama pembuluh darah.

"Ma. Emang mama punya sodara kandung yang cewe? Aku kira mama cuma punya adek cowo, om Pongyan."

"Kata siapa?"

"Kata aku barusan."

Mama ketawa. "Ya udah, sarapan dulu nih. Ntar kamu sekolah kelaperan, trus makan orang kan gawat."

Gue nurutin aja kata dia. Awas aja ma, bakalan gue korek-korekin pantat (baca= informasi) tentang adeknya mak gue.

Abis makan, gue langsung pergi ke sekolah. Kayak bahasanya si Ehsan dan kawan-kawan, hati kenyang perut pun senang. Kebalik? Ga peduli. Yang penting gue bisa tau si tante Vena ato Ventil ato Venis ini. Oke, gue inget namanya. Tante Gena.

Setelah gue sampe di kelas, duduk, baca novel bang Dika yang kemaren dibeliin Alex. Wadafak? Alex?! Mending gue musnahkan ini buku.

Huaaaa!! Sayang banget tapi bukunya!

Ya udahlah. Demi mempertahankan gengsi, mending gue baca diem-diem di belakang sekolah. Biasanya sedikit yang lewat situ, yah palingan tukang sapu sekolah, atau murid lain. Itu juga cuma baca buku. Sama kayak gue. Abisnya tempatnya tenang banget, sumpah.

"Sam. Kebetulan banget lu di sini.."

Tebak, siapa dateng? Mungkin jawaban kalian Alex ato Axen ato Ryan ato Zizi, kan? Yang kayak begitu kan? Makanya jangan kebanyakan nonton sinetron, please...

Gue cuma bisa senyum. Senyum penuh arti, dan arti dari senyum gue adalah 'jangan deket, atau ga gue terkam'.

"Boleh gue duduk di sini?" kata Zizi sambil nunjuk kursi panjang nan lebar yang ga ditempatin orang, di samping gue.

Yak. Jawabannya Zizi. Hehehe gue becanda soal sinetron-sinetron ituuu. Itu terserah sama kalian mau nonton atau ga. Soalnya sinetron Indonesia kan juga bagian dari karya Indonesia. Kita harus bangga dong sama karya Indonesia. *panggil kak Seto* (?)

Gue lanjut baca buku. Risih juga sih baca bukunya, kalo Zizi terus aja di samping gue, ga ngomong apa-apa. Padahal banyak kali kursi lain yang masih kosong.

"Ehm.. Gue masih kaget." kata dia sambil mandangin gue dengan tatapan penuh arti. Gue bukan lesbi, turunkan harga BBM!! Ga nyambung.

"Yang kemaren yakk? Gue juga. Gue bingung, kenapa itu dirahasiain coba. Padahal kan kakak-adik. Oiya, berarti kita sodara sepupu dong?" kata gue sambil terus baca buku, ga ngalihin mata gue ke mata dia.

"Itu dia, Sam. Gue ga mau punya sodara kayak lo." kata dia dengan lembut, tapi nusuknya kayak bau taiknya pembokat gue.

"Maksud lo? Oiya? Jujur aja," kata gue sambil nutup buku. "Gue juga ga mau punya sodara kayak lo." lanjut kata gue sambil senyum dan ninggalin dia.

Siapa juga yang pengen punya sodara kayak gitu? Sukanya pake make-up ke sekolah. Segala bulu mata bebek, lipstick godzila, dan lain sebagainya. Sekalian aja pake lingerie ke sekolah, lupakan saja seragam yang memuakan itu, babe. Ewh.

Adegan sindir-menyindir pun dimulai. Biasanya cewek tuh suka sindir-sindiran dulu sebelum akhirnya jambak-jambakan, dorong-dorongan, ngambil piso, mati.

"Oh sama. Gue ga suka sama cewek yang deketin calon suami gue." kata dia. Sumpah! Pengen gue jejelin ke pantat tukang sapu sekolah, njir.

"Ha? Calon suami? Emang dia mau sama lu? Dan juga, lu itu dijodohin kan? Biasa sih ya haha.. Orang yang udah jones kuadrat tuh harus dijodohin. I see.." kata gue sambil balik badan, menghadap ke musuh paling menjijikan yang gue punya. Yaaaakk. Terpuruklah kau nak.

Only HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang