☆CalonPenerusLee☆ ~ 00

494 44 7
                                    

...

Yibo ngangak tidak percaya pas ia disodori sebuah surat permohonan, lebih tepatnya surat lamaran untuk dirinya. Yibo yang bekerja sebagai CS di bank ini meletakkan surat itu keatas meja dengan hati-hati. Kemudian menatap orang dihadapannya dengan penuh tanda tanya. "M-maksudnya?"

Orang itu tersenyum menanggapi pertanyaan Yibo. "Jika anda berkenan, bisakah saya meminta waktu membicarakan soal ini setelah jam kerja anda selesai?"

Walaupun Yibo masih bingung, tidak salahnya menerima tawaran ini kan?

"Jam 4 sore temui saya di cafe seberang"

_^_ _^_ _^_

Yibo duduk sambil menyesap susu, sesekali bersenandung pelan menghibur dirinya setelah seharian berkutat didepan komputer. Rasanya Yibo ingin rebahan sepanjang hari saja. Tapi Yibo sadar ini bukan umurnya lagi untuk berleha-leha seperti itu. Terlebih lagi Yibo ingin membantu keuangan keluarga mereka yang sekarang tengah memulai bisnis dari awal lagi. Hah... Jangan dibahas Yibo menjadi sesih lagi :(

"Permisi"

Yibo ngedongak.

"Wang Yibo?"

Yibo ngangguk, "iya, benar"

"Saya Lee Zhan, salam kenal"

"Salam kenal" Yibo tersenyum kikuk. Sepertinya ini orang yang berbeda, batin Yibo kebingungan.

"Jadi bagaimana soal tawaran saya?"

"Tawaran?"

"Iya, soal lamaran. Apakah anda menerimanya?"

"Em... Saya dengan anda?" Tunjuk Yibo pada dirinya kemudian menunjuk Zhan yang duduk didepannya.

Zhan ngangguk mengiyakan.

"Anda yakin? Saya ini seorang pria lho?" Tanya Yibo memastikan.

"Saya tahu"

"Tapi kita tidak saling kenal" ucap Yibo sambil menggaruk hidungnya yang tiba-tiba gatal.

"Kalau begitu mari kita saling mengenal"

Yibo mengerjab pelan. Kok orang ini kekeh? Emang Yibo seganteng apa sih sampai dikejar-kejar begini?

"Bagaimana? Kalau anda setuju saya akan segera menemui keluarga anda"

"Oke"

_^_ _^_ _^_

Byurr~

Dengan tidak elitnya si kopi keluar lagi dari mulut seseorang. Matanya memerah begitupun dengan hidungnya. Rasanya tidak enak sekali tersedak kawan.

"Melamar?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya, tuan"

"Siapa nama anda tadi?"

"Lee Zhan"

"Sebentar," Wang Feiyu mengingat-ingat nama Lee Zhan. Tidak begitu asing tapi, "apakah anda bagian dari Lee keluarga konglomerat itu?"

"Benar, tuan"

"Apa tujuan anda ingin menikahi anak saya?" Tanya Wang Feiyu bingung. Terus melihat kearah Yibo, "anak saya tidak akan bisa memberikan penerus untuk Lee"

"Sebenarnya tadi saya bertemu teman saya. Dia menemani calon istrinya yang sedang melakukan tanam rahim. Beberapa pria di keluarganya bisa memiliki keturunan. Jadi dia menyarankan kepada saya untuk mencobanya juga. Calon istrinya mengenalkan Yibo kepada saya. Itulah kenapa saya bisa disini sekarang"

"Kenapa kau tidak menyarankan aku untuk tanam rahim juga, Yu? Biar bisa kita memberi adik untuk Yiyi kan"

"Aku kira kau tidak mau" Wang Feiyu menepuk pundak Luo Yunxi pelan.

"Belum nanya sudah bilang tidak mau" cerocos Yunxi membuat Feiyu cuma nyengir.

Yibo noleh lalu menyolek lengan Zhan. "Siapa nama temen anda?"

"Na Jaemin dan calon istrinya Huang Renjun"

Yibo ngangguk-ngangguk. "Junjun rupanya" gumam Yibo pelan.

"Jadi tuan?"

"Jika anda bisa adil saya tidak keberatan. Keputusan ada ditangan anak saya"

"Adil?"

"Zhan ini sudah punya empat istri, dan Yiyi yang kelima kalau Yiyi mau"

Oke. Pernyataan itu sukses membuat Yibo menjatuhkan rahangnya.

_^_ _^_ _^_

Calon Penerus Lee || ZhanYiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang