4. Tugas Raina

401 56 0
                                    

Setelah dimandikan oleh Naina, kini giliran Raina yang akan memakaikan baju untuk Harvey. Raina bahkan langsung mengambil baju yang akan dipakai Harvey tanpa menunggu persetujuan Winda.

"Kakak! Kenapa ambil baju ini? Masih pagi loh, adek pasti gerah."

Raina melihat baju yang diambilnya. "Emang kenapa Bun? Kan bagus! Lengan panjang, warnanya juga biru langit, mumpung senada sama cuaca di luar yang lagi cerah-cerahnya!"

"Itu baju buat dipake pas malem, kalo cuaca lagi dingin dan musim hujan. Kalo dipake sekarang, yang ada adek pasti kepanasan."

"Ya udah bentar, aku ambil yang lain." Raina pun menggantung kembali baju Harvey tadi, lalu mengambil baju yang lain.

"Ini aja gimana?" Raina menunjukkan baju bayi yang mirip baju renang dengan kainnya yang sangat tipis.

"Kalo itu daleman, dipake kalo perjalanan jauh aja. Yang lain kan banyak!"

"Ck! Salah lagi!" Gumam Raina.

"Coba cari yang bahan kaos aja, kan cuma buat keluar di taman aja sambil berjemur."

"Ya udah, ini aja gimana?" Tanya Raina menunjukkan baju berlengan pendek serta celana pendek berwarna biru dengan motif pisang.

"Nah, kalo itu baru cocok dipake sekarang. Ya udah sini."

Raina pun membawa baju tersebut dan meletakkannya di sebelah Harvey.

"Pertama, kakak pakein dulu minyak telon ke seluruh badan adek, yang rata ya?" Titah Winda.

"Ok." Raina pun melakukan apa yang diucapkan Winda.

"Halo bakpaonya aku, seneng ya abis mandi? Kita pake baju ya? Tapi, sebelumnya harus pakai minyak telon dulu, biar wangi." Ujar Raina yang berbicara di depan wajah Harvey.

Bayi mungil itupun hanya tertawa dan sesekali memasukkan genggaman tangannya pada mulutnya sendiri.

"Eiiyyy, seneng ya dimandiin kakak? Terus, sekarang dipakein baju sama kakak juga?" Ucap Winda.

Mendengar suara sang ibu yang berbicara kepadanya, bayi 1 bulan itu mengangkat kakinya ke atas dan menendang-nendang angin dengan tawa bahagianya.

"Abis pake minyak telon, ngapain Bun?" Tanya Raina.

"Pake diapersnya. Ada di dalam laci, di lemari bajunya adek." Jawab Winda.

Raina kembali di depan lemari setelah selesai melumuri badan Harvey dengan minyak telon. Mengambil salah satu diapers yang sudah tersedia disana.

"Langsung dipakein Bun?"

"Iyalah! Masih nanya! Jangan kayak orang bego deh, Ra!" Sahut Xiena.

"Dih, nyaut aja lo, kak!" Balas Raina.

"Jelaslah! Gue punya mulut!"

"Udah-udah, ayo sana pakein diapersnya adek, keburu masuk angin ntar dia." Lagi-lagi Winda yang harus melerai pertikaian diantara putrinya.

Raina pun melakukan perintah Winda, memakaikan diapers secara perlahan. Takut, jika nantinya akan melukai Harvey.

"Cepetan dikit dong! Lelet banget make pampers doang!" Kata Xiena mulai tak sabar.

"Ini tuh namanya hati-hati! Nggak boleh grasak-grusuk, adek tuh manusia, masih bayi, kulitnya juga sensitif, jadi perlakuannya harus super pelan, harus ekstra!" Balas Raina.

"Tapi ya, nggak sepelan itu juga kak!" Sahut Yudha yang ternyata turut memperhatikan bagaimana Raina mengurus Harvey.

"Ayah jangan sok tau deh!"

Baby Harvey (Buku Kedua dari "Wisma Pak Yudha")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang