"Nih kak!" Winda memberikan botol kecil berisi asi kepada Xiena. "Bunda tinggal ke dapur buat masak sarapan dulu. Minta tolong titip adek dulu ya?" Pinta Winda.
"Sampai nanti juga nggak papa, yang penting adek nggak nangis aja." Jawab Xiena.
"Ayo jalan-jalan kak!" Ajak Raina.
Xiena pun menggendong Harvey dengan satu tangannya, sedang tangan lainnya memegang botol susu Harvey. "Kamu bawain stroller-nya ya? Takut, nanti adek kepanasan kalo digendong terus."
"Ok!"
Lalu Raina segera mengeluarkan stroller milik Harvey dari kamar orang tuanya.
"Mau dibawa kemana itu si adek?" Seru Yudha yang melihat Raina masuk ke kamarnya dan mengeluarkan stroller.
"Ke depan doang! Berjemur!" Balas Raina, lalu segera menutup pintu kamar Yudha.
"ADEEKKKK!!!"
Raina terkejut mendengar suara Tara yang tiba-tiba saja berteriak memanggil Harvey.
"Kakak mau kemana?" Tanya Tara yang melihat Raina membawa stroller.
"Jalan-jalan, adek baru selesai mandi, kata bunda harus dijemur."
"Ikuuuuutttt!" Pinta Tara.
"Kamu belom mandi! Mandi dulu sana!"
"Tapi, nanti pasti ditinggal!"
"Enggak! Udah sana mandi dulu! Makanya jangan tidur terus, mentang-mentang hari Minggu, malah molor!" Omel Raina.
"Ya udah tungguin! Awas kalo sampe ditinggal, nanti aku nangis loh!"
"Dih, udah gede juga, udah punya adek, malu Tara!"
"Biarin! Kan, aku juga mau main sama adek!
"Ya udah sana, buruan! Keburu siang, panasnya malah nggak bagus nanti! Kasian adek tau!"
"Tungguin ya!"
"Iya!"
***
"Lama amat sih? Ngambil stroller di Arab apa gimana coba?" Semprot Xiena begitu melihat Raina baru saja tiba.
"Ada Tara tadi, suruh nungguin dia, mau ikut katanya!"
"Terus mana anaknya sekarang?" Xiena melihat ke belakang Raina yang tampak tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehadiran Tara.
"Masih mandi!"
"Haduuhhhh, lama dong! Keburu mataharinya udah nggak bagus!"
"Halah, lebay banget lo kak! Masih jam setengah delapan juga! Tara juga kalo mandi nggak lama, palingan bentar lagi juga selesai! Beda kalo Naina! Adik lo yang paling banyak tingkah itu!"
"Biar gitu, dia juga kembaran lo, kalo lo lupa!"
"Sebenernya gue males, tapi ya mau gimana lagi!" Raina berdecak kesal.
Seakan mengerti, Harvey melepaskan botol susunya dan tertawa.
"Oh, oh, bayi landak berpipi bakpao ini ketawa ya? Seneng ya liat kak Raina kesel, hm? Seneng ya anak ganteng?"
Harvey lagi-lagi tertawa mendengar suara Xiena yang berbicara kepadanya.
"Abisin dulu susunya ya, cintaku." Pinta Xiena sembari kembali memberikan susu kepada Harvey.
"Mau kemana nih? Kok bawa-bawa stroller?" Tanya Naina yang tak sengaja melihat kakak, kembaran dan adiknya sepertinya hendak pergi.
"Jalan-jalan, mau ajak Harvey berjemur." Jawab Xiena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Harvey (Buku Kedua dari "Wisma Pak Yudha")
Fiksi PenggemarAYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Keseharian Harvey, si paling bungsu di keluarga Pak Yudha yang punya pengasuh pribadi untuk setiap keperluannya, karena memiliki empat orang kakak per...