°•-21-•°

924 107 18
                                    

Sesuai sama yang diucapin Louis seminggu lalu di acara wisuda Rachael, kalau Christian sama Rachael bakalan nikah. Itu bukan cuma omong kosong, tapi kenyataan.

Sekarang ini Rachael sama Christian lagi nyapa tamu undangan dari altar yang megah banget, mereka ngadain resepsi di hotel yang emang luas juga besar banget aulanya. Soalnya tamu yang diundang juga bukan cuma 500 atau 1000 doang. Saking banyaknya, buku tamu ga cukup ditampung dua buku aja. Bahkan tamu yang dateng sampai menuhin lima buku tamu yang tersedia.

Karena unexpected banget, mereka pikir orang tua mereka ga ngundang semua rekan bisnis tapi ternyata semuanya diundang tanpa terkecuali.

Bahkan baru dua jam aja Rachael udah ngeluh sakit kaki, soalnya dari tadi ga berhenti berdiri nyalamin tamu yang dateng ga henti-hentinya. Rasanya mau diiket di tiang aja, biar ga usah cape-cape duduk terus berdiri lagi.

"Yanggg, pegel banget iniiii huhu," Rengek Rachael.

Mungkin kalian pikir Rachael ngerengek sambil ngehentakin sepatu hak nya, tapi engga. Nyatanya dari tadi Rachael udah di peluk sama Christian, bahkan duduk aja sampai dipangku. Christian juga ga segan buat mijitin kaki Rachael.

Christian nyiumin bibir Rachael, mentang-mentang udah nikah jadi seenak jidat nyium depan umum. Kasian Mahen dan sekawanan yang bucin brutal sama Rachael meronta-ronta ngeliatnya.

"Sabar, sayang. Bentar lagi aja kok, ya? Kan ini aku peluk nih," Ujar Christian.

"Ga mau, maunya tidur. Ini sakit banget, ish. Kalau betis aku bengkak gimanaaa?" Rachael udah berkaca-kaca aja saking sakitnya.

"Ga akan, cantik. Kan nanti aku pijitin," Ujar Christian.

"Pijit kamu ujungnya ga bener nanti, mending minta pijitin bang Louis," Ujar Rachael.

"Ga bener juga udah halal, yang. Masa mau nolak? Dosa loh, nolak suami," Ujar Christian.

"Kenapa gue mau nikah sama lo ya? Mesum banget anjir," Keluh Rachael langsung mendapat ciuman lagi di bibirnya.

"Gue lo, gue lo aja. Mesum gini juga kamu mau," Cibir Christian.

"Ck, ayangggg ini sakit ish. Udahan ah mau pulang aja, mau tidur,"

Christian cuma bisa puk-puk aja, soalnya ga mungkin ninggalin acara gitu aja. Gila kali, yang punya hajatnya dia, masa dia yang ninggalin acara gitu aja.

Maminya Christian yang ngeliat Rachael nangis, karena mukanya ngadep ke mereka pun akhirnya nyamperin.

"Anak mami kenapa, hm?" Tanya Mami.

Christian menoleh, "Ian gapapa mi, emang Ian kenapa?"

"Bukan kamu, mami nanya ke Acel," Ujar Mami.

"Kan anaknya mami itu aku, bukan Acel," Ujar Christian.

Mami mendelik, "Kan Acel menantu mami, sekarang. Berarti anak mami juga lah,"

"Iyain, mami kenapa nanyain?" Ujar Christian.

Mami nunjuk Rachael yang udah basah sepipi-pipi nangis diem-diem nahan sakit di kakinya, Christian langsung cek kondisi Rachael. Kaget dong, meskipun masih cantik tetep aja nanti riasannya luntur.

"Yang, eh? Kenapa? Kok nangis?"

"Sakit, yang.."

"Kakinya pegel itu, kalau ga kuat langsung ke kamar aja. Kalau dipaksa nanti makin lama sembuhnya," Ujar Mami.

"Ga enak mi, tamunya masih banyak. Lagian mami sama papi kok ngundang banyak amat," Cibir Christian.

"Ya kan ga tau bakal dateng semua," Ujar Mami.

ChriSéanneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang