"Dimana dimana anak kambing saya", nyanyi Sheila yang baru saja memasuki kelas.
"Anak kambing saya ada di kebun ganja", lanjutnya.
"Si Sheila makin lama makin gila", julid Raka.
"Kambingnya si Sheila bandar ganja keknya".
"Lohan cintaku, sayangku, muahhhhhh", ucap Sheila yang akan memeluk tubuh Lyona.
"Anjir, jiwa lesbinya keluar", batin Lyona kemudian tanpa aba-aba ia langsung berlari keluar kelas.
"Jangan lari dong, sini sini aku kangen banget loh", goda Sheila semakin menjadi.
Bughh...
"Anjing, siapa sih yang ngehalangin jalan gue", umpat Lyona setelah menabrak seseorang.
Dia yang nabrak, dia juga yang marah, dasar manusia.
"Ehh ehh, maaf maaf", ucap orang itu meminta maaf, meskipun bukan ia yang salah.
"Ada yang sakit?", tanya orang itu.
"Enggak ada. Lah elo? minggir awas gue mau lewat", ucap Lyona setelah sadar kepada orang didepannya yang rupanya ialah Raffan, sosok yang paling ia benci.
"Eits, ga semudah itu cantik. Udah jam enam lewat lima puluh menit, habis ini masuk", balas Raffan menghalangi jalan Lyona.
"Ayo masuk, nurut ketua kelas sekaligus calon masa depan ya", lanjut Raffan dengan memutar tubuh Lyona tanpa aba-aba.
"Idih idih, masa depan gue akhirat kali bukan lo. Udah jangan pegang pegang", protes Lyona langsung menepis tangan Raffan yang ada dikedua sisi bahunya.
"Sebelum akhirat, gue dulu yang jadi masa depan lo", ucap Raffan tak mau menyerah.
"Bisa diem ga?", tanya Lyona dengan menatap Raffan sinis.
"Nggak bisa dong, kan aku maunya ngomong terus sama kamu", jawab Raffan.
"Gue yang bosen dengerin ocehan lo", balas Lyona.
<><><><><>
Hari semakin gelap akibat mendung dan sepertinya hujan akan segera turun, tetapi di parkiran SMA Negeri Pinus Garuda ada sosok perempuan yang masih menunggu jemputan yang tak kunjung datang.
"Nih orang rumah pada kemana sih, ditelpon ga aktif semua pula", oceh perempuan itu, dia Lyona.
"Gini banget nasib gue".
"Ayo, gue anterin aja sini. Daripada disini sendirian terus kehujanan", tawar laki laki memberikan tumpangan.
Lyona yang akan menolak pun tidak bisa, karena baru saja ia membuka mulut langsung di selah lebih dulu oleh Raffan, iya laki laki itu Raffan.
"Udah gausah nolak, orang rumah lo lagi pada pergi. Ga ada yang bisa jemput, nih pake jaket gue", selah Raffan cepat.
"Iya iya, btw kok lo sok tau banget kalo dirumah ga ada orang", ucap Lyona dengan pelan pelan menaiki motor Raffan.
"Ntar aja gue jelasin semuanya pada kemana, sekarang ayo buruan naik. Udah gerimis tuh", balas Raffan tak sabar.
"Sabar dulu elah, susah nih".
Saat melewati JL.Cemara Indah tiba tiba hujan lebih lebat dibandingkan tadi.
"Pegangan yang kuat, gue mau ngebut. Hujannya makin deres soalnya", peringat Raffan kepada Lyona.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFLYN [ON GOING]
General FictionLangsung baca saja, gausah sungkan. saran, koreksi dipersilahkan plagiat mohon menjauh. Sunday, October 16, 2022 Author: • @onyour_ova/@jenopa_itsmepa • @nani09022009/@stevani4143