Acara

1.9K 322 81
                                    

𝙿𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗

❀ 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚋𝚡𝚋

❀ 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝙺𝚊𝚝𝚊-𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚊𝚛

❀ 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚗𝚜𝚙𝚒𝚛𝚊𝚜𝚒 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚞𝚔𝚊

❀ 𝚂𝚊𝚝𝚞 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚒𝚔𝚞

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

"Hi asean" sapa wanita paruh baya yaitu WHO

Indonesia langsung menengok ke belakang melihat WHO merupakan teman dekat ibunya dulu

'Di masa lalu hanya tante WHO yang membela gue dan kasih gue perhatian walau kita jarang bertemu akibat tante sibuk dengan pekerjaan' batin Indonesia sambil memandang WHO

"Gituya asean, aduh nak Indonesia sudah besar ya kamu sangat mirip dengan ibumu" Who langsung mencubit pipi Indonesia karena merasa gemas

Indonesia merasa tidak nyaman akibat cubitan tapi ia memilih tersenyum kecil "Iya tante WHO"

"Asean btw di mana istri mu dan anak yang kamu banggakan itu" Ujar WHO dengan sinis karena mengetahui sifat asli mereka

"Mereka tidak ikut karena saya melarangnya" jawab Asean dengan wajahnya datar

"Apakah kamu sudah mengetahui fakta sebernarnya?" tanya WHO untuk memastikan

Asean yang masih ragu hanya diam tapi satu sisi nya masih menolak tapi sisinya mengatakan iya

WHO tidak mendapatkan jawaban hanya menghela nafas lalu menyentuh bahu Indonesia

"Baiklah, nak Indo mending ikut tante karena tante ingin kamu terkenal sama kayak ibu kamu yang dulu terkenal"

"Baiklah tante WHO" ujar Indonesia tiba-tiba merasa deg-deg karena sekarang masa lalunya telah berubah

'Tenang indo inikan mau gue semoga masa depan tidak tambah buruk, sial kayaknya gue harus buat banyak persiapan karena udah mengubah banyak' batin Indonesia merasa cemas walau di luar memasang wajah tenang

WHO langsung genggam tangan Indonesia lalu menarik dengan pelan menuju ke teman-temannya tapi sebelum itu WHO melirik ke arah Asean sebelum pergi

"Kamu ternyata belum mengetahui fakta sebernarnya dan belum mengetahui sifat aslinya, serta kamu sudah tidak terlalu dekat dengan anak semata wayang mu dan jangan menangis atau merasa menyesal jika suatu saat anakmu memilih meninggalkan mu" ujar WHO dengan nada serius lalu mengajak Indonesia untuk pergi

'Apa...' batin Asean terdiam hanya menatap punggung anaknya makin menjauh

Indonesia merasa deg-deg dengan tatapan orang sekelilingnya karena ia belum siap ini baru pertama kalinya tapi ini merupakan jalan yang harus ia tempuh

Who menyadari lalu ia tersenyum ke arah Indonesia "Nak Indonesia tangan kamu dingin, tenang tatapan itu mungkin hanya terpukau karena dulu kamu selalu tampil sederhana kini berubah"

"I-iya tante" Indonesia menunduk kepala sungguh ia belum terlalu terbiasa menjadi pusat perhatian

Hingga WHO membuka ruangan VVIP yang dihadiri teman-teman WHO masa SMA

"WHO jangan-jangan itu anaknya..."

"Iya EU ini anaknya mirip kan?" ujar WHO tersenyum sambil menepuk bahu Indonesia

𝙲𝚑𝚊𝚗𝚐𝚎 𝙵𝚘𝚛 𝙱𝚎𝚝𝚝𝚎𝚛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang