Okay, karena dari awalnya author memang udah mau tamatin cerita ini tapi banyak dari readers yang mau cerita Rose x Jeff, so.. Ini dia bonus part untuk kalian! Hope you enjoy it!
~Rose's P.O.V~
Setelah beberapa lama aku dan Jeff merayakan ulang tahun Julia ala psychopath, aku dan Jeff pergi keluar cabin dan berjalan jalan entah kemana.
Kami membutuhkan udara segar juga darah segar. Sebuah kepala manusia saja tidak cukup untukku dan Jeff. Jadi kami berikan saja kepala itu alias kue ulangtahun itu pada Julia.
Kami terus berjalan melewati kota yang sudah lama ditinggalkan. Kota ini sangat bagus. Aneh sekali jika kota sebagus ini ditinggalkan begitu saja.
"Kota ini bagus. Mau jalan jalan disini dulu gak Jeff?"
"Gaada yang bisa dibunuh"
"Memang tidak ada. Yang benar saja kota ini bisa seperti ghost town. Tidak berpenghuni sama sekali."
"Mungkin ya karena berhantu"
"Apa kau percaya dengan hantu?"
"Tidak. Aku bahkan tidak percaya kau bisa bangun kembali dari maut"
Aku menghela nafas, merasa sedikit tidak senang dengan perkataan Jeff. Seriously, aku berusaha untuk hidup dan kembali padanya juga adikku dan Julia. Apa belum cukup semua itu untuknya?
Tidak ada tanda tanda kehidupan disana. Tumbuhan layu, bangunan runtuh dan jalanan berlubang lubang. Sebenarnya aku menyukai suasana seperti itu, sengat tenang. Tidak ada noises yang membuatku tidak nyaman, tetapi kami harus kembali ke cabin karena anggota anggota CP sebentar lagi akan datang.
Disaat perjalanan pulang, Jeff sempat menemukan linggis yang sedikit berlumpur dan memberikannya padaku. Aku terus menatap linggis itu hingga akhirnya tubuhku mulai bergerak untuk mengambil linggis tersebut, memaksakan senyuman dari wajahku.
"Aku bukan orang yang suka memberi bunga, so aku beri kau linggis ini saja. Mungkin berguna untuk kita membunuh"
"Aww thanks Jeff"
"Aww?"
"Ya, itu manis. Well, kinda."
"Menjijikkan!"
Jeff berjalan mendahuluiku ke arah hutan tanpa menoleh padaku sama sekali. Aku hanya dapat tertawa dan memasukkan pisauku dahulu kedalam selip sepatuku dan membawa linggis dari Jeff dan mendatanginya.
"Aku tidak percaya akhirnya kita menjadi keluarga absurd. Seperti adik kakak dan semacamnya. Haruskah kita mencari baby, yeah? Membunuh orangtuanya dan mengambil baby itu. Agar tumbuh besar seperti kita. A Pscho Baby from A Psycho Family."
"Rose, aku tidak suka dengan pemikiran keluarga itu"
"Tapi kamu menyayangi kami, bukan?"
"Tidak sama sekali"
Aku dan Jeff terus berjalan sambil berbincang di antara pepohonan rindang disekitar kami. Kali ini kami sedang benar benar fokus untuk mencari makanan kami. Sudah pasti aku dan Jeff akan mencari manusia yang keliahatannya sehat dan juicy.
Kecuali untuk Carren. Mungkin aku akan membawakannya ayam atau burung saja. Aku benar benar berharap aku bisa membobol restoran fastfood sekarang.
"So.. Daging siapa yang cukup juicy untuk kita makan?"
"Daging Naughty Boy?"
"Tidak. Terlalu banyak lemak dan minyak" (mohon maklum, author directioner)
"Bercanda lah Jeff!"
Aku menatap Jeff yang wajahnya masih tetap memandang tajam lingkungan sekitarnya dan gerak tubuhnya yang siap untuk menyerang bila ada hambatan. Typical Jeff.
Pisau yang sedaritadi Jeff genggam menjadi makin erat berhubung kami menemukan 2 orang penjelajah yang mengetuk ngetukan tongkat kayu mereka ke pohon tanpa ada alasan apapun. Apa yang akan mereka lakukan? Memanggil tupai?
"Aku rasa merekalah makan siang kita"
"Yep. Benar sekali"
Dengan cekatan, kami langsung saja memisahkan kepala kedua penjelajah itu dari badannya dengan menjambak kedua orang itu dan mengayunkan senjata kami ke masing masing leher si penjelajah tersebut. Sekejap saja tubuh kedua penjelajah itu tergelepar dan sedikit bergetar dengan darah merah pekat yang terus mengalir deras dari leher mereka.
Aku dan Jeff duduk disamping kedua mayat tersebut dan mencoba menjilat darah yang berlinangan dari leher masing masing penjelajah. Darah mereka terasa hanyir - manis dan tidak terlalu kental. Tetapi, pemandangan dari darah yang mengalir seperti air terjun itu membuat hatiku sedikit lega.
"Jeff, aku tau sebenarnya kita tidak memiliki perasaan apapun. Tetapi.."
"Apa?"
"Aku merasa nyaman bersamamu"
"Aku juga. Kau sesuatu yang paling aku sukai nomer 2"
"Apa yang pertama?"
"Pisauku"
Jeff merangkulku untuk sedikit menyender ke bahunya yang dingin sambil menyantap sedikit daging dari korban kami, begitupun diriku.
"Seriously Jeff, kita harus menikah ala zombie"
"Nope. Aku tidak ingin menikah"
"Oh c'mon"
"Nope. Nikahi saja mayat ini. Aku lebih baik mati daripada menikahimu."
"Aih dasar menyebalkan!"
Aku tertawa dan menancapkan linggisku ke dada korban lalu menyeret salah satu dari mayat itu pulang begitupun Jeff yang menyeret mayat lainnya.
Aku mendaratkan ciuman di pipinya yang kasar dan berlari ke dalam cabin. Jeff kelihatannya tidak masalah dengan itu, bahkan ia malah mengejarku dan mengganggam erat lenganku.
"Dasar pencari kesempatan dalam kesempitan"
"Haha! Admit it, kamu menyukainya kan?"
"Aku lebih suka kamu masak jantung mereka deh sebelum nanti diambil Eyeless Jack. Aku tidak ingin waste apapun disini."
"Aih yaudah sih ya"
Aku membawa kembali mayat mayat yang telah kami seret ke depan cabin untuk ku potong potong bagian tubuhnya. Jeff mulai tertawa dan mengoleskan darah yang ada ditangannya ke pipiku.
"Yang aku benci darimu adalah kamu membuatku memiliki perasaan lagi. Jika saja aku tidak masalah denganmu, yang bermaksud aku tidak peduli, aku pasti sudah membunuhmu dan mengawetkanmu di kamarku"
"See, kamu suka juga"
Aku mulai tertawa kembali dan memeluknya erat erat tanpa peduli ada berapa pasang mata yang memandang kami. Jeffpun tidak ragu untuk memelukku kembali.
I'll admit it.
I'm in love with him.
And I'm in love with my new life.
Aku tidak akan menukarkan apapun untuk kehidupan yang aku miliki saat ini. Walaupun aku harus bertemu dengan beberapa lifeless body dan bau hanyir darah manusia.
I never wanted to go back.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Psychopath Life 2
HororSetelah ditinggalkan oleh Rose, makin hari emosi Julia terus meningkat. Tetapi sayangnya, Julia dikirimkan ke rumah sakit jiwa. Beberapa tahun setelah ia diperkirakan sudah boleh keluar, Ia dimasukkan kembali ke SMP. Ia sebenarnya tetap sama seperti...