Chapter 4

2 0 0
                                    

Sebulan sudah, tidak ada kabar dari Keenan. Aku sibuk dengan kegiatan sekolah. Arshaka semakin menempel denganku, Sartika tetap sama seperti biasa. Liburan sekolah kali ini aku memutuskan untuk pulang, mengunjungi ayah dan juga ibu.

Aku lupa memberitau bahwa aku merantau ke salah satu ibu kota yg ada di indonesia bagian timur sejak SMA. Entah kenapa aku mengikuti jejak Kana dan keluarganya, menetap dan hidup di kampung orang.

Dua minggu berlalu begitu saja, liburan kali ini rasanya terlalu singkat. Hari semakin sore, aku sudah kembali menemani Arshaka bermain, tiba-tiba Kana berceletuk...

"Gila!!! Keenan balikan sama Mawar, pake pelet apa tu cewek?" Sambil bertanya padaku
"Yaaa mana aku tau. Aku kan tidak kenal Mawar" Jawabku malas
"Oh iya juga. Lo nggak mungkin tau Mawar, kenal Keenan aja baru kemarin karena gue yang kenalin." Ucapnya congkak

"Ngapain sih ngurusin hidup orang?" Balasku bertanya
"Kalau masalah Keenan dan Mawar jadi masalah buat gue, cewek sialan itu nggak pantas dapetin Keenan" ucapnya malas
"Terserah lo aja deh Kana, gue mau ke teras belakang ketemu bude. Lo urus Arshaka sendiri, bye!!" Bangunku dari samping nya

Dalam perjalanan ke halaman belakang, aku kembali mengingat pernyataan Mawar. Kala itu Mawar berkata bahwa Keenan memang tidak bisa dipisahkan darinya dan dengan bodohnya aku tidak percaya. Kenapa aku malah sibuk memikirkan masalah Keenan.

Entah kenapa ucapan Kana masih terngiang di kepalaku, ini sudah di rumah dan aku hendak tidur. Tetapi yang terjadi adalah ingin memejamkan mata pun terasa berat.

"Keenan... Ternyata kamu memanfaatkan keberadaanku untuk kembali dengan Mawar." Ucapku seorang diri

Lagi.. dan lagi.. sepulang kerja aku ke rumah Bude. Seperti biasa aku datang melihat si gembul Arshaka. Satu hari tidak melihatnya, seperti ada yg kurang. Aku tertidur di sebelah Arshaka, kami bermain sepanjang siang.

Tiba-tiba aku terbangun karena suara tawa seseorang. Aku dengarkan suara itu dengan seksama, yaaa itu suara Keenan. Suara yang tanpa terasa sebulan ini aku rindukan. Suara yang tanpa melihat wajahnya pun aku tau siapa yang berbicara.

Aku bangkit dan melihat dari lantai 2, ada Keenan, Mawar, Kana, dan Sartika. Tidak ada bude, sepertinya beliau di taman belakang. Aku malas harus bertemu dengan mereka jadi ku putuskan untuk duduk di balkon kamar hingga lembayung senja tak lagi ada.

Kana masuk sambil bertanya "Kenapa lo nggak turun Vi?"
"Emangnya kenapa? Gue baru aja bangun. Terus ngelihat matahari kok adem banget, makanya duduk disini bentar. Ini mau turun karena sudah waktunya gue balik." Jawabku panjang kali lebar
"Oh.. nggak makan dulu? Di bawah ada Keenan sm mawar juga." Jawab Kana polos

"Enggak, gue udh dari siang disini, lampu rumah belum gue nyalakan. Gelap gulita rumah gue. Kalau masalah makan, lo nggak usah pusing lah, gue bukan Sartika yang nggak bisa masak dan anti dapur." Tawaku mengejek istri Kana
"Sialan lo, nggak pernah berubah. Masih aja pedes kalau ngomong. Hati-hatuli ya sayangnya Kana, terimakasih sudah selalu mampir dan menemani Arshaka bermain." Di ciumnya pipiku oleh Kana
"Byeee darling!" Ku berikan dia cium jauh

Sesampai di bawah aku langsung menuju dapur.

"Budeeee, Via pulang dulu ya" ku cium pipi kiri dan kanan bude lalu melangkah keluar dengan tergesa-gesa.
"Ma, sepertinya tadi aku mendengar suara Via. Tapi kemana orangnya?" Tanya Sartika

Kebetulan saat itu Keenan keluar dari ruang sholat, dia menengok ke arah kiri dan kanan, mencari keberadaan Via.

Tak disangka di ruang tamu ada Mawar, tapi yang terjadi adalah Via melangkah keluar dengan tatapan lurus ke depan. Tidak ada niat untuk bertegur sapa dengan Keenan atau Mawar. Via menyalakan mobilnya lalu melaju membelah malam temaram jalanan ibu kota.

Beribu pertanyaan muncul di kepala Keenan "ada apa dengan Via? Kenapa dia seperti menghindar?".

"Hei curut, ngapain bengong di dapur?" Tanya Kana pada Keenan
"Lo kenapa nggak bilang kalau ada Via?" Balas Keenan pada Kana
"Lah, emang penting? Via baru aja balik, buru2 bgt do'i soalnya dia disini dari siang hari." Jawab Keenan seperlunya
"Dari siang? Serius lo? Dari gue dan Mawar datang dong?" Tanya Keenan kemudian
"Ya iyaaaalah curut!!!!" Balas Kana kesal

"Kenapa dia nggak sapa gue?" Tanya Keenan
"Lo siapanya? Penting bgt? Sorry ya sepupu gue anti sama cowok kayak lo. Nggak usah dekat2 Via ya, cewek baik2 itu, pacaran aja engga. Eh pernah sih..sekali tapi di selingkuhin.. modelan elo jgn dekat-dekat, sama mantan aja balikan mulu." Dipukulnya pundak Keenan sambil menariknya ke ruang makan.

Ucapan Kana malam itu terus berputar di kepala Keenan. Seperti menyakitkan, tapi benar... Keenan juga bingung kenapa selalu kembali dengan Mawar. Sebuah teka-teki yang sampai detik ini belum bisa ia pecahkan. Keenan tidak menyadari bahwa dia sudah membuat hati seseorang sakit. Ada sesuatu yang menghangat di hati nya kala mengingat Via.

Terimakasih telah membaca, jangan lupa vote dan comment-nya! 😊

Love, Tania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Way We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang