4. Duke Benjamin

3.6K 660 129
                                    

.

Jake tahu Jake Edellyn memang tidak di anggap di kalangan keluarga kerajaan, namun hari ini dia merasa sangat marah ketika Raja bilang akan memindahkannya ke pavilium paling belakang supaya tidak membuat masalah selama acara pesta pertunangan pangeran mahkota, ini saja kakinya sudah mau patah berjalan cukup jauh sekarang akan dipindah lagi.

Sekarang mereka berhadapan dengan keluarga kerajaan yang lain untuk mengatakan hal pahit itu pada pangeran buangan ini, Jake menatap nanar sang Raja.

"Raja daripada anda memindahkan saya ke pavilium mawar lebih baik anda copot saja gelar Lucius di belakang nama saya, biarkan saya pergi mengembara saya akan pergi sejauh mungkin supaya anda tidak pernah melihat wajah hina saya ini." Di dalam novel Jake Edellyn memanggil Raja ayah maka Jake Shim tidak karena ya memang orang ini bukan ayahnya.

Jake berkata datar, namun di hati berdoa supaya hal itu terjadi. Jake tidak mau mati dua kali bertemu dengan pawang-pawang Sooha yang berkuasa, mana dia musuh dari segala sisi mati dua kali lah Jake nanti.

Lebih baik pergi jauh menghindari tokoh novel dan mempermudah Sooha dan Benjamin menyatu dalam cinta, Jake akan membuat jalan cinta mereka tidak banyak cobaan.

Semua orang diam mendengarnya tidak biasanya Jake Edellyn bicara putus asa seperti itu.

"Anda tidak perlu bersusah payah menyingkirkan saya Raja, saya akan pergi lebih dulu jika anda tidak berkenan akan kehadiran saya di dunia anda, saya meminta maaf atas kelahiran saya kalau tahu begini saya pun enggan untuk lahir ke dunia daripada menyusahkan banyak orang."

'Ini kalo bu Yunjin liat akting gue bisa di ajak main teater nih gue, keren abizz... slebeww! Jake nih boss dorong dulu dong! Tapi bahasa gue formal kece abizzz... gue yakin bu wendy terpesona dengernya... ahahahaaa' memang apa yang di harapkan dari Jake Shim? Mana pernah pemuda ini serius?

Jake menunduk untuk menyembunyikan senyuman tengilnya, bahunya bergetar menahan tawa yang akan pecah kapan saja, namun orang-orang melihat dia seperti menahan tangisan yang akan tumpah.

"Jake Edellyn kau?" Raja merasa iba melihatnya.

Supaya lebih menyakinkan Jake berbalik badan sambil terus menunduk dalam kemudian berlari keluar ruangan bak drama yang sering di tonton sang ibu, Jake berlari sembari menutupi matanya dengan pergelangan tangan.

"Buset gak ada yang ngejar gitu?" Jake berjalan santai menelusuri lorong kerajaan seperti tak terjadi apa-apa.


Sedangkan di dalam ruangan hening membisu bahkan Raja pun tidak bersuara sama sekali setelah kepergian Jake penuh tangisan pilu mereka terdiam lalu sang Ratu memulai percakapan.

"Raja kalau Jake Edellyn mau begitu berikan saja, kita tidak perlu bersusah payah menjatuhkannya." Namun Raja diam, ayah akan tetap menjadi ayah bagaimana pun bentuk, mau bagaimana jahatnya ikatan darah tidak akan bisa dibohongi.

"Kita bicarakan lain waktu, kalian boleh pergi."



.

"Hari ini anda akan makan bersama Duke Benjamin serta Raja, pangeran." Shion berkata pelan pada Jake yang sibuk menulis entah apa.

Jake menggelengkan kepalanya pada Shion.

Namun Shion menarik pelan Jake ke kamar mandi yang sudah di siapkan dengan berbagai macam wewangian dan membantu Jake melepaskan bajunya.

Shion mempersiapkan Jake begitu cantik sampai pemilik badan bingung sendiri ini dia mau kondangan atau bagaimana? Tapi di kala kebingungannya pengawal mengatakan kalau Duke Benjamin menuju ke pavilium mereka untuk menjemputnya. Jake menggeleng menatap Shion.

"Bro lo mau gue mati sekarang ato gimana? Lo ikut lah," pertemuan ini sedikit pribadi kata Raja jadi Shion hanya bisa mengantarkan Jake sampai ruang makan.






TOK! TOK! TOK!



Suara gedoran begitu kencang mengagetkan keduanya yang membuat Jake mengumpat keras.

"Eh anjing sabar dong!! Gue gibeng juga lo!!"


"JAKE EDELLYN!! BERANINYA KAU!!" Jake malah tergelak kencang ketika tahu siapa yang dia umpati, ternyata Duke Benjamin.

Shion yang ketar-ketir karena ulah Jake, Duke Benjamin orang yang tegas dan arogan dia yakin setelah ini Jake akan dijatuhi hukuman.

"Pangeran nanti kita di asingkan oleh Duke Benjamin... "

"Alah bodo amat! Tungguin gue ya anying!!"




Pintu terbuka menampilkan seorang pria tampan memakai jubah biru tua sepekat malam, auranya menakutkan dengan manik mata warna senada menatap Jake datar, tapi pria itu tidak sendirian melainkan bersama seorang gadis cantik disampingnya. Jake simpulkan itu Sooha, bukannya marah pria cantik itu malah mengedipkan matanya pada Duke Benjamin.

"Hai tampan, aku udah cantik belom? Anjay slayy~" Jake tertawa sendiri.

"Maaf pangeran anda tidak sopan." Suara Sooha begitu lemah lembut seakan barang yang mudah rapuh.

"Oh? Maaf ya saya tidak sopan," ucap Jake tengil.

Duke Benjamin menggeram marah kalau saja bukan Shion yang bersujud mungkin Jake akan kena tampar pria itu.

"Ganteng doang tapi ringan tangan."




.


Lama nih nganggur booknya, sorry















I'm Not Villains [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang